Cerita Kehidupan Cewek-Cewek yang Bersekolah di SMA Khusus Putri

Sekolah adalah masa dimana kita bisa melakukan hampir apa saja. Tidak cuma disibukkan dengan belajar, kita juga bakal seru-seruan bareng sahabat di kelas, ngerasain sibuknya ngatur acara pensi, sampai pacaran sama anak kelas sebelah. Nah, jadi gimana ya rasanya menghabiskan masa-masa ini di sekolah yang khusus putri atau putra? Apa bedanya dengan sekolahan “biasa”?

Beberapa teman alumni SMA Stella Duce 1 dan 2 Yogyakarta bersedia membagikan pengalaman mereka untuk kamu semua. Tentunya, pengalaman mereka dikemas dengan gaya Hipwee. Penasaran ‘kan? Langsung aja yuk!

1. Karena terbiasa dengan sekolah “campur” sejak kecil, kamu merasa canggung saat pertama kali mengikuti MOS di sekolah barumu.

Skirt. Skirt everywhere.

Skirt. Skirt everywhere. via sma-stero.tarakanita.or.id

“Jadi, aku mesti bertahan dengan pemandangan gersang ini sampai tiga tahun ke depan?”

“Aduuhh… harus puasa ngeliat cowok ganteng untuk sementara. Huuft.”

Meski sudah tahu bahwa kamu bakal menuntut ilmu di sekolah homogen, duniamu tiba-tiba terasa kurang lengkap ketika ngeliat siswa di sekolahmu pake rok semua.

2. Khusus buat siswa yang berasal dari luar kota, kamu mesti siap hidup mandiri sejak dini.

Karena sekolah khusus putri biasanya menyediakan asrama, banyak muridnya yang berasal dari luar kota. Ini berlaku nggak cuma di sekolah Katolik, tapi juga di pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh negeri.

Ada beberapa sekolah yang mewajibkan muridnya tinggal di asrama. Tapi, ada juga yang nggak. Kalau sekolahmu termasuk yang kedua, kamu harus berpikir: tinggal di asrama yang aturannya ketat tapi rame dan terjamin fasilitasnya, atau ngekost, yang sedikit lebih bebas tapi mesti “sebatang kara”? Pilihan ada di tangan kamu orang tuamu. Kamu yang memilih ngekost –atau terpaksa, karena gak dapet kuota di asrama– mesti rela meluangkan waktu untuk mencari tempat kost beserta isinya.

3. Saat pertama masuk sekolah, sebagian dari kamu mengalami gegar budaya

Adaptasi dengan budaya baru

Adaptasi dengan budaya baru via sma-stece.tarakanita.or.id

Gak seperti masa SMP yang siswanya heterogen tapi berasal dari daerah yang sama, sekolahmu yang sekarang memiliki siswa yang putri semua tapi berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Tentulah masing-masing dari kalian punya karakter dan kebiasaan berbeda-beda. Biar bisa merangkul semua teman barumu, kamu mesti pandai-pandai beradaptasi.

4. Karena teman-teman yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, logat bicaramu jadi ikutan berubah.

Logatmu jadi campur-campur

Logatmu jadi campur-campur via www.hipwee.com

“Hei, Bodok! Ko sudah ngerjakan pe-er kah belum?”

“Durung, aku yo arep nyonto Angel ae.”

Perbedaan karakter dan latar belakang menciptakan akulturasi budaya yang unik di sekolahmu, yang gak dimiliki sekolah-sekolah lainnya. Logat Jawa campur Sunda, Jakarta, Kalimantan, serta Papua. Kosakatamu jadi penuh warna.

5. Telingamu pun mesti beradaptasi dengan suara cempreng teman-temanmu.

Terbiasa dengan suara cempreng teman-temanmu.

Terbiasa dengan suara cempreng teman-temanmu. via a-pinkdiamond.blogspot.com

Gak cuma cara bicara, pelan-pelan telingamu pun beradaptasi dengan gaya bicara anak-anak sekolahmu, yang kadang volumenya mengalahkan toa mesjid. Belum lagi, usia yang masih muda bikin kamu dan teman-temanmu jadi sensitif dan nyolot. Kayak kata Presiden Jokowi, “Pokoknya kita bikin rame sudah!” (Pake logat Papua).

6. Kamu juga wajib manggil “Kak” tiap kali menyapa kakak kelas.

Wajib nyapa setiap ketemu

Wajib nyapa setiap ketemu via ruthsuryaws.blogspot.com

Ya, bukan “Mbak,” apalagi “Tante.” Panggilan “Kak” ini sebenarnya kultur asrama yang ditularkan ke sebagian besar siswa yang ada di sekolahmu. Maksudnya sih biar adik kelas hormat sama kakak kelasnya.

7. Tapi meski udah hormat sekalipun, kamu kadang tetap aja diusilin kakak kelas. Duh!

Kadang kamu dijahilin kakak kelas

Kadang kamu dijahilin kakak kelas via lishartantosteceone.wordpress.com

Ya, atmosfer senioritas masih lumayan kental di sekolahmu. Kamu mesti rela disuruh yang aneh-aneh sama kakak kelas. Misalnya, kamu disuruh bikin surat cinta — tapi berhubung kamu dan kakak kelasmu sama-sama cewek, surat cinta itu harus kamu tujukan ke bapak guru. Gak papa kok, Dek, yang ikhlas ya. Hehehe.

8. Satu-satunya obat cuci mata buatmu adalah guru muda yang ganteng.

Pas ngeliat guru muda yang ganteng

Pas ngeliat guru muda yang ganteng via www.wattpad.com

Ke mana lagi mesti mencari pemandangan sedap di dalam sekolah kalo bukan sama guru muda yang ganteng? Menjadi guru muda yang ganteng di sekolah khusus cewek memang punya tantangannya sendiri, mulai dari digodain, dirumpiin, dibikinin fans club, bahkan sampai dideketin dan dimodusin siswi-siswinya.

Meskipun saking jarangnya cowok di sekolah khusus putri, hampir setiap guru muda cowok yang kerja disana bakal dibilang ganteng atau cool, sih.

9. Pemandangan lain: mahasiswa fakultas pendidikan yang lagi PPL.

"Godain, ah!"

“Godain, ah!” via www.reactiongifs.us

Hal yang sama juga berlaku pada mahasiswa-mahasiswa (kurang) beruntung yang mendapat jatah PPL alias Program Pengalaman Lapangan di sekolahmu. Sebagai calon guru yang masih canggung, mereka adalah incaran empuk kalian buat dikerjain dan dikecengin. Dan hal yang paling membanggakan buatmu adalah ketika kamu berhasil memenangkan hati guru-guru PPL ganteng, menyisihkan teman-temanmu yang sama tertariknya.

10. Meski nggodain itu seru, malas juga kalo ada guru yang ganjen ke kamu.

"Iyuuuwwh."

“Iyuuuwwh.” via replygif.net

Karena seorang guru itu gak boleh ganjen. Yang boleh ganjen itu cuma kamu. Hehehe.

11. Ah, guru dan mahasiswa itu gak bisa sembarangan dikecengin. Makanya, kamu gak menyia-nyiakan kesempatan buat tebar pesona ke luar sekolah.

Mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler seperti basket, cheerleader, orkestra, maupun komunitas di luar sekolah itu penting buatmu. Sebab, kamu berkesempatan buat unjuk kemampuan di luar sekolah lewat lomba-lomba. Atau, sekadar jadi suporter tim pun gak kalah serunya. Pokoknya, tampil semaksimal mungkin dan gak lupa ngecengin cowok-cowok ganteng dari SMA lain.

12. Kamu juga antusias banget saat bikin acara di sekolahmu dan mengundang anak-anak sekolah lain.

asda

Antusias bikin acara via extrastece.wordpress.com

Sekali waktu kamu juga pengen jadi tuan rumah. Setelah merengek ke Suster Kepala Sekolah mengajukan proposal acara dan disetujui, kalian pun berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan sisi terbaik almamater kalian kepada anak-anak sekolah lain. Pokoknya jangan sampai malu-maluin.

13. Yang bikin kamu bangga, ternyata almamatermu cukup terkenal di luar sekolah.

Nongkrong pake seragam

Nongkrong pake seragam via snowlife-elisa.blogspot.com

Sekolah khusus putri seringkali punya seragam yang unik, entah itu rok kotak-kotak atau jilbab dengan lambang SMA kalian. Nah, seragam yang unik ini seringkali jadi perhatian ketika kamu main ke luar. Gara-gara itu, kamu sering disapa atau kadang digodain cowok-cowok dari SMA lain.

14. Gak cuma itu, siswi-siswinya juga sangat kompak.

Kompak banget

Kompak banget via hppychintya.blogspot.com

Dengan sekolah yang isinya cewek semua, kekompakan kalian di luar sekolah justru lebih terasa dibandingkan sekolah reguler. Siapa lagi yang bikin lapangan bergetar dengan sejumlah massa berpakaian seragam saat mendukung tim basketnya bertanding di lapangan, atau saat tim dance dan cheerleader-nya tampil di perlombaan? Meski sekolah kalian sedikit dibumbui senioritas, tapi kebersamaan antara senior dan juniornya tetap solid tuh!

15. Absennya siswa cowok di sekolahmu bikin kamu menjadi pribadi yang lebih ekspresif.

Kamu jadi lebih ekspresif

Kamu jadi lebih ekspresif via emmyisprincesbluee.blogspot.com

Kamu yang dulu jaim buat ngapa-ngapain di sekolah, kini gak malu-malu lagi buat ikutan kegiatan ini-itu di sekolah. Mulai dari OSIS, panitia pensi, ekstrakurikuler, sampai lomba-lomba. Pokoknya, kamu jadi cewek yang apa adanya, tapi juga lebih berani dari sebelumnya. Termasuk posisi duduk yang juga jadi seenaknya. Hehehe.

16. Sekolah khusus putri juga memupukmu untuk jadi pribadi yang mandiri.

Jadi pribadi yang mandiri

Jadi pribadi yang mandiri via twitter.com

Mulai dari angkut-angkut perlengkapan, memanjat tiang buat pasang spanduk, bikin dekor buat acara sekolah, sampai jadi panitia pelaksana; semua itu kamu lakukan tanpa sosok siswa cowok untuk membantumu. Ternyata, cewek juga mampu kok melakukan banyak hal sendirian!

17. Terlebih lagi, kamu membuktikan bahwa cewek-cewek juga bisa berprestasi.

Kamu juga breprestasi

Kamu juga breprestasi via indonesiaproud.wordpress.com

Ya, baik di bidang akademik maupun nonakademik, kamu membuktikan bahwa kalian ternyata gak kalah prestasinya dibanding sekolah-sekolah unggulan lainnya. Bangga!

18. Pokoknya, kamu bangga telah menjadi bagian dari keunikan sekolahmu!

Kamu bangga sama sekolahmu

Kamu bangga sama sekolahmu via umoment.blogspot.com

Kalian adalah bukti nyata bahwa sekolah swasta yang isinya cewek semua itu bukan sekolah anak buangan, tapi sebaliknya. Terlepas dari awalnya kamu bersekolah di sini karena keinginan sendiri atau orang tua, kamu bersyukur karena telah menjadi bagian dari sekolahmu!

Kalo bisa mengulang kembali keceriaan masa SMA di sekolahmu, kamu pasti gak berpikir dua kali buat mengiyakan. Nah, apa kamu punya pengalaman menyebalkan dan menggembirakan lainnya di sekolah? Langsung aja deh bagiin sama pembaca lainnya di kolom komentar!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengagum senja dan penggubah lamunan menjadi kata. Doyan makan pisang goreng di sela-sela waktunya.