Dare to Speak, Dare to Act, Step Into a New Chapter

UMN Radioactive 2021 mengadakan webinar berjudul Dare to Speak, Dare to Act, Step Into a New Chapter pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Dalam webinar kali ini, UMN Radioactive 2021 mengajak peserta untuk berani speak up dan berani bersikap mengungkapkan kegelisahan yang dialaminya, serta percaya diri dan produktif dalam menjalani segala hal.

Webinar Dare to Speak, Dare to Act, Step Into a New Chapter dipandu oleh Nadya Haryanto selaku Master of Ceremony (MC) dan dimeriahkan oleh Bella Arswendita dan Richardson Chanlie yang akrab disapa Koko Merah. Dalam webinar kali ini, Bella Arswendita berbagi kisah tentang pengalamannya berjuang melawan penyakitnya di usia 17 tahun. Dalam perjuangannya, Bella tidak berhenti pada kondisi yang ada dan cenderung untuk mengintrospeksi diri, serta melakukan berbagai cara untuk memulihkan keadaannya.

Dengan kondisi yang dialaminya, Bella Arswendita sempat berada di kondisi terpuruknya. Namun, hal tersebut tidak menghalangi langkahnya untuk kembali pada kehidupannya sebelum didiagnosa kanker. “Aku mulai bangun layaknya menyusun anak tangga untuk sampai ke atas. Mulai dari step pertama, seperti membenahi penampilan. Kemudian, susun ketertinggalan kuliah dan organisasi sampai aku benar-benar merasa udah ready dan merasa lebih baik,” ujar Bella.

Sebelum menutup sesi, Bella menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia UMN Radioactive 2021 dan harapannya agar cerita pengalamannya dapat membuat peserta terus melangkah ke depan dan tetap bermimpi setinggi-tingginya.

Selain Bella Arswendita, Koko Merah juga ikut berbagi pengalaman tentang pengembangan diri dari perjalanan Koko Merah. Richardson Chanlie atau akrab disapa Koko Merah mengalami Harlequin Ichthyosis, kelainan genetik yang menyebabkan kulit menjadi kering, pecah, dan bersisik tebal di seluruh tubuh. Koko Merah mengungkapkan bahwa hal ini pertama kali diketahui oleh ayahnya dan baru diketahui ibunya pada hari ketiga setelah ia lahir.

Kondisi yang dialaminya membuat Koko Merah sempat mengalami bullying dan dijauhi oleh orang-orang. Namun, ia tidak menanggapi tindakan tersebut dari orang sekitar menjadi sesuatu yang menyakiti. Koko Merah memiliki satu statement yang menjadi motivasi untuk dirinya hingga hari ini, “Gua hanya seneng ketika gua ditolak di luar, tapi gua bisa nunjukin apa yang bisa gua share ke kalian semua.”

Koko Merah juga menceritakan pengalamannya dalam membuat konten yang berawal dari munculnya banyak pertanyaan tentang kondisinya dengan kulit merah. Oleh karena itu, Koko Merah merasa bahwa hal tersebut sangat cocok untuk dijadikan sebagai suatu konten edukasi karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan kondisi tersebut. Koko Merah juga menyampaikan bahwa awalnya ia tidak suka dipanggil merah. Namun, kini merah menjadi kebanggan bagi Koko Merah. Baginya, ia senang dapat mem-branding-kan nama Koko Merah karena hal itu yang menjadikan dirinya sebagai Koko Merah yang kita kenal hari ini.

“Bertindaklah seperti biasa kalau bertemu dengan orang yang memiliki kelainan. Jangan bertindak seperti kasihan atau bahkan lari,” ungkap Koko Merah. Sejatinya, orang dengan kelainan adalah sama halnya dengan kita semua sehingga tidak perlu mendapatkan perlakuan beda yang harus dijauhi, melainkan harus dirangkul untuk berdampingan bersama. Webinar Radioactive 2021 diakhiri dengan sesi foto bersama 130 peserta yang berasal dari internal dan eksternal Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini