Terra Madre Salone del Gusto 2022 Digelar di Turin, Perwakilan dari Indonesia Turut Meramaikan

Terra Madre Salone del Gusto edisi ke-14 ini diadakan dari tanggal 22 hingga 26 September 2022 di Parco Dora, Turin. Tema acara adalah RegenerAction, sebuah rangkaian perkataan untuk mengambil tindakan dalam meregenerasi sistem pangan kita. Pertemuan ini dihadiri lebih dari 3.000 perwakilan jaringan Slow Food dari 130 negara berkumpul untuk berbagi pengalaman mereka dan menghasilkan solusi untuk nanti akan dibawa pulang ke komunitasnya di berbagai penjuru dunia. Berkumpul dari beragam aktivis, ratusan petani, juru masak, petani, produser makanan.

Advertisement

Selain itu juga diperkenalkan kepemimpinan baru oleh presiden Slow Food International yang diketuai oleh Edward Mukiibi dari Uganda. Kepimpinan baru ini mencerminkan lintas region, usia, dan gender yang terwakili oleh Marta Messa (Italy), Richard McCarthy (USA), Dali Nolasco Cruz (Mexico), Jorrik Kiewik (Belanda), Megumi Watanabe (Jepang), Nina Wolff (Jerman) dan Fransisco Sotille (Belanda).

Gerakan dengan pemimpin terbaru yang berasal dari berbagai belahan benua memiliki tiga pilar pergerakan yaitu:

  1. Keberagaman
  2. Pendidikan
  3. Advokasi
Advertisement

Event ini mengharapkan setiap orang yang berada di wilayah di seluruh penjuru dunia mampu memproduksi makanan lokal yang baik (good), bersih (clean), dan adil (fair) menuju ketahanan sumber pangan di keanekaragaman hayati. Situasi perubahan iklim maupun berbagai krisis hubungan antara negara yang memicu krisis sosial ekonomi merupakan isu penting dalam jaringan akar rumput Slow Food terbesar di dunia dalam mendedikasikan gerakan untuk politik pangan dan pangan berkelanjutan, menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi jembatan menuju perdamaian, menunjukkan bagaimana melalui inklusi dan dialog kita dapat memupuk masa depan yang lebih baik bersama-sama.

dok. pribadi/Amaliah

Indonesia diwakili oleh enam (6) orang yang berasal dari berbagai lini keberagaman antara lain:

Advertisement
  1. Imanul Huda, Direktur PRCF Indonesia yang menjalankan inspirasi pendampingan kehidupan masyarakat pengelola hutan di Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
  2. Ellias Yesaya, seniman masyarakat asli Suku Dayak Lundayeh Kalimantan Utara
  3. Dahrius, aparat pemerintah desa dari suku Dayak Lundayeh Kalimantan Utara
  4. Lafu Unaisis, petani sorghum yang berasal dari Kupang NTT
  5. Hardiyanti, penulis dan peneliti muda tentang padi di masyarakat asli Dayak Kalimantan terkait dalam ritual kehidupan sehari – hari
  6. Amaliah, Pendidikan pangan dan penggerak masyarakat desa. Koordinator Presidia dan komunitas pisang di Samiran Bantul Provinsi DI Yogyakarta

Keberagaman delegasi Indonesia diharapkan menggambarkan perwakilan dari semua lini masyarakat yang nantinya menebar isu global bersama dengan menguatkan isu akar rumput untuk kemandirian pangan setiap area.

dok. pribadi/Amaliah

Sistem pangan Slow Food terbaik yang diharapkan ke depannya pada:

  1. Makan (Eat), diharapkan mengikuti musim yang hanya memerlukan sedikit sentuhan dari lahan sampai meja makan termasuk memiliki dampak kecil pada lingkungan. Selain lebih sehat, memiliki rasa lebih lezat. Makan juga harus beragam sehingga memberikan kesempatan mencicipi varietas yang berbeda, sehingga mendukung ketahanan sistem pangan pada petani skala kecil yang melanjutkan menanam makanan yang terancam punah.
    Selain itu juga harus makan lebih sedikit daging dan turunan hewani yang memastikan bahwa daging berasal dari produksi berkelanjutan yang menghormati kesejahteraan hewan. Makan lebih banyak kacang sebagai sumber protein nabati dan makronutrien yang kaya antikoksidan, serat kompleks, rendah kolesterol. Kacang merupakan produk pangan yang dapat di simpan lama, bagus untuk lingkungan karena memperkaya tanah, minim keperluan air dibandingkan usaha peternakan dan minim emisi dampak lingkungan.
    Makanan bersumber dari kebun pangan sendiri. Sehingga akan mudah mengakses pangan yang bernutrisi, makan segar dalam meningkatkan keperdulian pada pola pangan sehat.
  2. Memahami (Learn), pada microbiota pencernaan karena akan mempengaruhi pada sistem kesehatan tubuh. Memahami keadilan pada pangan yang dikonsumsi. Memahami untuk meminimalkan pangan terbuang.
  3. Beraksi, dalam berbagai kampanye menyuarakan kepada pemerintah. Beraksi untuk pangan sekolah yang lebih baik. Karena lewat sekolah memberikan kebiasaan makan yang benar, Beraksi memberikan pengaruh pada pasar dan pengambil keputusan. Hal ini penting dalam menghentikan pnjualan produk yang tidak diketahui asal usulnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE