6 Tantangan Tim Gabungan Saat Mengevakuasi Pesawat Lion Air JT-610, dari Lumpur Sampai Kondisi Cuaca

Tantangan evakuasi pesawat Lion Air JT-610

Proses evakuasi pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Perairan Karawang masih terus berjalan hingga sekarang. Proses ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, sukarelawan, dan para nelayan di sekitar lokasi dengan memantau kondisi di permukaan, udara, dan bawah laut. Sejauh ini, tim sudah berhasil menemukan beberapa serpihan badan pesawat dan sebagian barang-barang korban, yang kemudian jadi petunjuk penting untuk proses selanjutnya.

Advertisement

Tapi meski telah mengerahkan kurang lebih 350 personel, proses evakuasi yang sudah memasuki hari ketiga ini tetap menemui berbagai kendala. Dari 189 orang penumpang, sebagaimana dilansir dari Kompas , mereka kini bisa mengumpulkan 48 kantong jenazah. Namun hingga saat ini belum ada korban yang bisa teridentifikasi. Badan utama pesawat, di mana korban diperkirakan banyak terperangkap, juga belum ditemukan. Kira-kira apa ya yang jadi tantangan terberatnya? Kali ini Hipwee News & Feature merangkum setidaknya 6 kondisi yang jadi tantangan tim gabungan saat mengevakuasi pesawat Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Simak bersama, yuk!

1. Di hari kedua, cuaca sempat memburuk. Hujan dan langit yang gelap itu membuat jarak pandang di sekitar lokasi pencarian jadi terbatas

Cuaca mendung sempat jadi kendala via metro.tempo.co

Selasa (30/10) subuh, hujan deras sempat turun di area lokasi pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Meskipun saat matahari mulai nampak hujan sudah reda, tapi tidak serta merta membuat langit di sana menjadi cerah. Cuaca mendung ini mengganggu jarak pandang tim dalam mendeteksi korban dari permukaan laut. Minimnya cahaya juga berpengaruh pada proses penyelaman tim selam di dalam laut. Hal itu disampaikan langsung oleh Koordinator Humas Basarnas Bandung, Joshua, seperti dikutip dari CNN .

2. Lain lagi yang dialami para penyelam. Katanya lumpur di dasar laut naik ke permukaan sehingga mengganggu penglihatan mereka

Lumpur yang naik ke permukaan bikin laut jadi keruh via tirto.id

Selain kendala cuaca, tim penyelam juga terganggu pandangannya lantaran lumpur dari dasar laut naik ke permukaan. Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, akibat lumpur ini jarak pandang penyelam jadi semakin pendek, mungkin yang tadinya penyelam bisa mendeteksi dari jarak belasan atau puluhan meter, jadi cuma kurang dari 10 meter aja.

Advertisement

3. Belum lagi bahan bakar pesawat yang juga ‘menodai’ perairan. Bahan bakar yang bercampur dengan lumpur turut memperpendek jarak pandang para penyelam

Bahan bakar pesawat menodai perairan via apakabarnews.com

Dilansir dari tayangan Breaking News TVOne Rabu (31/10), bahan bakar pesawat yang tercecer di perairan juga ternyata memengaruhi tingkat kesulitan proses evakuasi. Terlebih saat sudah bercampur dengan lumpur juga. Keruhnya kondisi perairan membuat jarak pandang normal penyelam jadi cuma 5 meter saja. Padahal kedalaman perairan mencapai 35 meter.

4. Arus di perairan Karawang ini bisa dibilang cukup deras. Arus yang deras juga menyulitkan proses evakuasi, karena bisa mendorong serpihan atau barang dari pesawat hanyut makin jauh

Arus perairan terbilang deras via tirto.id

Belum lagi menurut Humas Basarnas Yusuf Latif, dilansir Detik , arus di bawah laut Karawang ini terbilang cukup deras. Selain mungkin membuat posisi penyelam di dasar laut jadi kurang stabil, arus deras juga otomatis mendorong serpihan atau barang-barang yang mungkin mengapung atau tenggelam di laut jadi hanyut ke lokasi lain yang semakin jauh.

5. Derasnya arus seolah makin didukung dengan hembusan angin yang tidak menentu, serpihan-serpihan tadi jadi menjauh

Belum lagi hembusan angin juga cukup menghambat via www.alinea.id

Angin yang berhembus di sekitaran lokasi pencarian juga terbilang kencang. Kalau dikombinasikan dengan derasnya arus tadi, rasanya masuk akal kalau proses evakuasi jadi makin sulit karena tim gabungan harus melawan kondisi alam yang tidak menentu.

Advertisement

6. Kekhawatiran juga muncul dari potongan-potongan badan pesawat yang ada di dalam air, karena bisa membahayakan tim penyelam

Potongan badan pesawat di perairan via www.bbc.com

Yusuf menambahkan, potongan atau sobekan badan pesawat baik yang mengapung atau berada di bawah laut dikhawatirkan juga bisa melukai penyelam. Mungkin karena tajam dan berat, apalagi ditambah arus perairan yang deras. Bahaya juga ‘kan kalau sampai mereka dihantam potongan badan pesawat itu. Jadi wajar kalau itu jadi tantangan tersendiri bagi para penyelam.

Basarnas baru saja menetapkan kalau lama evakuasi tahap pertama ini akan berlangsung selama 7 hari. Kalau sudah berjalan 3 hari berarti sisa waktunya ada 4 hari lagi. Tapi jika dirasa kurang, pencarian bisa diperpanjang. Apalagi hari ini (31/10) ada titik cerah soal lokasi badan pesawat yang katanya sudah ditemukan. Semoga aja proses evakuasi berjalan dengan lancar dan memuaskan deh. Dan jangan lupa terus berdoa untuk semua korban, keluarga, dan tim yang bertugas ya guys!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE