Air Hujan itu Aman atau Nggak sih Diminum? Buat yang Penasaran, Kayaknya Harus Tahu deh 5 Fakta ini

Apakah air hujan itu aman diminum dan terkena kulit

Pergi ke ke luar rumah, berlarian bebas dan menari di bawah hujan mungkin adalah salah satu impian masa kecil kita yang membahagiakan. Ngaku deh, pasti banyak di antara kalian yang dulu pernah merengek-rengek pada orangtua agar diizinkan bermain di bawah air hujan ‘kan? Sayangnya seiring waktu dan beranjak dewasa, kamu mulai merasa takut dan khawatir kehujanan. Takut rambut dan baju basah, takut sakit dan sebagainya.

Advertisement

Kebanyakan orang dewasa mulai merasa air hujan itu nggak baik untuk kesehatan. Ada yang takut kena flu, ada juga yang takut gatal-gatal saat terpapar hujan. Tapi sebenarnya apakah hujan itu benar-benar berbahaya untuk kesehatan? Banyak juga yang penasaran, sebenarnya boleh nggak sih kita minum tetesan air hujan? Hipwee News & Feature akan sajikan paparannya secara lengkap untukmu di sini!

1. Meski sering ‘ditakuti’, faktanya air hujan sendiri sebenarnya tidak berbahaya. Lebih tergantung dari daerah mana hujan tersebut berasal

Hujan di atas gunung tentu beda dengan hujan di tengah perkotaan padat via www.dailymail.co.uk

Kalau ada yang beranggapan air hujan itu nggak baik kesehatan, sebenarnya sih nggak seberbahaya itu. Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi. Nah, dilansir dari Thoughtco , pada saat dia berakumulasi di atmosfer, air yang menguap membentuk awan tersebut akan mengangkut banyak kontaminasi dari udara. Itulah sebabnya kamu tidak disarankan untuk mengonsumsi air hujan dari daerah-daerah tertentu yang tingkat polusinya sangat tinggi dan berbahaya, misalnya minum atau mandi air hujan dari daerah rawan radioaktif seperti Chernobyl atau Fukushima. Jadi yang bahaya itu adalah apa yang terangkut di dalam airnya, bukan airnya ya!

2. Baik atau tidaknya air hujan untuk kulit atau diminum tergantung dari daerahnya, pasalnya zat bawaan dalam air sangat ditentukan oleh kondisi setempat

Air hujan dari tempat yang sangat bersih dan bebas polusi aman dikonsumsi via www.boldsky.com

Banyak yang takut air hujan akan berdampak buruk pada kulitnya atau air hujan nggak bisa dikonsumsi sama sekali karena katanya ‘kotor’. Ya, faktanya kalau hujan tersebut terjadi di daerah yang berpolusi berat seperti misalnya di kota-kota besar yang banyak polusi asap, di daerah yang masih rawan radioaktif atau daerah-daerah industri yang memiliki banyak pabrik, tentu air tersebut amat berbahaya untuk dikonsumsi karena air hujan yang menguap ke atmosfer akan mengangkut banyak zat-zat beracun. Belum lagi saat dia jatuh, air tersebut akan terkontaminasi udara di sekitarnya.

Advertisement

Beda cerita kalau kamu mandi hujan atau minum air hujan yang mengguyur pegunungan Alpen Swiss yang udaranya masih bersih dan jernih, bebas dari polusi udara. Bisa jadi air tersebut malah akan memberikan dampak yang baik bagi kulitmu, karena air hujan adalah wujud air dalam bentuk paling murni (dengan catatan tidak mendapat kontaminasi polusi) dan tidak basa. Oh iya, air hujan berbeda dari air keran biasa karena air hujan tidak mengandung flouride, garam, dan beragam mineral. Air leding biasanya mengandung klorin (bagian dari pengolahan air leding) sedangkan air hujan tidak.

3. Banyak desas desus yang beredar seputar betapa berbahayanya hujan asam. Benarkah hujan asam semengerikan yang disajikan film atau cerita-cerita orang?

Hujan asam yang berbahanya hanya terjadi di daerah-daerah ekstrem via data.allenai.org

Mungkin banyak yang nggak tahu kalau semua hujan itu sebenarnya ‘asam’ secara alami dengan rat-rata pH sekitar 5,6 akibat reaksi yang terjadi antara air dan karbon dioksida. Faktanya, sebenarnya air minum yang biasa kita minum tidak benar-benar ber-pH netral kok karena mengandung mineral yang terlarut. Air hujan asam yang sesungguhnya patut diwaspadai dan sebaiknya tidak dikonsumsi adalah hujan asam yang terjadi di sekitar gunung berapi aktif. Selebihnya sih nggak terlalu ‘selebay’ yang kamu pikir, hehe.

4. Jika kamu tinggal di daerah yang tidak terpapar polusi berat, kamu sangat boleh kok mengonsumsi air hujan, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini sebagai catatan

Advertisement

Minum air hujan boleh, asal ikut aturan via www.thoughtco.com

Minum air hujan aman dikonsumsi, dengan memperhatikan sumber hujan tersebut. Kalau hujan tersebut terjadi di area yang tidak mengalami polusi berat atau terpapar radioaktif, air hujan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Faktanya, lebih dari separuh populasi dunia mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi sehari-hari.

Ada 2 cara yang bisa kamu lakukan agar air hujan bisa dikonsumsi dengan aman, yang pertama dengan memfilternya atau merebusnya. Filtrasi bisa membantu membuang zat kimia berbahaya, debu, serbuk sari bunga, jamur atau kontaminasi lain. Sedangkan merebus air hujan bisa membantu memusnahkan bakteri unsur patogen berbahaya.

5. Air hujan sebenarnya nggak cuma bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang kamu konsumsi, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai terapi yang murah meriah

Air hujan juga bisa jadi terapi anti stres yang murah meriah lho! via www.pexels.com

Tak cuma dikonsumsi secara fisik, tapi hujan juga memiliki nilai emosional atau emotional value yang bisa kamu manfaatkan lho. Merasakan titik-titik hujan di kulit dapat memberikan kebahagiaan dan orang yang bahagia dan bebas stres besar kemungkinan mendapatkan kulit yang sehat. Jadi kalau kamu suka berhujan-hujanan dan bagimu itu bisa mengurangi stres, abaikan saja ketakutan soal unsur kimia ini itu di hujan (selama nggak berada di daerah berpolusi berat ya). Eits, tapi ingat kalau mau hujan-hujanan pastikan badan sedang fit dan segeralah mandi air hangat setelahnya agar kamu nggak terserang flu ya!

Jadi, sekarang sudah tahu ‘kan kalau kamu nggak dilarang untuk mengonsumsi air hujan? Tapi dengan catatan caranya harus benar ya, menjulurkan lidah untuk minum hujan yang notabenenya adalah air mentah saat naik motor jelas nggak direkomendasikan, guys!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE