Dari Lahir Punya Akun Media Sosial, Ini 5 Fakta Soal Pro-Kontra Tren Akun Bayi yang Kian Populer

ibu-ibu milenial yang mengelola akun untuk anak bayi mereka

Tren kekinian emang kayaknya nggak ada habisnya buat dibahas. Apalagi kalau ngomongin soal media sosial. Meski umurnya baru beberapa dekade aja, keberadaan medsos sudah mengubah hampir semua aspek dalam kehidupan kita. Dari cara berkenalan sama orang baru, berjualan, sampai pacaran pun kini berpusat di media sosial. Saking melekatnya sama identitas kita, sekarang udah banyak juga yang menyertakan nama akun-akun medsosnya di kartu nama profesional dan CV.

Media sosial ternyata juga mengubah gaya hidup para orang tua millennial. Berbeda dengan masa sebelum-sebelumnya, orangtua zaman now kini lebih banyak berinteraksi lewat postingan medsos. Dari sekadar berbagi kabar perkembangan buah hatinya, hingga membagi-bagi tips parenting buat follower-nya. Namun ada satu tren yang sekarang makin populer yaitu membuat akun khusus buat bayi atau anak mereka. Bahkan banyak akun-akun tersebut dibuat langsung setelah bayi lahir dan dioperasikan oleh orangtuanya. Tentu saja tren itu mengundang pro-kontra. Dari yang oke-oke saja dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan millennial, sampai yang menolak karena dianggap tidak berfaedah atau bahkan berbahaya. Kalau menurut kalian gimana guys?! Yuk kulik bareng Hipwee News & Feature!

Kini diperkirakan 40% lebih orangtua millennial punya akun khusus buat bayi mereka. Alasannya pun bermacam-macam

Kehidupan ibu masa kini via www.videoblocks.com

Kalau diperhatikan, akun-akun Instagram atau Facebook mandiri yang dibuatkan khusus untuk bayi atau balita tahun demi tahun jumlahnya kian bertambah banyak. Kebanyakan orangtua, dalam hal ini para ibu millennial, yang memiliki rentang usia 18-34 sengaja mengunggah foto-foto aktivitas anak sebagai bagian dari dokumentasi. Banyak juga yang dengan sengaja menambahkan informasi yang bersifat edukatif agar unggahannya jadi lebih berfaedah buat para pengikut akun tersebut.

Dilansir dari today.com , berdasarkan pada hasil survei tahun 2014 saja ada 40% lebih ibu millennial yang membuatkan akun media sosial khusus untuk anaknya. Bisa dibayangkan dong jumlahnya di tahun 2018 berapa? Fenomena menarik ini tentu nggak muncul begitu saja dong.

Berawal dari mengunggah foto anak ke media sosial dengan tujuan biar foto-foto anak terdokumentasi, sekalian untuk berbagi ke orang terdekat seperti keluarga dan para sahabat

Selfie sama anak terus unggah ke media sosial biar bisa disimpan sampai tua (kalau Instagramnya bisa tahan selama itu) via evoke.ie

Para ibu mileninal yang mengunggah fotonya ke media sosial mengaku awalnya mengunggah foto-foto anak ke media sosial dengan alasan dokumentasi. Dengan memasukkannya ke media sosial, para ibu merasa tak perlu cemas lagi kalau sewaktu-waktu ponsel mereka rusak atau hilang. Selain untuk dokumentasi pribadi, pada ibu juga berharap foto-foto yang dibagikan juga bisa dilihat oleh sanak keluarga atau sahabat yang tinggal jauh dari keluarga mereka. Jadi ya sekalian gitu maksudnya.

Masih banyak ibu yang merasa belum terlalu perlu membuatkan akun pribadi anak, namun ada juga lho yang kepikiran memisahkan akun pribadinya dan anak dengan alasan personal

Beda akun, biar Instagramnya nggak penuh gambar anak via www.mothermag.com

Tak hanya figur publik, kini banyak orangtua milennial yang memutuskan membuka dan mengunggah foto-foto anaknya di akun ‘pribadi’ sang anak, terpisah dari orangtua. Alasannya simpel, seperti dilansir dari today.com , para ibu tersebut ingin menjaga identitas personal yang tak mau dihilangkan sehingga kemudian memutuskan membuat akun mandiri anaknya, agar akun pribadi sang ibu tak dibanjiri foto-foto menggemaskan sang anak dan merasa akunnya ‘terbajak’. Jadi ibu bisa merasa lebih bebas jadi pribadi sendiri sebagai seorang pekerja, ibu atau istri di akunnya.

Berawal dari niat yang simpel tersebut, kemudian banyak ibu yang lantas tercetus untuk sekalian membagikan informasi parenting dan aktivitas anak yang lucu dan menggemaskan ke media sosial

Seru-seruan sama anak jangan lupa diabadikan juga via adage.com

Di Indonesia sendiri, fenomena momstagram alias ibu-ibu yang tenar di akun Instagram berkat mengunggah foto anak serta rajin berbagi informasi seputar parenting memang sedang subur-suburnya. Ada yang memanfaatkan akun khusus untuk anak, ada pula yang masih betah menggunakan akun pribadi mereka karena sibuk dan enggan membuka akun baru. Banyak yang mengaku awalnya hanya ingin mendokumentasikan tingkah polah lucu sang anak dari dalam bayi (bahkan kandungan) hingga balita namun pada akhirnya jadi populer dan ‘didesak’ para warganet untuk berbagi informasi seputar tips dan trik mengasuh anak. Bahkan nggak sedikit juga yang akhirnya dipercaya untuk menerima endorse atau menjadi duta suatu produk berkat jumlah pengikut yang membludak.

Meski kebanyakan ibu memang merasa tak keberatan mengunggah foto aktivitas anak di media sosial, ada juga ibu yang memilih untuk memberikan hak tersebut kepada anaknya setelah sudah paham kelak

Pro dan kontra posting anak di media sosial via www.crosswalk.com

Menjadi orangtua milenial zaman now memang punya tantangan tersendiri. Sebagai orangtua kekinian yang hidupnya sulit lepas dari gawai seperti ponsel pintar, keputusan mengunggah atau nggak foto anak di media sosial pun bisa jadi pro kontra yang tak habis dibahas. Seperti pengakuan salah seorang ibu milenial kepada Hipwee, Mami Eegan yang senang berbagi melalui akun Instagramnya pribadinya @marlisathen , mengaku tak merasa keberatan membagikan foto dan informasi seputar tumbuh kembang anaknya di Instagram dengan catatan apa yang dibagikan memberikan dampak positif dan ada hal-hal tertentu seperti foto anak tanpa baju, alamat rumah atau sekolah yang tak akan dibagikan ke media sosial dengan alasan keamanan privasi.

Jika ada yang pro, tentu ada yang kontra juga. Alasannya sih sederhana, yaitu ingin hak membagikan foto sang anak dipegang sepenuhnya oleh si anak sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Mama Lilo pemilik akun @mamamolilo kepada Hipwee. Mamamo atau Mbak Okke mengungkapkan bahwa dia memutuskan nggak mengunggah foto anak ke media sosial, apalagi foto utuh sang anak dengan alasan menghindarkan sang anak dari rasa malu pas ABG kelak, masalah keamanan dan masalah concern pribadi saja, yaitu yang berhak mempublikasi foto anak hanyalah si pemilik tubuh yang bersangkutan atau atas persetujuannya pribadi.

Hidup di era digital memang membuat para orangtua milenial sangat sulit untuk menghindari fenomena yang berkaitan dengan media sosial, termasuk yang berkaitan dengan pengasuhan sang anak. Persoalan boleh atau nggak anak muncul di media sosial orangtua atau miliknya sendiri, wajar atau nggak sepenuhnya jadi hak dan tanggungjawab para orangtua. Namun tentu sebaiknya yang diunggah adalah hal yang edukatif dan berfaedah ya, dan pastinya informasi pribadi tetap dijaga agar keamanan sang anak tetap terjaga. Selain itu, sebaiknya sih jangan hanya mempercayakan dokumentasi foto-fotomu di media sosial juga karena kita nggak akan pernah tahu ‘kan sampai kapan trend media sosial favorit kita bertahan? Kalau menurut kamu bagaimana, guys?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.