Alasan Kenapa Kita Bisa Takut Badut, Padahal Mereka Sebenarnya Punya Niat Menghibur

Kenapa badut menakutkan

Buat kamu yang sudah nonton film “IT”, “Joker”, atau “Batman”, mungkin akan mengiyakan kalau badut itu juga bisa seram. Padahal sejak kecil, kita telah diperkenalkan kalau badut merupakan sosok penghibur dan teman untuk anak-anak. Berbagai cara konyolnya saat menghibur bikin kita melabeli badut sebagai sosok yang lucu. Meski begitu, kenapa tetap ada yang bisa takut sama badut, ya?

Advertisement

Di balik karakter lucu dan menghiburnya, ternyata sosok badut kerap dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk mengelabui tindakan kriminalnya. Seperti berkeliaran di dekat perumahan untuk menculik anak hingga lakukan pembunuhan. Para pelaku bersembunyi di balik lukisan wajah ala badut, sehingga identitas mereka sulit dilacak. Lalu, hal apa lagi yang jadi penyebab orang takut sama badut ya?

Meski tingkahnya lucu, orang-orang tidak tahu seperti apa wajah dan ekspresi asli sosok di balik kostum badut lantaran wajahnya telah dilukis seperti pakai topeng

wajah dan ekspresi asli badut sulit dibaca (Credit: Josh Durham/Unsplash) via unsplash.com

Untuk menunjang kelucuannya, sosok di balik badut kerap melukis wajahnya yang seolah-olah tersenyum lebar dan ramah. Bagi sebagian orang, hal tersebut bisa bikin cemas karena mereka jadi nggak tahu seperti apa wajah dan ekspresi asli sosok badut di balik lukisan wajah tersebut. Kelucuan para badut seolah-olah terlihat tidak alami dengan riasan tebal seperti topeng, sehingga emosi yang mereka sedang rasakan sulit dibaca oleh orang lain. Identitas mereka pun sulit diketahui.

Dilansir dari Live Science , penulis “Bad Clowns” (University of New Mexico Press, April 2016), Bad Radford mengatakan senyum lebar, dicat merah, hidung merah dan sepatu besar bisa menyebabkan kegelisahan karena mengaburkan ekspresi sejati sosok badut.

Advertisement

Cara badut menghibur penonton pun kadang mengagetkan dan tidak disangka. Beberapa orang terganggu dengan cara mereka lakukan hal-hal konyol ini

cara menghiburnya kerap bikin beberapa penonton nggak nyaman (Credit: Silas Hao/Unsplash) via unsplash.com

Menurut Psikolog Klinis Columbia University Clinic for Anxiety and Related Disorders, Kristin Kunkle , cara badut ketika menghibur nggak selalu diterima dengan ramah oleh penonton. Ada orang-orang yang justru merasa terganggu dan gelisah atas aksi konyol para badut. Semisal menarik sesuatu dari lengan baju, meletuskan balon secara mendadak, atau menyemprotkan air ke penonton. Para badut dianggap melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan emosi senang dan takut pada tiap orang.

Adanya kasus kriminalitas di dunia yang dilakukan oleh pelaku berkostum badut mau tidak mau memunculkan fobia terhadap badut

Killer Clown via www.ladbible.com

Ada kisah nyata “Killer Clown”, yakni: pembunuh berantai dan pemerkosa yang dilakukan oleh badut profesional di Amerika Serikat era 1970an, John Wayne Gacy, Jr. Gacy dihukum pada 1980 karena melakukan penyerangan dan pembunuhan setidaknya kepada 33 pria muda dan anak laki-laki. Setelah ditelusuri, banyak dari mereka yang dimakamkan di bawah rumahnya. Selain itu, ada juga kasus lain salah satunya orang yang berkostum badut berniat untuk menculik anak-anak dengan cara berkeliaran di sekitar perumahan hingga memberanikan diri mengetuk pintu rumah dengan niat jahat.

Kisah badut berbahaya yang diangkat ke layar lebar maupun layar kaca turut membuat keberadaan badut di dunia nyata bagi sebagian orang menakutkan

Advertisement

badut Pennywise dalam “It” via www.screengeek.net

Sejumlah film horor dan acara TV menampilkan badut jahat yang kejam. Sebut saja “Killer Klowns from Outer Space” (1988), Pennywise from “It” (1990), Killjoy dari serial film “Killjoy”, Kapten Spaulding dari “House of 1000 Corpses” (2003), “The Devil’s Rejects” (2005), “It” (2017) dan “It Chapter Two” (2019). Musuh jahat Batman, Joker, adalah contoh pembunuhan lain dari seorang pria yang awalnya berprofesi badut kerap muncul dalam film-film Batman, “Suicide Squad” (2016), hingga film khusus untuknya berjudul “Joker” (2019). Film-film seperti inilah memunculkan stigma kalau badut itu memang menyeramkan.

Terlepas dari badut yang dianggap menakutkan, badut-badut sebenarnya hadir untuk menghibur banyak orang. Di rumah sakit misalnya, para pasien anak-anak kerap dihibur oleh badut agar tidak merasa kesepian. Ada juga badut profesional yang diminta untuk mengisi acara di pesta ulang tahun anak maupun di tempat rekreasi keluarga agar suasana terasa menyenangkan. Kalau kamu, termasuk takut sama badut atau nggak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE