Menjawab Tantangan Zaman, Jokowi Ingin SMK punya Jurusan Vlog. Biar Semua bisa Setenar Kaesang

Mungkin karena putra bungsunya Kaesang Pangarep adalah seorang vlogger aktif, Presiden RI Joko Widodo melihat vlog atau video blog sebagai potensi yang tidak boleh disia-siakan. Baru-baru ini Jokowi mengemukakan keinginannya untuk mengembangkan vlog menjadi salah satu jurusan di sekolah kejuruan. Jokowi berharap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa menjadi media untuk mengembangkan skill anak bangsa supaya tidak ketinggalan zaman. Sekitar 82% lulusan SMK sekarang memilih menjadi pejuang devisa negaraJika dibekali dengan skill yang lebih mumpuni dan sesuai dengan tantangan zaman, lulusan SMK juga bisa berkarya lebih untuk Indonesia dan tak harus jadi buruh low-skill di negara orang.

Advertisement

“Kalau di SMK saya lihat jurusannya sejak saya kecil sampai sekarang mesti jurusan mesin, bangunan, listrik, dan itu-itu saja. Padahal dunia berubah cepat sekali. Mestinya ada jurusan mengenai jaringan IT, membuat video blog, aplikasi, animasi, yang sedang in,” Jokowi menuturkan, seperti yang dikutip dari Tribunnews .

Kemajuan teknologi memudahkan semuanya. Tak perlu kamera atau alat jutaan untuk bisa menjadi vlogger handal

bisa pake HP saja

Pakai HP saja bisa jadi vlogger via 9to5mac.com

Dulu untuk menjadi seorang videografer tentu perlu skill khusus, peralatan canggih, dan mungkin sokongan dana yang tinggi. Makin canggih dan murahnya gadget seperti hape atau kamera digital, membuat proses pembuatan video lebih mudah dan terjangkau untuk semua kalangan. Istilahnya, semua orang bisa dengan mudah membuat video dan mengunggahnya di platform bebas seperti media sosial. Maka dari itu sebenarnya tidak mengherankan jika fenomena baru seperti budaya diari digital dalam bentuk video seperti vlog bermunculan.

Ditambah lagi, saat ini Indonesia sudah mulai berbenah soal jaringan internet. Dengan kualitas 4G yang terus menerus diperbaiki, vlog bisa menjadi media usaha bagi anak muda yang minim modalnya. Dengan begitu, semua orang punya kesempatan sama untuk menjadi vlogger atau pengunggah vlog. Tinggal perang kreativitas saja yang diperlukan.

Advertisement

Meski terlihat santai tak berseragam atau gaji bulanan, menjadi vlogger bisa mendatangkan uang yang besar

Michelle Phan, salah satu beauty vlogger yang sukses

Meskipun begitu, masih banyak yang menyangsikan bagaimana vlog bisa menghasilkan uang. Jelas-jelas pegawai kantoran yang pakai kemeja dan pantovel lebih terlihat menjanjikan daripada vlogger yang pakaiannya biasa saja. Padahal saat ini vlogger tak ubahnya seperti pekerjaan profesional yang menghasilkan jutaan. Bila vlog-mu diunggah ke Youtube, kamu bisa dapat persenan dari dari iklan Google lewat Google AdSense. Makin banyak viewers dan subscribers-mu, makin besar kesempatanmu meraup rupiah. Bagi yang penasaran dengan proses ini, Hipwee sudah merangkumnya di sini.

Tak hanya lewat vlog, Presiden Jokowi juga berharap E-commerce bisa jadi salah satu jurusan di SMK. Agar mereka punya kesempatan sesukses pendiri Alibaba

jual beli online

Jual beli online via www.digitaldealer.com

Selain vlog yang semakin mendunia, tren global juga menunjuk e-commerce atau online store sebagai satu bidang yang layak ditekuni. Belakangan bermunculan startup di Indonesia yang bergerak di bidang e-commerce dan memberi geliat ekonomi baru bagi bangsa. Nah Pak Jokowi juga berharap SMK bisa menyediakan jurusan yang mengajarkan teknik-teknik membangun e-commerce kepada anak didik. Harapan tersebut sejalan dengan arah kebijakannya dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV, dimana Jokowi sangat mendukung perkembangan e-commerce sebagai wadah untuk inovasi, kreativitas, dan ekonomi untuk anak muda.

Sebenarnya, jurusan di SMK sudah cukup bervariasi. Hanya saja, tidak semua SMK punya tenaga pengajar. Lagi-lagi yang umum ditemukan hanya mesin, listrik, dan bangunan

Advertisement
Jurusan SMK sudah lumayan bervariasi tapi belum berkembang maksimal

Jurusan SMK sudah lumayan bervariasi tapi belum berkembang maksimal via www.kaskus.co.id

Di bidang teknik, mulai dari tenik mesin, listrik, furnitur, penerbangan, hingga grafika. Lalu ada juga jurusan multimedia yang menangani segala sesuatu tentang komputer dan sistem informasi. Di bidang jurnalistik ada jurusan penyiaran. Di bidang fashion, ada jurusan tata busana. Sementara untuk mengakomodasi pariwisata, ada juga jurusan tata boga.

Itu hanya sebagian, di luar itu masih banyak jurusan lain yang mungkin belum banyak diketahui. Sayangnya, tidak semua daerah memiliki variasi jurusan yang sama. Di daerah-daerah yang jauh dari ibukota, minimnya pengajar dan fasilitas membuat SMK sulit berkembang dan lambat laut kurang diminati.

Seiring perkembangan zaman, kurikulum tentu harus dikembangkan juga. Sehingga para lulusan sekolah tak lagi gagap setelah dilepas ke dunia nyata yang zamannya sudah jauh berbeda

Generasi muda harus mengejar zaman

Generasi muda harus mengejar zaman via masdillah.com

Memang pendidikan tak bisa lagi diperlakukan seperti dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu. Perubahan yang sudah banyak terjadi termasuk tren dalam dunia kerja harus dihadapi dan ditaklukan. Dengan sistem pendidikan yang selalu mengikuti perkembangan zaman, tentu generasi muda akan lebih siap dilepas untuk masuk ke dunia kerja. Semakin beratnya persaingan, generasi muda tentu harus dibekali dengan skill-skill yang bisa dijadikan senjata. Serta tak melulu harus bersaing di bursa lowongan pekerjaan, dengan bekal mumpuni semua bisa membuat lapangan kerja sendiri.

Sebagai bagian tak terlepaskan dari sistem pendidikan Indonesia, SMK memang perlu perhatian khusus. Tingkat kemajuannya bila dibandingkan SMA tentu masih kalah jauh. Padahal bila dikembangkan dengan seksama, SMK bisa menjadi senjata untuk menjawab tantangan zaman, khususnya untuk mereka yang tak punya biaya atau kesempatan mengenyam bangku kuliah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE