Takut Tertular, Banyak Warga Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona. Bagaimana Caranya Agar Aman?

Pemakaman jenazah corona ditolak

Tidak ada petugas medis yang ingin pasien yang ia rawat semakin memburuk kondisinya. Begitu pun dengan tim medis yang menangani kasus virus corona di dunia. Semuanya tentu telah mengusahakan yang terbaik demi menyelamatkan para pasien. Namun, seringkali kondisi di lapangan berbeda dari yang diharapkan, seperti kurangnya fasilitas kesehatan, kebijakan pemerintah yang belum efektif, atau riwayat penyakit pasien, secara tidak langsung ternyata bisa memengaruhi kinerja tenaga medis juga.

Atas sejumlah faktor di atas, tak sedikit pasien corona yang pada akhirnya nggak bisa diselamatkan. Mereka  pun mengembuskan napas terakhir karena tubuhnya sudah tak kuat lagi bertahan. Seperti kebanyakan jenazah pada umumnya, jenazah pasien corona pun harus dimakamkan. Lagipula tak baik kalau jenazahnya dibiarkan berlama-lama karena bisa mengundang penyakit. Namun rupanya, prosesi pemakaman beberapa pasien corona di Indonesia mengalami kendala karena ditolak warga yang takut ketularan. Memang, gimana sih prosedur yang benar?

Banyak warga yang menolak pemakaman jenazah pasien virus corona. Ini terjadi di berbagai daerah, mulai dari Banyumas sampai Makassar

Bupati Banyumas ikut membantu pembongkaran makam pasien corona via regional.kompas.com

Dilansir dari Kompas , jenazah seorang pasien yang positif corona telah dimakamkan pada Selasa (31/3) di Desa Tumiyang, Banyumas, Jawa Tengah. Namun warga sekitar protes karena takut jenazah itu bisa membahayakan kesehatan penduduk. Akhirnya keesokan harinya, jenazah terpaksa dipindahkan ke lokasi lain.

Penolakan serupa juga dialami pasien terduga corona yang meninggal pada Minggu (29/3). Jenazahnya hendak dimakamkan di Manggala, Makassar. Namun warga sekitar menolaknya. Mereka bahkan mengusir ambulans pengangkut jenazah tersebut. Padahal setelah hasil tes swab keluar, almarhum dinyatakan negatif virus corona.

Tak hanya itu, protes warga juga muncul di Tasikmalaya dan Lampung. Mereka menolak pemakaman pasien corona di daerahnya karena takut tertular. Pasti sikap mereka membuat keluarga almarhum bertambah sedih. Sudah cukup berat menanggung duka akibat kehilangan anggota keluarga, apalagi kalau jenazahnya ditolak di pemakaman. Lantas apa solusi untuk mengatasinya?

Sebetulnya warga tak perlu takut tertular. Asal mengikuti prosedur, jenazah pasien corona aman-aman saja dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU)

Jenazah pasien corona yang sempat ditolak di Lampung via regional.kompas.com

“Ya enggak, enggak bahaya. Kan orang tersebut sudah meninggal. Sudah dilakukan dan mengikuti prosedur yang seharusnya,” kata Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, seperti dikutip dari Kompas .

Yuri menjelaskan, jenazah pasien corona tidak berbahaya asal dimakamkan sesuai prosedur. Jadi masyarakat tak perlu merasa takut dan khawatir berlebihan. Pesan ini juga ditekankan oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Dia meminta masyarakat agar lebih bersimpati pada keluarga korban. Mereka bukanlah musuh yang pantas ditolak, melainkan orang-orang yang seharusnya diberi dukungan.

“Jagalah perasaan mereka, kita harus merasakan sakitnya seperti apa mereka saat ini. Mereka sudah sangat sakit dengan kondisi ini, tolong jangan ditambah lagi perasaan sakitnya mereka. Mari kita berikan dukungan dan semangat bersama-sama,” kata Ganjar .

Supaya pemakaman pasien corona berjalan aman, ikuti saja panduan sementara yang telah dikeluarkan World Health Organization (WHO)

Pemakaman jenazah pasien corona via www.cnnindonesia.com

Menurut panduan WHO yang dikeluarkan pada Selasa (24/3), jenazah yang meninggal karena corona bisa berbahaya. Sebab, bisa saja masih tersimpan virus di paru-paru dan organ tubuh lainnya. Karena itulah dibutuhkan prosedur khusus untuk pemakamannya agar tetap aman.

Berikut ini beberapa poin penting menurut WHO:

  1. Orang yang memandikan jenazah harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari sarung tangan, baju pelindung, masker bedah, dan pelindung mata
  2. Setelah jenazah dimandikan, pastikan tak ada cairan tubuh yang bocor. Bungkuslah jenazah dengan kain, tak perlu menggunakan kantong mayat kecuali ada kebocoran cairan tubuh yang berlebihan
  3. Keluarga boleh melihat jenazah, asalkan tidak menyentuhnya sama sekali. Mereka juga harus mencuci tangan setelah melihat jenazah
  4. Anak-anak, orang tua berusia di atas 60 tahun, dan orang yang mempunyai penyakit tertentu sebaiknya tidak ikut mengurus jenazah
  5. Orang yang menempatkan jenazah ke dalam liang kubur harus menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan setelahnya
  6. Setelah pemakaman, sebaiknya tundalah acara peringatan sampai pandemi berakhir
  7. Barang-barang milik jenazah tidak perlu dibakar atau dibuang. Cuci saja dengan deterjen, pemutih, dan air hangat

Itulah hal-hal penting yang harus diperhatikan saat hendak memakamkan jenazah pasien corona. Asal mematuhinya, kita semua akan tetap aman dan tak tertular virus. Jadi tak perlu lagi menolak pemakaman. Sebaliknya, mari kita bantu keluarga almarhum untuk mengebumikan jenazah dengan baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

An amateur writer.