Terkuak Motif Tentara Thailand yang Bunuh Puluhan Orang di Korat. Cuma Gegara Masalah Pribadi :(

Penembakan di Korat Thailand

Berita duka datang lagi dari dunia internasional. Kali ini berasal dari Thailand, lebih tepatnya di kota Korat. Sejak Sabtu (8/2) malam, media sosial Twitter dan Facebook diramaikan dengan berita mencekam dari Thailand dengan tagar #PrayForThailand. Kabar tentang penembakan yang terjadi pada warga sipil yang tengah berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan di Thailand. Tragedi ini telah memakan banyak korban dan menjadi kecaman tersendiri bagi masyarakat global. Lebih lengkap, berikut kronologi kejadiannya.

Aksi pembunuh berdarah dingin itu dimulai dari membunuh atasannya dan beberapa orang di kamp militer

Pelaku. via news.sky.com

Advertisement

Awalnya, pelaku yang juga seorang tentara dengan pangkat sersan mayor bernama Jakkrapanth Thomma itu memulai aksi kejinya dengan menghabisi nyawa komandannya Kolonel Anantharot Krasae, beberapa orang yang berada di kamp militer Suatham Phitak, dan penjaga di barak senjata. Setelah itu dia pergi ke mal Terminal 21 di Distrik Muang, Korat, dengan membawa kabur sebuah kendaraan taktis Humvee dan senapan HK33 beserta amunisinya. Dilansir dari Reuters, penembakan  pun berlangsung sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Hingga artikel ini ditulis, dikabarkan pembunuhan itu telah merenggut 26 korban jiwa.

Bahkan saat penyerangan itu berlangsung, dia sempat membuat siaran langsung dan mengunggah status di Facebook miliknya.

“Lelah, saya hampir tak bisa menggerakkan jari saya.”
“Inilah waktunya untuk bersenang-senang.”
“Tak ada orang yang bisa menghindari kematian.”

Advertisement

Beberapa keterangan tersebut dibubuhkan dalam beberapa foto, antara lain beberapa peluru dan senapan yang dia gunakan saat menyerang para pengunjung mal.

Pemerintah telah meminta Facebook untuk menonaktifkan akun pribadi si pelaku guna menghindari penyebaran teror di media sosial. Sementara itu pelaku masih menahan beberapa orang di dalam mal

Tangkapan layar dari video pelaku yang beredar di media sosial. via www.bangkokpost.com

Tragedi tersebut kemudian tersebar luas di jagat maya. Tak ingin kian kacau, Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand meminta Facebook untuk menonaktifkan akun Jakkrapanth. Memang sih, penyebaran dari media sosial seperti teror ini bisa merusak mental para warganet lainnya.

Hingga tengah malam, sekitar pukul 02.30 (9/2) pasukan khusus telah memasuki mal dan langsung mengepungnya. Pemerintah pun melarang media untuk meliput penyergapan ini, karena bisa terjadi kebocoran informasi bagi si pelaku. Sementara korban di dalam mal terus berjatuhan, tim medis tengah berusaha menyelamatkan nyawa warga sipil yang cedera.

Advertisement

Pukul 09.00 pihak keamanan telah berhasil menembak mati pelaku. Keterangan resmi dari Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha menyebut Jakkrapanth mempunyai masalah personal dengan atasannya

Tim medis menyelamatkan korban. (Reuters) via www.bangkokpost.com

Meski polisi telah membawa ibu dari si pelaku dari kampung halamannya ke Korat, namun percobaan ini sia-sia belaka. Lelaki 32 tahun itu tak bisa dibujuk oleh ibunya untuk menyerah. Setelah menghabiskan waktu hingga 12 jam lebih, akhirnya pelaku berhasil dilumpuhkan dengan ditembak mati.

Dilansir dari New York Times, PM Prayut Chan-O-Cha mengatakan bahwa Jakkrapanth mempunyai masalah mengenai pembayaran jual-beli rumah dengan atasannya, yang kemudian diketahui sebagai korban pertama dari kebengisan Jakkrapanth yang memang dikenal sebagai penembak ulung. Ya, hanya gara-gara masalah sepele dengan atasannya dan memakan korban masyarakat sipil yang tak tahu apa-apa.

“Kaya dari hasil menipu. Mengambil keuntungan dari orang lain. Apakah mereka yakin bisa menghabiskan uangnya di neraka?” — status Facebook Jakkrapanth

Kejadian ini menjadi tragedi terparah yang pernah terjadi di Thailand. Bayangkan saja, kita yang biasa pergi ke mal, tiba-tiba dikejutkan dengan perbuatan keji seperti itu? Semoga tak ada lagi aksi mengerikan seperti ini, ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Senois.

CLOSE