Bila mendengar kata DJ cewek, apa yang langsung terbayang di pikiran? Kelab malam? Kehidupan malam yang bebas? Cantik dan seksi? Berpakaian minim? Alkohol?
Sterotip itu sepertinya akhir-akhir dipatahkan dengan kemunculan DJ-DJ cewek berjilbab di Indonesia. Ada DJ Chika dan DJ Satchy yang pede-pede saja pakai jilbab sambil nge-DJ, meski dapat banyak kritikan. Lebih banyak mengambil job nge-DJ di acara-acara peluncuran produk dan menolak tampil di kelab malam, mereka tidak pernah merasa profesinya itu wajib memakai pakaian yang minim. Bahkan DJ Chika pernah tampil dengan menggunakan cadar. Meski begitu, banyak yang kerap saja mempertanyakan integritas hijabnya: pakai hijab kok nge-DJ? Namun bagi kedua cewek di atas, profesi DJ ditekuninya karena kecintaannya dalam musik.
Memang manusia itu gemar mengkotak-kotakan. Profesi DJ seringkali diasosiasikan dengan hal-hal yang negatif. Nah selain DJ berhijab dari Indonesia, ada lagi nih seorang DJ yang mematahkan semua stereotip. Di Jepang, ada seorang nenek berusia 82 tahun yang menjadi Disc Jokey. Ulasan tentang DJ unik satu ini bahkan menjadi viral di media sosial. Meski sudah berumur, tapi skill Sumiko atau yang dijuluki sebagai DJ Sumirock ini tak perlu diragukan. Lihat saja nih videonya!
ADVERTISEMENTS
Di siang hari, Sumiko Iwamuro adalah pengelola restoran cina. Di malam hari, dia menghibur kawula muda
Sumiko memulai kariernya sebagai DJ sejak usia 70an. Yang lebih unik lagi, pada siang hari Sumiko memasak sebuah restoran cina warisan keluarga. Bersama adik lelakinya, Sumiko sudah mengelola restoran ini selama 60 tahun. Jadi, saat ini Sumiko menjalani profesi ganda, yaitu pembuat adonan gyoza di siang hari dan menjadi DJ di malam hari. Well, kalau begitu Sumiko jelas punya tangan yang ajaib, baik untuk meramu bahan makanan maupun meramu musik.
ADVERTISEMENTS
Jangan salah! Sumiko tidak hanya jadi sensasi karena usianya, tapi juga skill-nya. Piawai menggabungkan berbagai jenis musik, dia punya banyak fans yang muda-muda
Bukan cuma usianya, tapi aliran musiknya yang cenderung ‘hangat’ dan sedikit ‘ceria’ ini juga unik. Sumiko mendeskripsikan dirinya sebagai fundamentally techno DJ. Supaya lebih asyik, Sumiko menambahkan musik jazz dan musik klasik. Kepada Aljazeera, Sumiko mengungkapkan bahwa saat dia berada di depan meja, dia hanya ingin menyamakan nada dan memilih musik yang tepat, tapi yang terpenting adalah penonton bisa menikmatinya. Sementara nenek-nenek seusianya barangkali sudah malas beraktivitas, Sumiko masih bisa menari dengan semangat mengikuti aliran musiknya.
ADVERTISEMENTS
Di luar skill-nya yang tak biasa untuk perempuan seusianya, Sumiko Iwamuro mengajarkan soal kegigihan belajar dan mengejar passion
Semuanya bermula ketika anak lelakinya butuh musik untuk acara ulang tahun sekitar 12 tahun yang lalu. Usia sepertinya nggak menghalangi Nenek Sumiko untuk terus belajar. Seperti yang dilansir dari Mashable, di usia 70an, dia mulai belajar di sekolah DJ. Pertemuannya dengan seorang penyelenggara acara asal Perancis, yang akhirnya memberinya kesempatan untuk memulai profesi DJ. Saat ini Sumiko yang dijuluki sebagai DJ Sumirock biasanya nge-DJ di DecaBars, sebuah kelab besar di Shinjuku, salah satu kawasan red light district di Jepang.
ADVERTISEMENTS
Selama ini profesi DJ identik dengan hura-hura dan dunia malam. Nyatanya, musik adalah perkara karya milik semua orang dan tak bisa dipukul rata
Secara sederhana, seorang Disc Jokey adalah adalah seseorang yang punya skill me-remix musik-musik yang sudah ada. Alias mencampur-campur berbagai lagu dalam berbagai genre untuk menciptakan alunan nada baru. Selama ini profesi DJ memang memiliki stigma sosial yang negatif. Mungkin karena seringkali seorang DJ bermain di kelab malam, ditemani dengan hiburan malam dan alkohol.
Namun bagaimana pun juga seorang DJ sama seperti seorang musisi. Tugasnya juga sama yaitu memainkan “alat musik”. Terlepas dari di mana musik itu diperdengarkan dan hal-hal apa yang terjadi di sana, seorang DJ membuat karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang.
Nenek Sumiko membuktikan bahwa nggak ada kata terlambat untuk mulai belajar dan berkarya. Dia juga membuktikan bahwa kita tak perlu terjebak dalam satu profesi saja. Siapa sangka seorang pembuat dumpling juga jago memutar discs dan menghibur banyak kawula muda? Jadi buat kamu yang masih ragu-ragu mengejar mimpi ataupun belajar sesuatu yang kamu ingini, jangan sampai kalah dengan nenek-nenek 82 tahun ini ya.
Sehat terus, Nenek Sumiko!