Seramnya Sponsor Culture dalam Industri Hiburan Korea Selatan. Siapa Mereka?

Sponsor menawari trainee uang dan hadiah, tapi ada harus timbal-baliknya

Ketika menonton karakter aktris Han Chae-young dalam drama terbarunya, Sponsor, rasanya cerita yang diangkat agak nggak asing. Dalam drama itu, karakter utama dikisahkan bakal terlibat intrik rumit dengan aktor baru yang masih berjuang menapaki karier di industri hiburan Korea Selatan. Jangan berekspektasi mereka akan jatuh cinta, lalu menjalin romansa manis ala drama Korea seperti pada umumnya. Mereka justru terlibat hubungan nggak biasa sebagai aktor dan sponsor.

Adegan ini mirip sekali dengan penuturan seorang trainee cowok yang pernah memberikan pengakuan mengejutkan pada media Korea tahun 2017 lalu. Konon, keberadaan sponsor udah jadi rahasia umum. Pelakunya bisa wanita atau pria dan bisa menjerat aktor, model, atau idol.

Jika kita merunut ke belakang lagi, Serri Dal Shabet juga pernah mengungkapkan sponsor culture ini dalam akun YouTube miliknya. Dinukil dari Koreaboo, dengan terang-terangan, Serri menyebut sponsorship udah menjadi hal lumrah meski nggak bisa dibenarkan juga. Bahkan, ada beberapa perusahaan agensi yang secara aktif menghubungkan artis dengan para sponsor tersebut.

Fakta ini tentu bukan sesuatu yang layak dirayakan. Pasalnya, sponsor dalam industri hiburan Korea memiliki konotasi negatif. Pendanaan yang mereka tawarkan nggak cuma-cuma, lo. Ada imbalan yang harus diberikan dan rata-rata berkaitan dengan hubungan seksual.

Siapa sih sponsor dan apa yang dilakukannya?

Mengapa keberadaan sponsor terkesan mengancam bagi para pelaku hiburan Korea Selatan?

Nah, semua jawabannya ada di ulasan ini, SoHip. Simak, yuk!

Menyibak wajah di balik topeng ‘sponsor’, siapakah mereka sebenarnya?

Sponsor Culture

Trainee dalam jeratan sponsor | Illustration by Hipwee

Gemerlap panggung hiburan Korea Selatan menyimpan sisi gelap yang menyeramkan bagi siapa pun yang terlibat di dalamnya. Kenyataan ini sebenarnya bukan hal mengejutkan, terutama kalau kamu penggemar K-Drama atau K-Pop. Isu perundungan, kontrak perbudakan, aturan ketat yang nggak manusiawi, sampai pengorbanan nggak wajar dilakukan trainee demi debut menjadi penyanyi atau bintang film dan drama. Semua isu tersebut kerap menyelimuti industri ini dan jadi masalah yang sulit menemui ujung penyelesaian.

Sementara itu, sponsor culture menambah gelapnya industri ini. Berdasarkan laporan Koreaboo, sponsor nggak terbatas laki-laki aja. Wanita yang mendanai calon aktor atau idol pun nggak sedikit jumlahnya. Seperti pengakuan trainee laki-laki dalam PD Notebook. Ia bertemu seorang wanita kaya yang memberi hadiah dan uang sebesar $70 hingga $180 USD pada awal mereka berkenalan. Terkadang, sponsor akan marah atau jengkel bila pemberiannya ditolak.

Dalam kondisi nggak punya penghasilan dan jalan karier sebagai aktor atau idol masih abu-abu, kemunculan sponsor seolah jadi angin segar. Sayangnya, pemberian itu nggak pernah gratis alias ada sesuatu yang harus diberikan sebagai timbal balik. Melakukan hubungan intim, misalnya.

Jika dideskripsikan, orang-orang yang dijuluki sponsor ini memiliki karakteristik khusus, yaitu:

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini