Sudah 100 Hari Menjabat Presiden Amerika, 6 Hal Simpel Ini Ternyata Tak Dipahami Donald Trump

Sebelumnya, kita yakin bahwa majunya Donald Trump sebagai calon Presiden Amerika Serikat adalah lelucon yang menghibur dunia politik yang panas. Lalu saat pemilu usai dilakukan, kita pun bertanya-tanya apa jadinya dunia karena Trump benar-benar menjadi Presiden AS. Sekarang tanpa dirasa sudah masuk 100 hari masa jabatannya sebagai Presiden AS ke-45.

Advertisement

Mudah sih membuat list apa-apa yang sudah dilakukan Trump, secara tiap harinya ia pasti jadi headline dan buat orang geleng-geleng. Mulai dari larangan imigran dari negara yang mayoritas muslim masuk ke AS, pembangunan tembok pembatas dengan Meksiko, hingga serangan rudal ke Suriah yang membuat dunia tambah panas. Aksinya yang mempengaruhi hidup banyak orang tentu saja bukan lelucon yang bisa ditertawakan. Tapi terkadang tindakan dan perilaku Trump memang mengundang gelak tawa.

Meski sudah menduduki salah satu posisi paling berkuasa di muka bumi ini, nyatanya ada hal-hal remeh yang seharusnya dipahami di luar kepala oleh seorang kepala negara, nyatanya Trump malah nggak tahu. Wah, apa saja tuh? Simak ulasan Hipwee News & Feature ini!

1. Sudah melontarkan berbagai ancaman serangan, agaknya Trump belum tahu bahwa pemimpin Korea Utara sekarang bukan lagi Kim Jong Il

Bingung Kim yang mana, padahal penguasa Kim di Korea Utara sudah 3 generasi via www.ablogtowatch.com

Seperti yang diulas oleh Quartz , dalam sebuah interviewnya, Donald Trump dengan luwes bicara soal Korea Utara saat ini. Trump juga membahas mengenai apa yang sudah dilakukan oleh pendahulunya, Barack Obama dan Bill Clinton, terkait hubungannya dengan Korea Utara. Trump mengritik ini dan itu dengan jagonya, tapi ada yang salah di sini.

Advertisement

Masalahnya, Trump merujuk pada pemimpin Korea Utara di masa Obama dan Bill Clinton seakan-akan dia masih berkuasa saat ini. Seperti yang kita tahu, Kim Jong Un sudah mewarisi kepemimpinan Korut dari ayahnya yaitu Kim Jong Il tahun 2011 lalu. Nah, sepertinya Trump menganggap The Kims itu sama semua. Walah-walah, padahal meski ideologinya sama, bisa jadi kan Kim Jong Un punya karakter dan kebijakan yang berbeda dengan mendiang ayahnya?

2. Baru setelah ketemu presiden XI Jinping, Trump tahu kalau Cina dan Korea Utara itu beda. Duh, pas pelajaran sejarah ke mana ya?

Xi Jinping harus menjelaskan duduk persoalan via www.voanews.com

Soal presiden agaknya bukan satu-satunya yang Trump salah paham dari Korea Utara. Selama ini Trump memang menganggap bahwa Cina adalah negara manipulator, dan seharusnya bisa dengan mudah mengontrol Korea Utara. Bahkan sebelumnya Trump pernah bilang bahwa “Korea actually used to be part of China“. Baru setelah bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, dan mendengarkan penjelasan selama 10 menit, Trump paham bahwa semua tak semudah yang dipikirkannya.

Advertisement

“Setelah mendengarkan (Presiden Cina, Xi Jinping) selama 10 menit, saya menyadari bahwa tidak mudah bagi Cina untuk mengontrol Korea Utara,” akunnya dalam interview Wall Street yang diulas oleh USNews

Setelah tahu pun sikap Trump ternyata nggak berubah. Dia tetap menekan Cina untuk mengontrol dan menyelesaikan masalah di Korea Utara. Bahkan Trump sempat ngetwit di akun pribadinya kalau Korea Utara suka cari masalah dan bila Cina nggak mau membantu, maka Amerika akan menyelesaikannya sendiri.

3. Uniknya lagi, Trump dengan percaya diri bilang NATO sudah usang. Padahal dia sendiri ngaku baru paham NATO setelah jadi presiden

NATO adalah organisasi internasional yang berfokus pada keamanan bersama negara-negara Eropa dan Amerika Utara. Salah satu prinsip dasarnya, serangan terhadap salah satu atau lebih negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Sebelum memasuki Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa NATO itu kuno. Soalnya menurut Trump, NATO tidak membahas soal terorisme karena saat NATO dibentuk belum ada isu serupa. Yang Trump tidak tahu, sejak serangan 9/11 memerangi terorisme adalah program utama NATO. Yah nggak heran sih, soalnya Donald Trump pernah bilang dia tak terlalu paham soal NATO.

4. Ingin jadi presiden yang merangkul semua negara, Trump lupa bagaimana Europe Union atau Uni Eropa bekerja. Angela Merkel pusing dibuatnya

Trump dan Angela Merkel via mashable.com

Sebagai pebisnis, Donald Trump jelas punya banyak pengalaman soal negoisasi dan deal-maker. Sayangnya, negoisasi sebagai pengusaha tak selalu sama negoisasi sebagai kepala negara. Dalam pertemuannya dengan konselor Jerman, Angela Merkel, Trump mengajukan kerjasama perdagangan dengan Jerman. Merkel menjelaskan bahwa jika Trump mengajukan kerjasama ke Jerman, berarti ia juga menawarkan kerjasama ke Uni Eropa. Ya jelas karena Jerman adalah bagian dari Uni Eropa. Tapi Trump sepertinya kurang paham konsep regionalisme Eropa ini.

Dalam pertemuan itu bahkan kabarnya Merkel harus menjelaskan pada Trump 11 kali tentang konsep ini.

5. Sebagai kader yang diusung partai, harusnya presiden paham soal program-program usulan partainya. Tapi Donald Trump memang beda, dia tak tahu biaya kesehatan yang diajukan partai republican

American Healthcare Act via www.nbcnews.com

Fakta ini terkuak saat Trump menjalani sesi wawancara dengan John Dickerson dari CBS. Seperti yang diulas oleh Vox, Trump menjawab pertanyaan dasar mengenai Health Bill atau Undang-undang Kesehatan. Pertanyaan ini pun sebenarnya sudah jelas dibahas dalam usulan Partai Republik. Saat itu, Trump menjelaskan bahwa setiap orang dengan kondisi tertentu akan dilindungi.

Masalahnya, jawaban Trump soal American Health Care Act itu berbeda dengan apa yang diusulkan oleh partainya. Yah, kemungkinannya cuma dua: Trump memang kurang paham atau dia nggak mau “cerita” yang sebenarnya. Hanya Trump yang tahu jawabannya.

6. Dan akhirnya Donald Trump mengakui bahwa tugas seorang presiden itu berat. Menjadi pengusaha dan kaya raya ternyata lebih mudah

Jadi Presiden nggak gampang via tomohalloran.com

Dalam interview yang sama dengan soal rudal ke Suriah, Trump menjelaskan bahwa dalam negara, sebuah perintah adalah hal yang sangat besar. Menjalankan pemerintahan sebuah negara tak sama dengan menjalankan bisnis yang umumnya tak perlu pakai hati. Menjadi presiden harus memaki hati dan logika, karena setiap keputusannya bisa berdampak pada masyarakat dan kehidupan orang banyak. Jadi setelah 100 hari menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika, apa kesimpulan Donald Trump?

“I loved my previous life. I had so many things going. This is more work than in my previous life. I thought it would be easier.” Ungkap Trump kepada Reuters .

Yah, meskipun belum pernah mengalami, semua orang tentu sudah tahu kalau menjadi Presiden itu tidak mudah. Mungkin Trump saja yang terlambat menyadari. Baru 100 hari pemerintahan Trump, sudah begitu banyak hal yang tak terduga terjadi. Masih ada ribuan hari lagi, dan setidaknya, kehadiran Trump membuat seluruh dunia selalu ketar-ketir dan waspada.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE