Yang Suka Gagal Move On, Perlu Coba Teknologi Baru Ini! Ilmuwan Mulai Bisa Hapus dan Rekayasa Memori

Setiap orang pasti memiliki kenangan atau ingatan yang ingin dihapus dari kepalanya. Tak ada seorang pun yang hidup hanya dengan memori indah saja, siapapun pasti pernah mengalami hal buruk yang tak jarang menimbulkan trauma dalam kehidupannya. Mendapati kenangan masa lalu yang buruk dan terus mondar-mandir di pikiran memang sama sekali bukanlah hal menyenangkan. Apalagi kenangan tentang mantan. Apa hingga kini kamu masih terus disiksa ‘hantu’ kenangan masa lalu itu?

Karena muak dengan kenangan masa lalu, tak sedikit orang yang berambisi menghapus ingatan-ingatan menyakitkan itu. Bahkan, ada pula sebagian orang yang bercita-cita mengalami amnesia demi melupakan masa lalu yang menyakitkan atau memalukan. Menghapus ingatan atau amnesia mungkin saat ini hanya ada dalam plot film atau sinetron saja, tapi kabarnya dalam waktu dekat para peneliti sudah bisa menciptakan teknologi untuk mewujudkannya jadi kenyataan. Apakah teknologi penghapus ingatan ini akan berbentuk seperti alat dalam film-film sci-fi seperti Men in Black dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind, atau perlu prosedur medis seperti operasi, yuk disimak bersama.

Meski terdengar seperti fiksi, tapi inilah yang terjadi. Nyatanya, ingatan manusia memang bisa diatur, ditulis, dan ditulis ulang

menghapus ingatan dengan laser dalam Men in Black

Menghapus ingatan dengan laser dalam Men in Black via techtimes.com

Bagi sejarah manusia, ingatan berfungsi bagai alat perekam yang bisa secara otomatis merekam segala informasi dan bisa diputar kembali tanpa diminta. Seperti yang dilansir The Telegraph , saat ini para peneliti telah menemukan fakta bahwa ingatan itu sesuatu yang bisa diatur, selalu bisa ditulis, dan ditulis ulang. Tak hanya oleh si pemiliknya, tapi juga orang lain. Para peneliti itu juga mengklaim telah menemukan sebuah mekanisme yang tepat tentang bagaimana mengontrol ingatan. Makin tergerak untuk melupakan mantan?

Para ilmuwan dari Harvard University telah berhasil menanamkan false memory. Mereka mengubah perasaan yang menempel pada ingatan penyebab trauma

penting sebagai alat penghilang trauma

Penting sebagai alat penghilang trauma via media.nationalgeographic.co.id

Sebagaimana dilaporkan Vice , seorang ilmuwan syaraf asal Harvard bernama Steve Ramirez telah berhasil menanamkan false memory atau ingatan palsu pada otak tikus. Awalnya Ramirez juga terinspirasi membuat percobaan ini karena ingin melupakan mantannya. Langkah pertama yang dia lakukan yaitu meneliti elemen-elemen berbeda pada ingatan atau menemukan lokasi fisik dari ingatan-ingatan itu sendiri. Menggunakan tikus sebagai obyek, dia bersama rekannya juga menjadikan virus yang telah direkayasa secara genetik untuk ‘mengelabui’ sel otak yang diasosiasikan dengan pembentukan ingatan agar menjadi sensitif terhadap cahaya pada momen-momen tertentu.

Setelah membuat sel-sel cahaya ini sensitif, mereka pun menyetrum kaki tikus untuk menyandi ingatan syok. Setelah mengejutkan tikus, mereka menembakkan laser kepada unduk-unduknya, ke area otak berbentuk kacang mete yang penting bagi penyandian ingatan. Teorinya, cahaya laser akan mengaktivasi hanya sel-sel yang sensitif terhadap cahaya, yaitu ingatan akan kaki disetrum tadi harapannya akan kembali. Ternyata berhasil. Ketika Ramirez menembakkan laser pada unduk-unduk tikus, mamalia itu kembali mengingat kaki disetrum.

Sekelompok peneliti lainnya juga melakukan eksperimen terhadap kenangan. Mereka mengembangkan perangkat baru bernama AS-PaRac dan telah diujikan kepada tikus

yang belum diketahui, apa iya komponen manusia dan tikus sama?

Yang belum diketahui, apa iya komponen manusia dan tikus sama? via liputan6.com

Penelitian yang satu ini dilakukan oleh beberapa ilmuwan yang berasal dari University of California. Para peneliti bekerjasama dengan lembaga di Amerika Serikat dan Jepang. Mereka mengembangkan sebuah perangkat baru yang dinamai AS-PaRac untuk menghapus memori di orak. Menggunakan tikus sebagai obyek uji coba, perangkat ini mengeluarkan cahaya terang yang hipotesanya mampu menghapus memori ingatan si tikus ini.

Para ahli berpendapat, perangkat ini mampu mengubah pertumbuhan ujung-ujung dendrit yang biasa digunakan neuron untuk berkomunikasi satu sama lain. Nah, terganggunya pertumbuhan dendrit inilah yang menyebabkan tikus tak mampu mengingat kejadian sebelumnya. Kesimpulan bahwa si tikus telah hilang ingatan didapat ketika tikus tak dapat lagi mengingat yang sebelumnya telah diajarkan para ilmuwan. Kalau tikus aja bisa lupa, apa kabar manusia?

Perkembangan terbaru ini masih butuh waktu lama sebelum beredar di pasaran. Bayangkan dulu saja, bagaimana masa depan berjalan ketika manusia punya kuasa penuh atas ingatan?

duh, pasti kamu udah mupeng banget ya?

duh, pasti kamu udah mupeng banget ya? via tribunnews.com

Para peneliti yang terus mengkaji teknologi baru penghapus ingatan ini punya ambisi tersendiri. Mereka memiliki hasrat yang besar untuk meningkatkan kehidupan orang lain. Mereka tak mau lagi melihat banyak orang, khususnya remaja bersedih lantaran ingatannya masih saja terkungkung pada masa lalu. Namun, tentang siapa-siapa saja yang nantinya ‘berhak’ untuk menikmati teknologi baru ini, ilmuwan-ilmuwan itu berbeda pendapat. Sebagian besar mengkhususkan teknologi ini kepada para penderita depresi atau seseorang dengan konteks mengalami gangguan otak. Rencananya sih, sepuluh tahun lagi teknologi ini baru bisa dinikmati manusia. Ya, berdoa saja kalau memang kamu mau lebih cepat ya.

Makin hebat teknologi dan makin modern manusia, tentu juga harus dibarengi dengan adanya etika. Untuk itulah, banyak yang menyarankan kalau jangan para ilmuwan saja yang dilibatkan dalam penelitian ini, tapi juga ahli etika. Gunanya, supaya ada keserasian antara etika dan sains. Teknologi memang dinilai memudahkan kehidupan, tapi banyak kalangan percaya juga ada resiko tinggi di baliknya. Apa seseorang bisa melaporkan kejahatan kalau memorinya dihapus? Hal-hal seperti inilah yang harus dikaji ulang dan disempurnakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.