Tanpa Kita Sadari, 5 Perayaan Hura-hura ini Ternyata Justru Menyiksa Hewan. Mau Sampai Kapan?

Perayaan yang menyiksa hewan

Manusia dan hewan memang tidak bisa saling berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Pada beberapa kasus, mungkin binatang bisa memberi tanda kalau dia lapar, sakit, atau lagi ingin bermain. Kita manusia bisa tahu dengan melihat gerak-gerik dan tingkah laku mereka. Tapi secara umum, hewan itu sulit menyalurkan emosinya, beda sama kita manusia yang tinggal bilang aja kalau sedih, marah, atau mungkin bahagia.

Advertisement

Tapi, dalam ‘diam’nya binatang ini bukan berarti kita bisa bebas memperlakukannya sesuai keinginan kita. Banyak manusia yang melibatkan hewan dalam kegiatan atau ritual perayaannya, yang ternyata justru menyakiti mereka. Kita tidak sadar karena hewan-hewan itu tidak bisa bicara dan protes. Apa saja ya perayaan hura-hura yang tanpa kita sadari ternyata bisa menyiksa hewan? Temukan penjelasannya bareng Hipwee News & Feature, yuk!

1. Burung merpati sering jadi pemeriah acara, mereka dilepaskan sebagai simbol kebebasan. Biasanya kegiatan ini dilakukan di acara pernikahan, upacara, atau wisuda

Ritual pelepasan merpati via www.dayofdreams.com

Kelihatannya memang tidak ada yang salah dengan ritual melepaskan merpati ini. Dalam perayaan seperti pernikahan, upacara, wisuda, bahkan pemakaman, merpati sering dilibatkan. Tapi ternyata, tanpa kita sadari, ritual ini justru bisa menyakiti merpati. Kalau dikutip dari situs Pigeon Rescue , merpati yang dilepas bebas itu kebanyakan tidak bisa kembali ke rumahnya. Mereka banyak yang terluka, hilang arah, dan dimakan predator. Sejatinya, merpati memang hewan yang tidak punya ‘survival skill’.

Seringkali dimakan predator dan berakhir tragis via www.pigeonrescue.org

2. Pernah dengar tradisi menaiki gajah di India? Ritual atau festival dua kali setahun ini melibatkan puluhan hingga ratusan gajah untuk dihias dan ditunggangi seharian

Festival Hindu di India via www.onegreenplanet.org

Setiap bulan Desember dan Mei, warga di India biasa menggelar festival Hindu yang melibatkan gajah-gajah tak berdosa. Mereka dihias warna-warni, ditunggangi lebih dari 4 orang –padahal gajah bisa mengalami cedera punggung kalau ditunggangi manusia–, dan diarak keliling kuil dan jalanan lebih dari 24 jam. Penunggangnya juga ‘dipersenjatai’ dengan benda tajam buat memecut gajah biar terus berjalan. Belum cukup dengan berpanas-panasan, malamnya gajah-gajah itu dipaksa menikmati letusan kembang api bersuara keras.

Advertisement

Kakinya dipasangi rantai via www.onegreenplanet.org

3. Perayaan makan anjing di Cina beberapa waktu lalu juga jadi sorotan. Festival tahunan ini dikritik karena menyiksa anjing sebelum dimakan

Festival makan anjing terbesar di Cina via www.express.co.uk

Nama ‘Yulin Dog Festival ‘ sempat heboh beberapa waktu lalu karena dikritik habis-habisan oleh para aktivis binatang. Festival ini melibatkan ribuan anjing yang sebagian besar dicuri paksa dari pemiliknya, dibakar hidup-hidup, atau direbus tanpa disembelih dulu sebelum dihidangkan. Atas kekejaman ini, kelompok pecinta binatang banyak yang menggelar demo agar pemerintah menghentikan budaya ngawur ini.

4. Ada juga perayaan natal yang sering memakai rusa kutub hidup sebagai properti. Mereka dipercantik dan diajak foto banyak orang. Perayaan semacam ini sering ditemui di Inggris

Perayaan natal di Inggris via www.hulldailymail.co.uk

Natal di Inggris dirayakan dengan begitu meriah. Biasanya orang menggelar parade dengan memakai rusa kutub sebagai properti. Hewan-hewan malang ini diarak keliling kota, kadang juga disuruh menarik gerobak kayu, mirip rusa yang ada di film-film. Dilansir dari Plant Based News , rusa-rusa itu harus menempuh perjalanan sangat jauh dan melelahkan sebelum akhirnya tiba di lokasi festival. Organisasi Animal Aid bahkan pernah merekam kekerasan yang dilakukan pengurus kandang-kandang rusa festival itu. Mereka ditendang, dipukul, diperlakukan kurang layak.

5. Tidak usah jauh-jauh deh, tradisi karapan sapi di Madura pun juga katanya sama saja menyiksa hewan lo. Kita yang melihat mungkin biasa saja, padahal…

Advertisement

Karapan sapi di Madura via inspirasikusupport.blogspot.com

Karapan sapi sudah jadi tradisi turun temurun di Madura, Jawa Timur. Festival ini sebetulnya adalah perlombaan lari sapi dengan cara ditunggangi. Mirisnya, sebelum bertanding, sapi disiksa terlebih dahulu dengan dipukul benda tajam sampai berdarah, seperti dikutip Tempo . Tujuannya biar sapi bisa lari cepat. Waktu bertanding, cambuk si joki sapi juga dilengkapi paku atau besi tajam. Seusai pertandingan, tubuh sapi yang terluka disiram air lombok. Kebayang kan perihnya gimana??

Sebenarnya masih banyak perayaan hura-hura lain di belahan dunia yang ternyata menyiksa binatang. Duh, sampai kapan sih ini akan berakhir? Kan tidak tega melihatnya…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE