14 Postingan Bocah Ingusan ini Jadi Bukti Kalau Main Medsos Harus Ada Batas Minimal Usia. Haduh!

Postingan bocah ingusan di media sosial

Mendidik anak memang bukanlah hal mudah di zaman sekarang ini. Banyak banget distraksi yang kadang menghapus pelajaran yang diberikan oleh orang tua dengan sekejap. Nampaknya, semesta memang nggak membantu orang tua masa kini untuk bisa mendidik anaknya dalam situasi yang kondusif. Mulai dari sinetron yang nggak layak tayang hingga kebebasan menggunakan media sosial yang berlebihan, ada banyak hal yang menjadikan anak sekarang dewasa sebelum waktunya dan melakukan hal yang konyol sekaligus miris.

Namun apa daya kita nggak bisa menghentikan arus informasi dan di sisi lain keputusan orang tua memberikan gawai ini juga bermacam-macam alasannya. Mulai dari karena sayang anak, nggak bisa nolak karena sang anak mengancam nggak mau sekolah kalau nggak dibeliin, atau malah sengaja dibeliin biar anaknya punya “kesibukan” sehingga nggak mengganggu kerjaan orang tua. Yang jelas, tontonan yang nggak sehat, baik itu dari TV atau smartphone dan akses media sosial yang mudah, membuat anak-anak sekarang sering kali mengunggah hal yang sebenarnya miris namun juga memiliki nilai kocak. Seperti apa sih postingan mereka? Langsung kita simak saja, yuk!

1. Duh, Dek! Daripada galau gini mending tolongin emak cuci piring sana!

Mending belajar matematika gih. via www.instagram.com

2. Tanda baca sama spasi saja nggak ngerti, sudah berani-beraninya main media sosial

Nulis aja nggak pakai spasi. via www.instagram.com

3. Tiap Senin pagi masih nanyain, “Dasi sama topi buat upacara di mana, Ma?” ngga nih?

Dasinya masih merah. via www.instagram.com

4. Iyain aja deh, ya, daripada nanti malah nangis. Bocah!

Pisau dapur ibunya padahal. via www.instagram.com

5. Pipis saja belum lurus, Dek, sudah pinter ngegombal!

Lihat polisi aja udah nangis. via www.instagram.com

6. “Sa ae nih bungkus bumbu Indomi!”

Kacau nih. via www.instagram.com

7. Yang penting mah eksis dulu, diobatinnya nanti kalau inget! 🙂

Sempet-sempatnya, ya. via www.instagram.com

8. Ini lo, adek-adek, pentingnya belajar Geografi di sekolah

Iyain aja. via www.instagram.com

9. Menyesal nggak putusin dia?

Ngerii. via www.instagram.com

10. Ini bukti kalau sarapan harus yang bergizi, bukan malah sarapan sama sinetron

Pusing ah via www.instagram.com

11. Ini adalah maksud dari pepatah “semut di seberang pulau nampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”

Okelah kalau begitu. via www.instagram.com

12. Sebelum bikin status kayak gini, mending dijawab dulu 13.346 X 2.304 berapa?

Bodo amat. via www.instagram.com

13. Ada yang berminat sama adek unch unch yang satu ini?

14. Asyik! KTP saja belum punya, sudah mau bikin Surat Keterangan Tidak Mampu 😀

Bisa aja nih. via www.instagram.com

15. Antara kebanyakan nonton sinetron atau kebanyakan makan micin

Beginilah jadinya ketika perkembangan teknologi nggak diiringi pengawasan terhadap mereka yang masih belia alias di bawah umur. Saat ini, kebebasan dalam menggunakan media sosial memang sangat longgar. Gampang banget bikin akun di semua platform media sosial apa pun. Hasilnya? Bocah-bocah yang masih ingusan itu akhirnya terpengaruh yang nggak sesuai umur.

Mencari perhatian, nggak bisa membedakan apa yang boleh di-share dan nggak boleh, dan yang paling bikin miris “dewasa sebelum waktunya” adalah gejala-gejala kecanduan media sosial yang ditunjukkan bocah-bocah ini. Siapa yang harusnya bertanggung jawab? Yang tanggung jawab, ya, kita semua yang sudah dewasa. Orang tua yang berani membelikan anaknya smartphone harus paham benar dengan kewajiban pengawasan. Para stakeholder informasi macam TV, radio, atau media daring harus benar-benar menyaring berita yang benar-benar memiliki kualitas dan nggak melulu mengejar rating.

Semoga generasi kayak gini nggak makin banyak, ya. Kalau kamu punya adik atau saudara yang masih di bawah umur, coba diawasi penggunaan gawainya. Biar nggak kayak gini. Selain bikin miris juga bikin anak-anak ini dewasa sebelum waktunya. 🙁

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung