Menguak Alasan Budaya Jalan Kaki Susah Dilakukan di Indonesia. Ada-ada Aja Permasalahannya

Membahas tentang sederet kebiasaan serta budaya unik antara masyarakat Indonesia dengan warga negara lain tentu punya sejumlah perbedaan. Salah satunya yang begitu mencolok adalah budaya jalan kaki. Jika kita melihat di beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika, orang bepergian dengan berjalan kaki adalah fenomena lumrah yang sering ditemukan di berbagai tempat. Entah itu untuk urusan sekolah, bekerja, atau hanya sekedar menikmati lingkungan sekitar.

Beda halnya dengan kenyataan yang ada di Indonesia, budaya jalan kaki merupakan salah satu kegiatan yang sulit berkembang di kalangan masyarakat kita. Hampir semua orang di Indonesia masih mengandalkan kendaraan pribadi dan moda transportasi umum untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Akhirnya, banyak dampak buruk yang dihasilkan. Salah satunya yang begitu terasa adalah kemacetan parah. Tapi, hal ini bukan tanpa alasan. Berikut adalah sederet jawaban mengapa budaya jalan kaki susah diterapkan di Indonesia.

1. Indonesia negara tropis, baru jalan bentar aja udah berasa mandi keringat. Nggak lucu juga kalau sampai tempat tujuan malah kucel banget~

Kepanasan di jalan / Credit: Jakarta Notebook

Alasan yang satu ini menjadi alasan pertama sekaligus yang paling logis. Di negara lainnya yang menerapkan budaya jalan kaki, rata-rata dari mereka memiliki musim yang tak dimiliki di Indonesia. Sedangkan, Indonesia sendiri merupakan daerah tropis. Bayangin aja, jalan kaki di siang bolong pas matahari lagi terik-teriknya. Sehat juga nggak, yang ada malah cuma mandi keringat. Apalagi kalau tujuannya mau sekolah, ngampus, atau berangkat kerja, pasti bakalan dibikin repot banget. Dari rumah udah kinclong, sampai tempat tujuan berasa habis melewati medan pertempuran.

2. Indonesia itu negara kepulauan yang besar. Kota-kota yang di dalamnya pun juga besar-besar. Banyak akses ke tempat-tempat vital yang membutuhkan waktu tidak sebentar

Budaya jalan kaki di Singapura / Credit: Straitstime

Jika ingin membandingkan dengan lebih adil, sebenarnya Indonesia bisa dibandingkan dengan Singapura yang notabene memiliki iklim dan cuaca sama. Tapi, seperti yang kita tahu bahwa budaya jalan kaki di Indonesia dan Singapura memiliki perbedaan yang begitu drastis. Hal itu disebabkan lantaran Indonesia adalah negara yang besar, sedangkan Singapura memiliki luas yang jauh lebih kecil. Akses tempat-tempat vital di Singapura sangat memungkinkan untuk dijangkau dengan berjalan kaki. Beda halnya di Indonesia yang letak satu tempat dengan tempat vital lainnya memiliki jarak yang lumayan jauh. Udah capek duluan, bund~

3. Jangan lupa, Indonesia merupakan negara berkembang, tapi tingkat gengsi warganya tinggi-tinggi banget!

Budaya jalan kaki / Credit: Pexels Kaique Rocha

Status negara boleh masih berkembang, tapi gengsi tetap yang paling utama. Begitulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan kenyataan yang terjadi di masyarakat kita. Salah satu alasan kenapa budaya jalan kaki susah diterapkan di Indonesia adalah masalah gengsi yang satu ini. Bagi sebagian besar orang Indonesia, kedudukannya hanya akan diakui jika memiliki kendaraan pribadi tertentu. Entah itu sepeda motor maupun mobil. Jangankan berjalan kaki, naik kendaraan umum aja terkadang masih males karena dianggap memberikan kesan sebagai orang yang nggak mampu. Hmmmm~

4. Nggak cuma karena faktor iklim dan gengsi, sulitnya budaya jalan kaki ini berkembang juga disebabkan minimnya fasilitas publik dari pemerintah

Ilustrasi trotoar rusak / Credit: Jatimnow

Bukan merupakan lagu baru lagi jika membahas bagaimana permasalahan fasilitas publik di Indonesia. Khususnya untuk pejalan kaki yang ramah bagi semua pihak. Alih-alih bisa menemukan fasilitas umum di jalanan yang bisa digunakan dengan baik, rata-rata bentuknya pun udah nggak layak dipakai dan jarang ada upaya perbaikan. Itu masih baru ngomongin buat orang umum, belum lagi buat masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus. Kalau begini caranya pantas aja orang-orang malas buat jalan kaki.

5. Tingkat kejahatan dan keberadaan orang resek di jalanan masih begitu banyak. Bikin was-was!

Ancaman kejahatan / Credit: Pexels Anna Shvets

Tak dimungkiri lagi bahwa jalanan di Indonesia merupakan salah satu tempat yang paling nggak aman bagi banyak orang. Masih begitu banyak manusia-manusia resek dan jahat yang bisa ditemukan di berbagai tempat. Mulai dari pengendara nggak ada akhlak, pemotor nggak sabaran, pengendara mobil hobi ugal-galan, copet, begal, dan lain sebagainya. Kita yang naik mobil aja terkadang nggak terlepas dari sasaran kejahatan, apalagi yang berjalan kaki. Sudah pasti rasa was-wasnya pun bakalan lebih tinggi dan lebih gelisah.

Dari semua faktor yang berpengaruh, alasan karena iklim dan luasnya daerah-daerah di indonesia sebenarnya menjadi dua faktor yang paling begitu dirasakan dampaknya secara langsung. Meski begitu, alangkah baiknya kamu membiasakan untuk melakukan jalan kaki walaun jaraknya yang jauh-jauh banget. Demi fisik yang lebih sehat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam