Ephemeral #8 – If You Only Knew

Ephemeral honey dee

Cerita Ivy tak hanya membuat Ben akhirnya mengetahui bagaimana perempuan itu bisa berakhir terlunta-lunta New York tanpa dokumen resmi. Tak hanya itu, Ben juga dipaksa untuk mengenang kembali pernikahannya sendiri, membuat rasa bersalahnya kembali menyeruak.
***

 

Tangisan Ivy makin keras. Ben sampai pindah ke samping Ivy demi bisa memberikan Ivy sentuhan fisik yang mungkin membuat perempuan itu jadi lebih tenang. Namun, Ivy masih terus menangis. Ben memeluknya, berusaha membelai punggungnya seperti dulu dia melakukannya pada Sheila. Perempuan itu memegang tangannya, seperti orang yang akan tenggelam. Dari mulutnya keluar kata-kata, “Aku yang salah. Aku yang salah.” Ben mengeratkan pelukannya, berusaha membuat Ivy merasakan seseorang yang benar-benar menjadi temannya. Hanya teman yang sungguh-sungguh menyayanginya.

Ivy baru melepaskan pelukan Ben setelah Delilah menghampirinya dan mengusap tangannya. “Terima kasih,” kata Ivy untuk mengapresiasi anaknya. Dia mencium pipi dan kening anaknya untuk meyakinkan gadis kecil itu bahwa dia tidak apa-apa.

“Maaf. Aku … terlalu kekanakan,” kata Ivy sambil mengelap air matanya dengan lengan baju. Ben mengambil tisu yang ada di laci meja karena belum pernah dipakai. 

“Semua orang berhak menangis dan perempuan memiliki hak yang lebih banyak untuk menangis.”

Ivy tertawa sambil menangis mendengar kalimat penghiburan ini. “Aku terlalu banyak menangis belakangan ini.”

Ben tersenyum. Dia membuka telapak tangannya. “Kapan pun kamu ingin menggenggamnya, lakukanlah. Teman selalu ada untuk temannya.”

“Apa ada temanmu yang selalu menggenggam tangan saat dibutuhkan?”

“Aku tidak punya banyak teman, sama sepertimu dengan alasan yang berbeda.”

“Apa alasanmu?”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis yang telah menghasilkan lebih dari 30 judul karya ini masih berusaha menjadi orang baik. Kalau bertemu dengannya di media sosial, jangan lupa tepuk bahunya dan ingatkan kalau dia juga butuh pelukan.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi