Mengenang Momen Betapa Menggembirakan Melihat Jadwal Pelajaran Sekolah Tanpa Matematika

Mata Pelajaran Matematika bak momok di siang bolong bagi sebagian besar anak sekolah sepanjang masa dari zaman dulu hingga sekarang. Mendapati jadwal pelajaran yang satu ini pada hari itu serasa ketiban sial yang paling sial dibandingkan hari-hari tersial mana pun. Isi pelajaran yang dianggap paling susah ditambah dengan image guru killer membuat matematika menjadi salah satu hal yang dibenci anak sekolah pada zamannya.

Advertisement

Kamu tentu masih ingat jika pada zaman sekolah dulu, kita semua seringkali membuat jadwal pelajaran mulai dari Senin sampai Sabtu dengan tujuan agar tidak terlupa. Hari di mana tidak ada pelajaran rasanya menjadi hari paling bikin bahagia sepanjang masa sekolah. Masih ingat dengan momen-momen itu, kan?

Apes maksimal / Credit: Twitter tanyakanrl

Biasanya, Mata Pelajaran Matematika memang kerap dihadirkan pada hari Senin. Waktu paling krusial untuk menentukan baik buruknya mood dalam seminggu ke depan

Alasan ini mungkin menjadi salah satu latar belakang logis mengapa matematika sebegitu dibencinya oleh sebagian anak-anak sekolah pada zamannya. Sudah tahu sering bikin pusing, susah untuk dipahami, gurunya terkenal galak-galak, masih lagi diadakan pada hari Senin. Hari di mana menjadi penentu untuk baik atau buruknya mood dalam seminggu ke depan. Belum lagi kalau minggu sebelumnya para guru memberikan PR yang nggak nanggung-nanggung. Dijamin seharian penuh bakal berasap kepalanya. Tapi, saking seringnya kita menghadapi momen ini sepanjang masa sekolah berlangsung, rasanya pasti nyaris kebal dengan “siksaan” yang ada.

Sebaliknya, hari yang dianggap paling menggembirakan di masa-masa itu adalah hari di mana  tidak ada pelajaran Matematika. Semakin bikin semangat buat datang sekolah kalau di hari itu semua mata pelajaran “nyantai” berkumpul jadi satu. Biasanya sih penjaskes alias olahraga, praktik komputer, seni, atau mungkin Bahasa Indonesia. Sederet mata pelajaran tersebut punya citra yang berkebalikan dengan matematika. Jam olahraga biasanya kerap dipakai buat sekedar nongkrong di kantin, mapel komputer kerap jadi momen colong-colongan kesempatan untuk main game bareng teman satu kelas, pelajaran seni yang imagenya bebas dan super nyantai, hingga Bahasa Indonesia yang tentunya nggak sesulit matematika.

Advertisement

Paling apes kalau matematika, fisika, kimia, dan biologi berada dalam satu hari bersamaan

Pernah dengar ada pepatah mengatakan, “sudah jatuh tertimpa tangga?”. Mungkin kalimat itu menjadi gambaran yang pas untuk menggambarkan bagaimana momen di masa itu ketika 4 mata pelajaran tersebut berkumpul jadi satu. Tak dimungkiri bahwa matematika, fisika, kimia, dan biologi terkenal sebagai sekian dari sederet mata pelajaran di zaman sekolah yang dianggap paling susah dan menyebalkan. Nggak heran jika mata pelajaran tersebut kerap dihindari oleh banyak anak sekolah pada zamannya. Mungkin kita pun termasuk beberapa di antaranya.

Lebih ngeselin lagi jika 4 mata pelajaran tersebut diacak dengan begitu randomnya. Pagi hari diawali dengan matematika, siang diisi dengan biologi dan kimia, kemudian ditutup dengan fisika. Itu masih belum seberapa, terkadang ada juga sekolah yang mengadakan jam tambahan untuk mata pelajaran ini pada hari yang sama. Kebayang gimana pusingnya dalam satu hari kita harus bertemu dengan salah satu dari pelajaran tersebut setidaknya dua kali, kan?

Kocaknya jadwal mata pelajaran yang dianggap bikin pusing tapi malah dijadikan satu oleh pihak sekolah seperti ini sebenarnya bisa jadi bahan evaluasi tersendiri untuk dunia pendidikan kita. Menjalankan kewajiban sebagai pengajar sih memang harus, tapi memperhatikan kewarasan dan kesehatan mental pelajarnya itu sendiri seharusnya juga perlu dipikirkan matang-matang. Kecuali kalau memang pengin para pelajar di Indonesia harinya jadi berasa Senin terus, sekalian hitung-hitung buat tes mental menyongsong kerasnya kehidupan setelah masa sekolah~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE