Serba-serbi Rasanya Naik Kereta Api Kelas Ekonomi. Murah tapi Pegal~

Beberapa waktu lalu, media sosial Twitter sempat dibikin heboh terkait dengan cuitan salah seorang warganet yang membahas kursi duduk kereta api kelas ekonomi. Seperti yang kita tahu, kereta api sendiri hingga sekarang masih menjadi moda transportasi umum favorit banyak orang. Selain harganya yang lebih terjangkau, bebas dari macet, naik kereta api tentu akan memberikan pengalaman unik tersendiri dibandingkan dengan kendaraan lainnya.

Advertisement

Ngomongin tentang harganya, moda transportasi yang satu ini juga memiliki beberapa kelas layaknya kendaraan umum lainnya. Salah satu yang paling diminati masyarakat luas adalah kelas paling bawah yaitu ekonomi. Meski terkesan kelas paling dasar, kereta ekonomi sekarang jauh berbeda dengan beberapa tahun silam. Namun, di kelas ini juga tak terlepas dari serba-serbinya. Kalau kamu pernah menaikinya, tentu paham dengan pengalaman di bawah ini.

Harganya memang jauh lebih murah dibandingkan kelas lainnya

Tempat duduk kereta api kelas ekonomi / Credit: Teraa

Salah satu alasan kenapa kelas ekonomi menjadi favorit banyak orang adalah harganya yang benar-benar murah. Jika dibandingkan dengan kelas lainnya, harga tiket kelas ekonomi bahkan bisa separuhnya sendiri. Jangankan untuk perjalanan antar kota yang jaraknya hanya beberapa jam saja, untuk yang berjarak hingga seharian penuh aja bisa dibilang harganya tetap murah. Tanpa macet dan lebih minim resiko jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya adalah alasan selanjutnya. Makanya nggak heran jika setiap harinya, entah itu hari-hari biasa atau haru besar, gerbong kereta api kelas ekonomi selalu saja penuh dengan penumpang. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua semuanya ada.

Ada pepatah bilang “ada harga ada rupa”, tapi terkadang naik kereta ekonomi bikin leher dan punggung benar-benar tersiksa. Apalagi jika kamu menempuh perjalanan jarak jauh

Menguji ketahanan tulang leher / Credit: Kompasiana

Ada enaknya tentu ada pula nggak enaknya. Ngomongin tentang tempat duduk di dalam kereta api kelas ekonomi, rasanya nggak bisa kalau nggak mengeluh. Bener sih, tiketnya memang murah, tapi bagi kamu yang udah pernah merasakan tempat duduknya pasti paham bagaimana perjuangan sepanjang perjalanan untuk menahan agar badan tidak pegel-pegel. Bentuk tempat duduk yang terlalu tegak dan keras menjadi persoalan utama kereta api kelas ekonomi saat ini. Kalau untuk menempuh perjalanan yang jaraknya kurang dari 5 jam sih mungkin masih mending. Tapi, kalau untuk berjalan di atas itu rasanya udah cocok dibilang cobaan duniawi.

Advertisement

Posisi tempat duduk yang berhadap-hadapan kerap membuat situasi jadi absurd

Berhadap-hadapan / Credit: Kanalberita

Ternyata persoalan tempat duduk yang terlalu tegak itu bukan hanya satu-satunya yang dikeluhkan. Hal yang satu ini juga nggak kalah sering bikin orang-orang merasa absurd saat naik kereta api kelas ekonomi. Bayangkan saja, kamu naik kereta api sendirian, kemudian di depanmu ada sepasang kekasih yang hendak menempuh perjalanan bersama, berhadap-hadapan dengan kamu. Sepanjang perjalanan dijamin kita akan merasakan hal-hal konyol dan seolah-olah ngontrak karena dunia hanya milik mereka berdua. Tapi, itu masih mending. Jangan sampai kamu bertemu dengan orang-orang minim akhlak yang kursinya berhadapan dengan tempat dudukmu, kemudian mereka dengan seenak jidat ngelurusin kakinya dengan cara dinaikkan ke samping badanmu. Hal kayak gini kerap banget kejadian lo!

Kalau dipikir-pikir sih maklum dan ada benarnya juga, namanya pun kelas ekonomi, sudah tentu kita nggak bisa membandingkannya dengan kelas-kelas di atasnya. Tapi namanya berharap nggak ada salahnya juga kok. Bertahun-tahun, waktu demi waktu Kereta Api Indonesia selalu berbenah untuk meningkatkan pelayanannya terhadap publik. Tak menutup kemungkinan juga jika persoalan-persoalan semacam ini jadi pertimbangan tertentu untuk pihak terkait, setidaknya bikin tempat duduknya sedikit lebih nyaman lah~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE