Nostalgia Zaman di Mana Kasta Sosial Ditentukan dari Kertas Binder Merek Harvest

Setiap dari kita pasti memiliki cerita masa kecil yang bermacam-macam. Banyak dari cerita-cerita tersebut yang nggak terlupakan karena saking bikin bahagianya, tapi nggak sedikit juga yang terkenang karena menyedihkan saat itu. Kamu tentunya ingat dong, pada masa di mana kertas binder yang lucu-lucu jadi salah satu cerita yang menyertai kekonyolan kita saat kecil. Iya, kertas binder dengan berbagai motif dan desain yang lucu itu lo. Ingat, kan?

Advertisement

Kalau kamu ingat, pasti kamu juga bakal senyum-senyum sendiri jika mengenang bahwa dari situlah status sosial kita di masa tersebut sempat ditentukan. Apalagi jika kamu adalah salah satu pemilik dan pengoleksi besar alias bandar kertas binder dengan merek Harvest. Wuih, kalau udah punya yang satu ini nih, main sama geng lain yang kertasnya non Harvest aja rasanya berasa nggak level. 🙁

Harganya memang beda banget sama kertas binder lainnya. Kalau yang lain dulu cuma 200-an rupiah, kertas Harvest bisa sampai 500-an rupiah sendiri

Salah satu motif kertas Harvest / Credit: Carousell

Memang jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi zaman sekarang terlihat sepele, tapi di masa-masa itu uang 300 rupiah berarti banget. Apalagi waktu itu kita masih jadi bocah SD yang tahunya cuma minta duit ke emak kalau mau jajan apa-apa. Dengan perbandingan harga yang bisa dibilang lumayan, maklum sih kalau kertas binder merek Harvest ini menjadi salah satu tolak ukur kekayaan di lingkar pertemanan bocah-bocah masa itu. Perlu diketahui juga, harga 500-an rupiah itu untuk kertas Harvest dengan motif standar lo, belum lagi kalau ada yang edisi khusus. Alamaaak, bikin tepok jidat!

Pokoknya selalu jadi barang primadona ketika ada momen tuker-tukeran kertas binder. Koleksian paling langka nih!

Koleksian barang langka / Credit: Carousell

Saling tukar-menukar koleksi kertas binder di zaman SD pada masa itu memang menjadi salah satu fenomena unik yang bikin geli sendiri jika kita mengingatnya. Lucunya lagi, biasanya bocah-bocah pemilik kertas Harvest ini cuma mau melakukan tukar-menukar barang koleksian mereka dengan sesama Harvest mania juga. Kalau kertas merek lain sih jangankan mereka mau menerima, orang masuk ke gengnya aja kadang udah nggak mau duluan kok. Intinya, kertas ini selalu jadi primadona sekaligus barang koleksian paling langka di era tersebut. Kira-kira sekarang masih berharga banget nggak ya buat anak SD?

Advertisement

Zaman segitu lagi ngetren tukeran biodata, tapi kalau ada kertas Harvest tetap nggak boleh ditulisin di situ. Terus buat apa, ya? 🙁

Berasa jadi aset bersejarah / Credit: Carousell

Uniknya lagi, selain tukar-menukar koleksian kertas binder, yang nggak kalah ngetren adalah bertukar biodata. Kamu pasti ingat lah sama istilah mifa, mafa, dan sebagainya. Masalahnya nih, dulu kalau lagi tukeran biodata, yang namanya kertas Harvest itu jadi benda yang paling dilindungi banget. Pokoknya nggak boleh ditulisin apapun, apalagi sampai kotor dan terlipat-lipat. Padahal kalau dipikir-pikir mah namanya kertas juga fungsinya buat nulis, kan? Lha terus itu dulu kita ngapain, kok sesayang itu sama kertas yang satu ini?

Nggak bisa didebat lagi, dulu kalau kamu nggak punya kertas satu ini pasti udah berasa paling miskin satu sekolahan

Kalau nggak punya berasa jadi paling miskin / Credit: Shopee

Namanya pun juga jadi salah satu tolak ukur kekayaan dan gengsi di kalangan bocah, nggak heran jika kertas yang satu ini sekaligus menjadi sumber petaka bagi orang-orang tua. Masalahnya nih, dulu sempat tuh banyak banget kejadian cuma gara-gara nggak punya koleksian kertas Harvest, akhirnya bocah itu nggak punya temen di sekolah soalnya kertasnya dia mereknya cuma Loose Leaf sendiri. Udah gitu pasti bikin kita juga merasa paling miskin satu sekolahan. Apes bener!

Tapi terlepas dari apa pun itu, kertas Harvest di masa tersebut memang layak menjadi salah satu koleksi kertas binder berkelas kok. Jika merek lain memproduksi kertasnya dengan kualitas menengah ke bawah, Harvest udah punya kualitas yang jauh lebih tinggi. Mulai dari ketebalan kertas dan variasi desain, pokoknya udah beda sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE