Marcell Siahaan Resah dengan ‘Harga Teman’ dalam Bermusik. Meski Akrab, Hargai Karya Sewajarnya Dong

Biasanya, ketika mengerjakan sesuatu yang kamu sukai tubuhmu seperti nggak capek-capek meskipun pekerjaan itu terasa berat. Barangkali, itulah yang dinamakan passion. Passion kamu terhadap sesuatu secara nggak sadar mendorong energi dan semangat dalam diri bertambah nggak seperti biasanya. Karena itulah biasanya orang akan sangat merasa senang jika dapat menghasilkan pundi-pundi uang dari hal disukai. Singkatnya, bekerja sesuai passion merupakan impian bagi semua orang.

Namun pada kenyataannya, bekerja sesuai passion juga nggak serta merta terlepas dari keresahan. Belakangan ini ada seorang musisi yang mengeluhkan keresahannya ketika bekerja sesuai passion-nya. Musisi itu ialah Marcell Siahaan. Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Selasa (5/12), pelantun tembang Takkan Terganti itu secara terbuka membeberkan keresahannya dalam bermusik.

Marcell resah dengan “harga teman” yang sering dimanfaatkan oknum penyelenggara acara saat menyewa jasanya

keresahaan Marcell via www.instagram.com

Dalam unggahannya di Instagram, Marcell mengungkapkan keresahan yang dialaminya terkait dengan bayaran yang diterimannya dari pihak penyelenggara seringkali nggak sebanding dengan besaran yang dikeluarkan. Oknum penyelenggara justru menawar tarif manggung dengan kedok hubungan pertemanan: ‘harga teman’. Mereka menggunakan jalinan pertemanan untuk menawar sang musisi dengan harga relatif murah. Berawal dari unggahan musisi indie @baruzthescreamer yang resah karena nggak mendapat bayaran yang nggak sesuai.

“Sewajarnya kalo ada band yang mau diundang itu dikasih fee yang masuk akal dong. Dee, ongkos PP, dan semua keperluan lain yang berkenaan dengan raiders si band itu sendiri. Nah ini jaman now, kok ya masih ada aja yang nawar seenak udel, dia pikir band2an ga pake modal kali ya.. Padahal acara besar lho. Dengan alasan budger udah habis, lha kok kalo budget udah habis ngehbungi kita? Piye toh. Akhirnya yg mereka undang ya band yg cuma sekedar pengen eksis sama band2 yg dibayar mahal. “

Keresahan dari Yudi Setiawan dari band Godbless Symptoms itu ternyata juga dirasakan oleh Marcell sehingga ia pun me-repost postingan rekannya itu. Dalam unggahan tersebut, Marcell pun ikut menyuarakan perasaannya.

“Kalau selama ini kita menganggap hanya ‘kapitalis-kapitalis besar’ yang memanfaatkan surplus band-band (utamanya band baru) dan kemudian menarik keuntungan dengan menggratiskan band-band ini ketika manggung, jangan salah, aktivis-aktivis dan pelaku komunitas yang ‘katanya’ idealis ingin memajukan musik lokal ternyata sama bangsat dan bajingannya bahkan lebih jahat: memanfaatkan pertemanan untuk kemudian menawar harga tidak layak dan masuk akal bahkan menggratiskan. Hati-hati teman-teman!”

Marcell Siahaan sindir warganet pakai kata kasar. Duh, kenapa lagi sih, Bang?

warganet juga kena sasaran via www.instagram.com

Selain kekesalannya kepada oknum-oknum penyelenggara acara musik, ada hal lain yang menarik perhatian warganet. Marcell yang biasanya menyebarkan konten positif justru muncul dengan sindiran keras, lengkap dengan kata-kata kasar. Dengan latar belakang hitam, Marcell Siahaan membahas soal tingkah laku sebagian warganet di Instagram. “Giliran mengutarakan pendapat agak ‘keras’ komentarnya: ‘sabar, bang.’,” ungkap suami Rima Melati tersebut.

Marcell kemudian mengungkap kata-kata kasar yang seakan ditujukan untuk sebagian warganet itu. “Sok tahu lo, a****g. Netizen t**k,” begitu tulisan Marcell dengan emotikon ekspresi konyol. Nggak ada tulisan tambahan yang disisipkan Marcell Siahaan dalam keterangan foto, kecuali “#nocaption”. Pelantun Semusim itu pun sengaja menonaktifkan kolom komentar, seakan nggak pengen membaca satu pun tanggapan publik soal unggahannya. Padahal, selama ini Marcell Siahaan nggak termasuk selebritas yang akrab dengan kontroversi. Unggahannya di Instagram kerap berbau positif, seperti aktivitasnya sebagai musikus dan suami. Sebenarnya ada apa, sih?

Alasan kenapa warganet juga nggak luput dari kekesalan Marcell. Ya, namanya juga warganet

dasar warganet via www.instagram.com

Usut punya usut, ternyata Marcell ikut kesal dengan warganet karena menganggap bahwa ucapan: ‘sabar, bang’ yang dialamatkan pada hal yang meresahkan baginya itu nggak menyelesaikan masalah. Marcell seakan pengen ada pendapat lain yang bisa senggaknya membantu keresahaannya ini mendapatkan solusi. Intinya Marcell pengen ada perubahan. Nggak hanya sebatas pekataan ‘sabar’ dan ‘semangat’. Hal tersebut bisa disimpulkan dari komentarnya pada postingan @baruzthescreamer.

Mengutarakan pendapat mah wajar atuh, ada bedanya antara sabar dan blegug, kalo setiap mengutarakan pendapat agak keras disuruh sabar mah ngobrol weh jeung lauk. (Mengutarakan pendapat adalah hal yang wajar, ada beda antara sabar dan bodoh, kalau setiap mengutarakan pendapat agak keras disuruh sabar, mending ngobrol saja sama ikan)

Keresahan Marcell ini juga mengundang sejumlah musisi ikut berkomentar pada kolom Instagram miliknya. Misalnya vokalis D’Massiv, Rian Ekky Pradipta, yang ikut komentar lewat akun @rianekkypradipta.

“Biar aman langsung lempar ke manager.. manager biasa lbh saklek,”

Komentar Rian D’Massiv itupun dibalas oleh Marcell.

“@rianekkypradipta Akupun. Kasihan mereka yang belum berkesempatan punya manajer ataupun dapet manajer yang ‘lembek’ dan semua dianggap temen,”

Nampaknya permasalahan bayaran dengan “harga teman” ini memang kian meresahkan. Sudah sepantasnya suatu karya dihargai dan diapresiasi setimpal dengan pengorbanan yang telah dilakukan oleh sang seniman. Bagaimanapun juga sebuah karya diciptakan melalui proses pencarian ide dan diskusi yang panjang sebelum menjadi suatu karya, belum lagi waktu yang dikorbankan. Intinya jangan sampai “harga teman” mengorbankan teman sendiri. Toh, apa salahnya sih menghargai teman sesuai karyanya?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.