Beredar Curhatan Anak ke Ibunya yang Udah Berpulang ini Bikin Haru. Pelajaran buat Menghargai Waktu

Pelajaran menghargai waktu

Kalau ada hal yang nggak bisa diubah di dunia ini salah satu jawabannya adalah waktu. Sebelum ada manusia yang beneran bisa menciptakan mesin waktu, maka waktu ialah waktu. Ia akan terus berjalan ke depan. Seburuk apa pun yang pernah terjadi, nggak akan bisa diubah. Sebagai manusia, kita hanya bisa mengambil hikmah dan memperbaiki hidup.

Banyak orang yang menyesal karena nggak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Terlebih yang kaitannya dengan orang tercinta yang telah berpulang. Kebetulan, baru-baru ini ada fenomena yang layak direnungi bersama soal waktu. Fenomena ini bermula dari curhatan warganet pada sebuah akun base. Yuk, simak.

Seorang warganet curhat di akun base perihal rasa rindunya kepada sosok ibunda tercinta. Dulu punya tempat buat curhat, kini sudah nggak ada lagi

Akun base Twitter kerap kali jadi ruang curhat warganet karena anonimitasnya. Kita bisa curhat blak-blakan tanpa takut ketahuan jati diri kita. Nah, inilah yang dimanfaatkan Fary yang curhat soal kerinduan kepada ibunya yang telah berpulang.

Semua berawal dari iseng scrolling chat WA ibunya dua tahun lalu, Fary jadi kangen sosok ibunya yang selalu jadi sosok penenang di kala dia pusing kuliah. Ibunya juga yang dulu kerap mengingatkan dan menyemangati Fary untuk bersabar dalam menuntut ilmu.

Pengalaman Fary baiknya jadi pelajaran kita semua untuk lebih menghargai waktu. Manfaatkan waktu bersama ibu selagi masih sempat

Ibu selalu menunggu kepulanganmu. via cewekbanget.grid.id

Setiap jarak pasti menciptakan rindu, begitu pula perasaan ibu kepada anaknya. Dia pasti menantikan kabar dan kepulangan anaknya di rumah. Sebagai anak, kita acap kali melupakan ibu yang sudah begitu berjasa merawat kita sedari kecil. Semandiri-mandirinya ibu di rumah, dia akan selalu butuh anaknya pulang. Toh, meski nggak selalu untuk bantu beres-beres rumah.

Kesibukan di perantauan kerap membuat kita lupa bahwa ada sosok ibu. Nggak usah sok paling sibuk deh, apalagi dengan alasan kerja dan skripsi. Coba deh pikir berapa kali dalam seminggu kamu menelepon ibu? Berapa kali dalam setahun kamu pulang untuk ibu? Padahal kalau dipikir lagi, seharusnya kita yang butuh ibu, sebab kita berhutang padanya banyak hal.

Ibu memang sosok yang tepat untuk curhat. Sebab dialah yang bersama kita sedari kecil, dia yang paling mengerti kita

Curhat bisa dijadikan alasan untuk berpulang. via www.hipwee.com

Apa yang dialami Fary sungguh haru sekaligus sedih. Sulit untuk membayangkan bagaimana jika berada di posisinya. Namun cara Fary memosisikan ibunya sebagai tempat curhat sejatinya bisa kita adopsi. Curhat bisa jadi alasan atau motivasi untuk kita pulang. Ingat ibulah yang merawatmu sejak kecil, dia pasti tahu dirimu. Saran darinya pasti bakal kamu butuhkan dalam mengungkai sebuah masalah.

Pulanglah selagi sempat. Sapa ibu dan bahagiakan ibu selagi masih punya waktu. Sebelum semuanya terlambat dan yang tersisa hanyalah penyesalan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Senois.