5 Realitas di Desa yang Nggak Kalah ‘Gelap’ dari Kehidupan di Kota. Sekarang Sama Aja~

Narasi bahwa hidup di daerah pedesaan itu lebih nyaman, tenang, dan bahagia jika dibandingkan dengan kehidupan di kota-kota besar rupanya terus dipercaya oleh sebagian orang hingga saat ini. Tanpa kita sadari, di era keterbukaan arus informasi yang udah semakin besar saat ini, narasi tersebut terkadang nggak begitu relevan. Hidup di pedesaan pun sekarang nggak kalah keras dibandingkan dengan kehidupan perkotaan.

Advertisement

Bahkan, dalam beberapa kondisi dan situasi tertentu pun kehidupan di pedesaan malah terkadang rasanya jauh lebih keras dibandingkan di lingkungan perkotaan. Selalu ada aja sisi gelap dari kehidupan desa yang saat ini umum kita jumpai di mana pun berada. Kayak misalnya beberapa persoalan di bawah ini.

1. Hampir di setiap jalanan pedesaan bisa dengan mudah kita temukan anak-anak di bawah umur yang mengendarai sepeda motor

Anak-anak naik sepeda motor di pedesaan / credit: Motoblast

Sebenarnya fenomena yang satu ini bukan merupakan hal yang baru-baru ini terjadi, tapi udah ada sejak lama. Kalau dulu, biasanya pemandangan anak-anak di bawah umur yang mengendarai sepeda motor ini banyak ditemukan di kawasan perkotaan. Sekarang hal tersebut bisa dengan mudah ditemukan di perkampungan, bahkan yang lokasinya berada di pelosok.

2. Itu belum apa-apa sampai kamu ketemu bocil-bocil yang ngumpul di semak-semak atau perempatan jalan sambil nyantai menghisap rokok bareng-bareng

Ilustrasi hal yang sudah mulai lumrah terjadi di desa. / Credit: Indozone

Pergaulan bebas zaman sekarang pun nggak hanya terjadi di kota-kota besar atau metropolitan, tapi sudah merambah sampai di pedesaan. Meski dampaknya yang terjadi bisa dibilang nggak sekeras di perkotaan, persoalan ini tetap saja menambah daftar panjang sisi gelap kehidupan di desa. Uniknya, terkadang ada juga budaya-budaya unik di mana para orang tua mengizinkan anak-anak yang di bawah umur untuk merokok bersama orang dewasa.

Advertisement

3. Budaya pernikahan usia dini juga masih banyak banget terjadi. Haduh!

Ilustrasi pernikahan dini / Credit: ToughtCo

Bisa dibilang jika permasalahan ini menjadi salah satu sisi tergelap dari kehidupan masyarakat pedesaan. Daya literasi yang rendah, lulus dari Sekolah Menangah Pertama pun nggak sedikit yang langsung memutuskan untuk menjalani pernikahan dini. Entah itu atas kemauan sendiri atau dorongan dari pihak lain, fenomena semacam ini banyak terjadi sih.

4. Katanya tetangga di perkotaan itu ganas banget, belum pernah aja kamu lihat gimana orang desa kalau udah berantem satu sama lain. Itu barang-barang yang nggak kelihatan aja bisa tiba-tiba masuk ke dalam tubuh

Ilustrasi budaya mistis / Credit: Voi

Banyak yang menganggap jika orang-orang di lingkungan sekitar di kawasan perkotaan itu perilakunya kadang ganas dan resek banget dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Tapi, mungkin aja orang-orang yang mempercayai hal tersebut belum melihat kenyataan yang terjadi di daerah pedesaan. Masalahnya, daerah pedesaan itu sering kali menyimpan budaya mistis yang masih kental.

Nah, ini yang bikin serem kalau kita terlibat perselisihan dengan tetangga. Cuma perkara salah ucap aja bisa-bisa ada paku di dalam tenggorokan kita. Repot, kan?!

Advertisement

5. Nggak perlu sampai yang berantem deh, bahkan yang nyinyir-nyinyiran pun udah ngeri banget~

Ilustrasi tetangga nyinyiy / Credit: Borobudurnews

Kalau membayangkan budaya mistis udah dianggap terlalu jauh, kamu mungkin juga belum pernah merasakan gimana percekcokan antartetangga di pedesaan. Apa pun masalahannya, nyinyirnya nggak ada akhir. Bahkan, permasalahan yang aslinya sepele kalau di pedesaan juga bisa jadi bahan pertengkaran yang bakalan bertahan lama sih.

Intinya, mau hidup di kota dan di desa itu ada sisi baik dan buruknya masing-masing. Apalagi di zaman yang udah berbeda seperti saat ini, kita nggak bisa terus-menerus percaya narasi bahwa hidup di desa bisa bikin kehidupan lebih tentram dan nyaman. Buktinya udah banyak~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE