9 Situasi Sulit yang Bikin ‘Geregetan’ Saat Momen Lebaran. Mana yang Paling Sering Kamu Alami?

Hal-hal yang bikin sakit hati di momen lebaran

Lebaran sebentar lagi. Berpuasa sekeluarga. Sehari penuh yang sudah besar. Setengah hari yang masih kecil. Eh, itu sih lirik lagu, ya? Tapi, sebentar lagi lebaran lho! Hampir semua orang, khususnya umat Muslim, bersukacita menyambut datangnya Hari Raya setelah sebulan penuh berpuasa. Baju baru, libur panjang, THR, hingga mudik ke kampung halaman menjadi hadiah tersendiri di momen-momen menjelang lebaran. Meskipun sebenarnya menyiapkan hati untuk menyongsong hari kemenangan saja sudah cukup jadi sesuatu yang berarti dan patut disyukuri.

Bersyukur dong, kamu masih dikasih kesempatan buat ngerasain momen lebaran tahun ini lho!

Tapi, rupanya bukan hanya keriaan saja lho yang mengiringi momen-momen lebaran. Ada juga hal-hal dari mulai yang kocak hingga nyebelin yang bikin nyesek di hati. Yang pasti, semuanya ini cuma bisa kamu temukan di momen-momen sepanjang lebaran. Bisa jadi kamu akan, sudah pernah, atau bahkan sering mengalaminya. Hihihi. 😀

1. Nemu toples biskuit isi rengginang atau wadah es krim tapi isinya kacang. Klasik banget memang, tapi lumayan bikin trauma perlahan-lahan~

toples biskuit isi rengginang via etehecha.blogspot.com

Ngomongin toples biskuit dan rengginang ini memang nggak pernah ada matinya.

Iya, apa lagi kalau bukan kecele gara-gara sudah girang bakal makan biskuit dengan berbagai varian rasa, alhasil dapatnya rengginang setelah buka toplesnya.

Momen ini sering banget terjadi kalau pas lagi silaturahmi ke saudara atau pun tetangga. Makanya, lihat suguhan toples biskuit dan makanan-makanan enak lain rasanya ragu dan nggak semangat lagi. Semoga di rumahmu nggak begitu, ya. :p

2. Sudah berdiri berjejer nunggu salaman, eh, dikacangin alias dilewatin begitu saja. Hmm, mungkin lagi buru-buru kali, ya?

dilewatin pas salaman via www.pelitabanten.com

Antre bersalaman memang sudah jadi tradisi di hari Lebaran. Biasanya masing-masing keluarga bakal berkumpul di rumah sesepuh, lalu berdiri berjejer dan saling bersalaman mulai dari yang tua hingga yang paling muda. Tapi, pernah nggak sih kamu dilewatin begitu saja, padahal sudah berdiri dengan pasang senyum dan menyodorkan tangan? Lumayan nyesek, kan?

Tapi, ya, sudahlah, mungkin lagi buru-buru. Atau dia nggak ingat siapa kamu. Huhuhu.

3. Saat yang lain dapat angpau, begitu giliranmu, “Ah, kamu udah gede, harusnya gantian ngasih yang kecil-kecil dong!”

nggak dapat angpau via blogunik.com

Tradisi kasih angpau alias sejumlah uang yang biasa diberikan saat hari raya juga akan selalu ada di momen lebaran. Khususnya buat mereka yang masih anak-anak dan remaja, sampai mereka yang belum menikah. Nah, saat semua saudara maupun sepupu sudah mengantre untuk diberikan angpau, lalu kamu pun iseng-iseng ikut antre juga. Siapa tahu masih rezekinya. Tapi …

“Eh, kamu, kan, udah gede. Malu dong, ah! Buat yang lain aja, ya?”

4. Sekalinya dapat angpau yang diamplopin, tanpa sengaja uangnya ikut kesobek

uang ikut kesobek via www.soloensis.com

Bahagianyaaa dapat angpau, meski sebenarnya sudah malu-maluin kalau ditanya soal umur. Kelihatannya sih lumayan, secara uangnya diamplopin rapi. Dapat berapa, ya, kira-kira? Tiba-tiba …

Breeeettt
“Duuuh, duitnya ikut sobeeek…” *sambil mewek*

5. Awal-awal mudik sih ukuran badan masih aman. Tapi sekarang, parno rasanya kalau lihat cermin~

Lebaran itu selain harus memaafkan orang lain, perlu juga memaafkan diri sendiri. Nggak perlu kaget kalau usai lebaran timbanganmu jadi naik lantaran pola makan yang nggak beraturan. Di mana pun tempat silaturahminya, di situ juga mulutmu nggak berhenti kemasukan makanan. Jadi, mohon maaf kalau badan jadi melar begini, ya. Huhuhu. Nyesek. Tapi, ya, sudahlah, ya~

6. Dapat pertanyaan paling menyeramkan yang bikin nyesek, apa lagi kalau bukan, “Kapan nikah?”

Kapan nikah? via www.feedme.id

Okelah, kalau ditanya, “Kapan lulus?” Itu masih bisa dimaklumi dan dibalas dengan jawaban yang logis. Kalau pertanyaan yang satu ini, entahlah. Rasanya pengen pura-pura amnesia aja. Jelas nyesek. Pacar? Gebetan saja nggak punya. Puas?!

7. Senang sih bisa reuni bareng teman-teman lama. Tapi kalau pada bareng sama pasangannya, bhay!

minder saat reuni bareng teman dan pasangannya via sitimustiani.com

Namanya juga pulang kampung pas lebaran, sebisa mungkin harus menjangkau siapa pun yang bisa diajak silaturahmi, kan? Nah, saat teman-teman lama mengajak reunian, siapa pun nggak akan sanggup menolak (kecuali yang sudah berkeluarga). Tapi ternyata, kamu adalah satu-satunya orang yang nggak bawa pasangan saat yang lain punya gandengan bahkan momongan.

“Bro, ternyata hari ini masih ada jadwal keliling ke saudara adiknya nenek buyut nih. Sorry banget, balik duluan, ya!” *sambil pura-pura telepon*

8. Lebaran kali ini nggak bareng sama salah satu anggota keluarga yang sudah tiada. Bukan cuma nyesek. Tapi jleb banget!

kurang lengkap via takaitu.com

………..

………………….

……………………………

Nggak tahu mau ngomong apa lagi. Kalau sudah Tuhan yang berkehendak, kita bisa apa. Doakan saja beliau yang sudah dipanggil-Nya.

9. Nggak bisa mudik bukan perkara yang mudah untuk diikhlaskan. Tapi apa mau dikata, keadaan berkata lain

nggak bisa mudik via www.vebma.com

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab anak rantau nggak bisa mudik ke kampung halaman. Pekerjaan yang nggak bisa ditinggal, nggak ada ongkos, hingga alasan-alasan lain yang mau nggak mau mengharuskanmu untuk menunda pulang. Nyesek pasti, tapi jangan disesali. Syukuri saja kamu masih bisa bertemu hari raya, sambil nggak lupa untuk telepon keluarga.

Beberapa hal di atas adalah situasi-situasi yang menggambarkan kalau hari raya itu nggak semata soal sukacitanya saja. Ada juga hal-hal yang bikin kesal, sedih, bahkan nyesek yang dirasakan masing-masing orang yang merayakannya. Terlepas dari semua itu, lebaran adalah momen khusus yang sudah sepatutnya kamu rayakan dengan penuh syukur dan gembira, apa dan bagaimana pun keadaanya. Selamat merayakan Lebaran, ya! Salam buat keluarga semua! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world