5 Alasan Pakai Koran jadi Wallpaper Tembok itu Mantul Mania. Bukan Cuma Karena Biar Estetik Aja lo!

Wallpaper tembok pakai koran

Di masa pandemi yang belum kunjung kelar ini, beragam hal baru patut dicoba untuk mengatasi kebosanan yang melanda. Dengan melakukan sesuatu kita terhindar dari aktivitas rebahan di kasur. Memang sih, aktivitas ini membantu kita terhindar dari covid-19 , tapi kelar pandemi kamu jadi gemuk dan sakit punggung. Hih, amit-amit.

Advertisement

Beruntungnya sudah banyak orang yang peka terhadap isu ini. Bisa dilihat sendiri di media sosial, banyak orang membagikan aktivitas terbarunya. Dan yang sedang hangat ialah mendesain ulang tembok kamar dengan memanfaatkan koran bekas jadi wallpaper. Sebagai bentuk apresiasi, Hipwee Hiburan akan memberikan alasan kalau aktivitas ini termasuk siasat yang sungguh mantap betul.

1. Menjadikan koran sebagai wallpaper nggak menjadikanmu terlihat miskin. Ide ini justru menunjukkan bahwa kamu kreatif dan peduli lingkungan

Dibuang sayang. via kaltim.tribunnews.com

Penggunaan koran untuk jadi wallpaper dinding bukan perkara si penghuni nggak mampu beli cat. Lebih jauh, ini merupakan gerakan untuk nggak menyia-nyiakan sampah bekas yang teronggok di pojokan gudang. Daripada jadi sampah, mending dimanfaatkan jadi sesuatu. Dari sini saja sudah terlihat bahwa mereka kreatif. Tolong, ya, jangan asal bilang nggak mampu beli cat dong!

2. Dengan wallpaper baru kesempatanmu untuk punya konten medsos jadi semakin terbuka. Nggak ke luar rumah pun masih bisa foto-foto karena kamar Instagram-able

Estetik, kan? via www.mainmain.id

Kebutuhan konten di era digital ini penting banget bagi banyak cewek orang. Dengan wallpaper baru, maka sudah nggak ada alasan lagi buat kamu bermalas-malasan. Bikin konten yang banyak sekalian. Kalau pun sudah cukup buat bulan ini, nyetoklah buat bulan depan. Mumpung kamu punya waktu senggang sekarang, manfaatin dengan sebaik-baiknya.

Advertisement

3. Tapi nggak apa-apa juga sih kalau ada yang masih merasa pakai koran buat wallpaper itu nggak estetik. Minimal bisa menutupi cat hijau khas kos murah, semoga nggak dicap miskin lagi 😀

Menutupi cat hijau kos. via twitter.com

Cat warna hijau sudah terlanjur jadi identitas kos murah. Mau kamu bela dengan cara apapun, warganet tetep akan ngeledek. Jika kamu masih nggak merasa kalau koran bikin kamarmu jadi estetik, paling nggak dengan memakai koran hijau pada tembokmu jadi nggak kelihatan. Nggak perlu malu lagi deh kalau buat Instastory di kamar~

4. Dengan koran yang tersedia di tembok, kamu bisa jadi orang paling up to date setongkrongan. Syarat dan ketentuan berlaku 😀

Kalau perlu semua tembok dikoranin semua. 😀 via www.instagram.com

Rajin membaca akan membawa banyak pengetahuan pada dirimu. Apalagi kalau yang dibaca koran, bakal semakin banyak pengetahuan terkini yang kamu tahu. Kalau pengen up to date lagi, rajin-rajinlah mengganti koran yang kamu pakai, misal seminggu sekali. Nah, kalau kamu masih keribetan juga, mungkin bisa sebulan sekali. Tapi kalau sebulan sekali yang kamu pakai jangan koran, ganti dengan tabloid. 😀

5. Menjadikan koran sebagai wallpaper tembok lama-lama akan merangsangmu untuk membaca berita. Siapa tahu kamu jadi suka baca?

Advertisement

Merangsang minat membaca? via www.solopos.com

Mereka yang ikutan tren memasang koran di dinding boleh dibilang visioner. Mereka peduli dengan pengetahuan literasi mereka. Koran yang tertempel di dinding merasangsang mata untuk terbiasa membaca. Yang nggak suka baca berharap jadi suka baca karena setiap hari melihat tulisan. Yang suka baca berhadap jadi lebih suka baca. Semakin banyak orang Indonesia suka baca bisa bikin masa depan bangsa yang cerah. Ayo, galakkan tren wallpaper ini! 😀

Tren menjadikan koran sebagai wallpaper sedang naik, jadi nggak ada salahnya kalau mau ikutan. Abaikan nyinyiran orang yang bilang itu norak. Kamu sudah baca alasannya, kan? Itu nggak norak sama sekali. Mendesain ulang tembok kamar justru menciptakan suasana yang baru. Bantu banget buat psikologi kita yang lagi bosen-bosennya di rumah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE