8 Alasan Kenapa Putus Cinta Menjadikanmu Makin Dewasa dan Bijaksana

“Menjalin hubungan cinta ibarat maju ke medan perang. Selalu ada kemungkinan untuk menang, tapi bukan mustahil kamu pulang ke rumah dengan tubuh penuh luka berdarah.”

Ketika hubungan yang mati-matian diperjuangkan akhirnya harus gagal, kita cenderung memilih untuk bersedih dan mengutuki keadaan. Menyalahkan diri sendiri dan pasangan yang tak bisa baik-baik mempertahankan hubungan. Kita seringkali lupa bahwa dibalik setiap kejadian atau peristiwa pasti kebaikan yang bisa didapat.

Masih segarkah ingatanmu tentang kisah putus cinta di masa lalu? Betapa kamu pernah begitu rapuh dan berantakan ketika itu? Ya, kegagalan nyatanya tak melulu membawa kesedihan. Akan selalu ada pelajaran yang menjadikanmu kian dewasa dan bijaksana menyikapi hubungan cinta yang berikutnya.

1. Setelah putus, kamu tak seharusnya berlama-lama tenggelam dalam kesedihan. Berhenti mempertanyakan keadaan adalah caramu agar bisa hidup lebih tentram

jangan "tenggelam" dalam kesedihanmu

jangan “tenggelam” dalam kesedihanmu via fashionplaceface.com

Wajar jika kamu merasa sedih ketika menerima kenyataan bahwa hubungan yang diperjuangkan akhirnya gagal. Di fase-fase awal, kamu cenderung sibuk mempertanyakan keadaan lantaran belum benar-benar bisa menerima. Kamu pun akan berusaha menganalisa dan menemukan penyebab kandasnya hubungan.

“Kenapa harus putus jika hubungan kami rasa-rasanya sudah sempurna? Apa aku punya kekurangan, atau dia yang memang sudah malas berjuang?”

Sibuk memikirkan sesuatu yang sudah terjadi justru akan membuatmu kepayahan. Kamu tak sadar sudah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tak perlu. Parahnya, pikiranmu justru dipenuhi prasangka dan hal-hal negatif yang membuatmu semakin terpuruk. Urusan kuliah, perkara pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan teman pun bisa jadi berantakan.

Momen putus cinta sama halnya sebuah ujian. Memilih terpuruk dalam kesedihan berarti gagal, sedangkan berusaha tegar dan fokus pada kehidupanmu selanjutnya adalah sebuah pencapaian.

2. Patah hati adalah momen refleksi. Daripada sibuk mengutuki diri, pikirkan apa yang tak boleh kamu ulangi di hubungan yang baru nanti

putus cinta adalah momen refleksi

putus cinta adalah momen refleksi via www.wattpad.com

Saat benar-benar terpuruk lantaran putus cinta, seringkali kamu memilih mengutuk dan menyalahkan. Rasa sedih, kecewa, dan marah yang begitu hebat membuat kamu tak bisa bersikap bijaksana. Merasa diri sendiri tak sempurna, menyalahkan pasangan yang punya kebiasaan buruk, hingga mengutuk keadaan yang membuat kamu dan pasanganmu tak bisa bersatu – tak dapat restu dari orang tua atau beda agama misalnya.

Tak mau menerima kenyataan dengan lapang justru akan berakibat buruk. Dengan kata lain, kamu membiarkan dirimu diliputi kesedihan dan pikiran-pikiran negatif. Tanpa sadar, kamu justru sedang melewatkan kesempatan untuk menemukan pasangan yang baru dan hidup bahagia.

Seberapa pun kamu merasa sedih dan kecewa, tak ada yang bisa disalahkan atas kemalangan yang menimpamu. Jika bisa disikapi dengan bijaksana, putus cinta justru membuatmu belajar – bahwa di hubungan selanjutnya kamu tak boleh mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.

3. Sakit hatimu tak akan sembuh dalam semalam. Dia pun bisa tiba-tiba kambuh ketika pikiranmu terdistraksi kenangan dengan mantan

sakitmu bisa kambuh sewaktu-waktu

sakitmu bisa kambuh sewaktu-waktu via favim.com

Setelah putus, proses menyembuhkan hati tak akan terjadi secara instan. Tak sekadar satu atau dua bulan, kadang butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa benar-benar sembuh atau berdamai dengan keadaan. Di minggu-minggu pertama, kamu mungkin hanya bisa menangis dan mengurung diri di kamar. Setelah beberapa bulan, kamu mungkin baru akan merasa baikan.

Tapi, siapa sangka jika luka itu bisa tiba-tiba kembali menganga saat melihat sesuatu yang mengingatkanmu pada mantan? Lagu yang biasa kalian dengarkan berdua atau warung makan yang sering kalian sambangi bersama misalnya.

Layaknya naik roller coaster, perasaanmu seperti naik turun tanpa kamu bisa mengendalikannya. Meskipun terdengar melelahkan, pencapaianmu diukur dari seberapa kuat kamu bisa bertahan dan mau berusaha. Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, dan begitu seterusnya. Perlahan kamu akan bisa menguasai perasaanmu sambil terus berhati-hati menata hidupmu kembali.

4.  Kadang, kamu hanya bisa terdiam dan meremang. Berharap dia yang pernah dalam-dalam kamu sayang akan kembali datang

kenangan bisa luar biasa menyiksamu

kenangan bisa luar biasa menyiksamu via galleryhip.com

Ada kalanya kamu tak sanggup melawan perasaan yang masih begitu kuat pada mantan pasangan. Betapa setiap bangun tidur kamu tak pernah lupa melihat aktivitasnya di media sosial. Sesekali memeriksa ponselmu sendiri sambil berharap ada SMS atau panggilan masuk yang selama ini kamu tunggu-tunggu.

“Sedang apa dia di sana? Bagaimana pekerjaan dan hari-harinya? Apakah semua baik-baik saja, atau dia juga merasakan kesedihan yang sama?”

Kadang, kamu masih terbayang kenangan-kenangan saat bersama dia. Masih ingin melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan selama kalian pacaran; mengirim ucapan selamat pagi atau menanyakan apakah dia sudah makan. Kamu lupa bahwa saat ini keadaan sudah jauh berbeda.

Meski momen putus cinta menjadikanmu seperti seseorang pesakitan, kamu tahu bahwa keinginanmu adalah sembuh. Seiring berjalannya waktu, kamu akan terbiasa dengan kehidupanmu yang baru – tanpa dia di sampingmu.

5. Baik dan buruknya sifat mantan pasangan harus dikenang dengan seimbang agar tak menyalahkan keadaan atau ringan meminta balikan

kenanganmu harus seimbang

kenanganmu harus seimbang via wallpaperology.com

Sebuah hubungan yang gagal cenderung membuatmu berpikir negatif tentang mantan pasangan. Semakin kamu memikirkan kekurangan dan sifat-sifat buruknya, semakin kamu merasa kecewa dan marah. Kamu bisa jadi membenci mantan pacarmu saat memgingat sikap-sikap buruknya dulu. Dia yang sering marah-marah tanpa alasan, mudah cemburu buta dan berkata kasar.

Demi bisa menjalani hidup yang lebih tenang, cobalah untuk mengingat kebaikan dan keburukannya dengan seimbang. Meski pemarah, toh dia perhatian dan begitu peduli padamu. Sekalipun sering bersikap kekanakan, dia pula yang selalu bisa membuatmu tertawa.

Mengingat hal baik dan buruk di masa lalu dengan seimbang menjadikan emosimu lebih stabil dan menjaga perasaanmu tetap netral. Karena mengingat hal-hal baik saja mungkin membuatmu ingin kembali pada mantan, sedangkan mengingat hal-hal buruk menjadikanmu tak berhenti merasa sedih dan kecewa.

6. Patah hati harus dihadapi. Berusaha “lari” dengan menyibukkan diri bukanlah solusi

jangan lari dari masalah

jangan lari dari masalah via pixshark.com

Banyak yang beranggapan bahwa cara paling efektif untuk menyembuhkan patah hati adalah dengan menyibukkan diri. Pergi traveling, sengaja bekerja lembur, rajin-rajin nongkrong dan kumpul-kumpul dengan teman, atau bahkan buru-buru menemukan pendamping yang baru.

Sayangnya, jika kamu semata-mata hanya ingin “lari”, selamanya kamu tak akan sembuh dari sakit hatimu. Menyibukkan diri memang baik, tapi pastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu tak kamu lakukan dengan emosi. Setelah pergi ke pantai atau naik gunung, kamu tak lantas bisa melupakan masalahmu ‘kan?

Maka, mulailah dengan menyelami dirimu sendiri. Mencerap setiap sakit dan sedih yang kamu harus kamu rasakan saat putus cinta. Yang pasti, jangan pernah berusaha lari karena sakit hatimu tak akan sembuh dengan sendirinya.

7. Kamu bisa sembuh asalkan mau memaafkan dan berdamai dengan dirimu sendiri

berdamai dengan diri sendiri

berdamai dengan diri sendiri via www.besooyehaghooshatt.blogfa.com

Jangan merasa jadi pihak yang patut dipersalahkan. Jika hubunganmu gagal, kamu bukan satu-satunya yang harus bertanggung jawab. Sepatutnya sebuah hubungan bisa diusahakan bersama, kamu dan pasanganmu punya porsi tanggung jawab yang sama besarnya.

Bisa memaafkan diri sendiri adalah sebuah pencapaian yang patut dibanggakan. Meski momen putus cinta membuat hidupmu berantakan, kamu harus bisa menerima dan menyikapinya dengan bijaksana. Ya, hidupmu memang tak berarti selesai setelah kata “putus” terlontar dari mulut orang yang paling kamu cinta.

“Dunia akan terus berputar, pun kehidupanmu masih terus berjalan. Tak ada alasan untuk menyerah pada keadaan.”

8. Bahagialah karena cinta yang baru pasti sedang menunggumu, siapkan dirimu dan mulailah dengan mencintai diri sendiri dulu

selalu ada kesempatan untuk cinta yang baru

selalu ada kesempatan untuk cinta yang baru via 7-themes.com

Kandasanya hubunganmu bukan akhir dari segalanya. Mungkin, momen ini justru jadi awal pertemuan dengan pasangan yang sebenar-benarnya. Setelah pernah gagal, kamu tetap berhak menjajal hubungan yang baru. Menemukan pasangan dan menjalani hubungan yang lebih baik dari sebelumnya. Pengalaman gagal justru jadi bekal karena banyak pelajaran berharga dalam momen putus cinta.

Tapi, ingatlah bahwa menemukan cinta yang baru juga bukan perkara sederhana. Pengalaman mengajarkanmu untuk tak sembarangan memilih pasangan. Pencarianmu akan lebih mudah ketika kamu bisa “selesai” dengan dirimu sendiri. Menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki sehingga siapapun yang kelak kamu temui akan melihat dirimu sebagai individu yang utuh. Bersama dia yang bisa menerima segala kurang dan lebihmu, menjalani hubungan yang langgeng dan bertahan selamanya tidaklah mustahil.

Belajar dari kegagalan memang tak mudah. Bersikap dewasa dan bijaksana menghadapi momen putus cinta juga tak kalah sulitnya. Tapi, adakah cara-cara lain yang lebih baik dan bisa kamu lakukan? Karena putus cinta tak akan seberapa menyiksa, ketika kita bisa menerima dan melihatnya sebagai sebuah pengalaman berharga.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka kopi, puisi, band beraliran folk, punya hobi mikir dan pacaran di bangku taman.