Ingin Jadi Penulis Profesional? Tak Ada Salahnya Kamu Mengikuti 7 Saran Bermanfaat Ini

Saran Menjadi Penulis Profesional

“Aku suka nulis, awalnya cuma iseng aja. Tapi sekarang aku mau serius menjadikan ini pekerjaan. Gimana ya caranya?”

Aktivitas menulis saat ini tidak lagi dipandang sebelah mata. Sudah banyak anak muda Indonesia yang sukses dengan karier kepenulisan, misalnya saja Raditya Dika. Penulis zaman sekarang pun tak hanya bisa menerbitkan novel atau buku saja, namun juga membuat script film, pidato pejabat, sampai naskah iklan. Ada banyak sekali jalan menjadi seorang penulis profesional.

Nah, ketika ini memang jalan yang ingin kamu ambil, tak ada salahnya jika mengikuti saran-saran di bawah ini. Mungkin saja, mereka bisa membantumu lebih berkembang lagi.

1. Ketika sudah berniat jadi profesional, terus menulis adalah sebuah kewajiban — tak peduli mood apa yang sedang kamu rasa

Penulis Tidak Pasti Pandai Menulis, Latihan Juga Penting

Penulis Tidak Pasti Pandai Menulis, Latihan Juga Penting via www.huffingtonpost.com

Menulis adalah minat dan kegemaran. Tapi ketika kamu sudah berniat menjadi profesional, tulisanmu akan dibaca banyak orang. Orang-orang ini akan terus menuntutmu memproduksi tulisan, tak peduli saat itu mood kamu sedang sedih atau senang.

Jadi mulai sekarang, mulailah untuk berkomitmen menulis secara rutin. Jangan tunggu mood-mu menjadi baik, karena menulis berdasarkan mood itu tidak profesional sama sekali. Dengan menulis secara rutin, kemampuanmu untuk menulis pun menjadi makin terasah, dan kamu lebih mudah untuk menghasilkan karya bahkan ketika mood-mu sebenarnya sedang buruk.

Buatlah jadwal menulis setiap hari. Luangkan waktu 1-2 jam saja, dan kamu akan segera bisa merasakan bedanya.

2. Inspirasi tak hanya ada dalam tulisan orang lain, namun juga dunia di sekitarmu

Mengorservasi Itu Penting, Demi Munculnya Ide

Mengorservasi Itu Penting, Demi Munculnya Ide via www.business2community.com

Banyak hal yang bisa kamu jadikan inspirasi dalam menulis, tak harus kata-kata yang sudah tercetak di atas buku. Inspirasi bisa datang dari pengalaman, pelajaran hidup, hal-hal yang sedang banyak diperbincangkan orang, dan cerita yang belum banyak dikenal orang. Karena itulah, kamu harus mengasah insting observasimu jika ingin menjadi penulis profesional. Lebih seringnya, inspirasi justru datang dari hal-hal sederhana kok.

3. Jika ingin karyamu dihargai, maka hargailah karya orang lain. Penulis juga harus jadi pembaca yang baik.

Sebagai Seorang Penulis, Kita Juga Pembaca Yang Baik

Sebagai Seorang Penulis, Kita Juga Pembaca Yang Baik via pixshark.com

Dengan membaca banyak karya berbagai penulis, baik itu berupa buku, artikel, ataupun majalah, kamu bisa mendapat banyak ide dan belajar tentang gaya menulis. Rutinlah membaca buku-buku dan karya tulis bermutu, karena selalu ada ruang untuk memperbaiki skill, dan kamu selalu membutuhkan banyak asupan ide-ide cerdas.

4. Dirimu akan melalui berbagai macam penolakan. Tak apa-apa, tidak ada satupun penulis yang tak pernah merasakannya

Penolakan Bukan Penghalang

Penolakan Bukan Penghalang via scs-connect.com

Jika kamu memang penulis profesional, revisi dari editor ataupun penolakan karya tidak seharusnya kamu hadapi dengan kesedihan serius. Justru ini harus kamu manfaatkan sebagai pembelajarann. Evaluasi karya yang ditolak itu dan jangan ulangi lagi kesalahan yang sama dengan yang kamu lakukan dalam artikel tersebut. Ini bukan berarti kamu tak akan pernah bisa menjadi penulis yang sukses, kok. Tidak ada penulis di dunia ini yang karyanya tak pernah ditolak!

5. Biasakan mencatat inspirasi. Ia bisa datang dari mana saja, dan jika tidak kamu genggam dirimu akan rentan lupa

Mencari Inspirasi dan Menjadi Inspirasi

Mencari Inspirasi dan Menjadi Inspirasi via aninfinitedaisychain.blogspot.com

Inspirasi bisa datang kapan saja, tidak tentu waktunya. Saat kita sedang berjalan dan melakukan aktivitas lain, misalnya, tiba-tiba inspirasi untuk sebuah ending cerpen muncul saja di dalam otak kita. Catatlah ini dalam sebuah buku sebelum inspirasi itu hilang dan tak datang kembali. Inspirasi itu memang harus dicari, tapi ketika dia datang sendiri, itu adalah berkah yang tidak boleh disia-siakan.

6. “Kecanduan menulis” itu tidak apa-apa. Justru ini bisa membuatmu berkembang lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya

Terobsesi Pada Sesuatu

Terobsesi Pada Sesuatu via www.flickr.com

Orang yang gemar menulis lama-kelamaan akan mengalami kecanduan untuk terus menulis. Sering kali kita merasa terobsesi untuk menulis dan mengkesampingkan hal-hal lain. Saat ide sudah ada di kepala, maka ide itulah yang akan digarap sekarang juga, sampai mengabaikan hal-hal lain seperti makan ataupun mandi. Menulis adalah prioritas utama, kewajiban lain seperti mencuci atau membersihkan rumah bisa dilakukan setelahnya. Menulis seakan-akan sudah seperti kita bernafas. Dan ini nggak papa, kok!

7. Ke manapun, di manapun, bersiap-siaplah untuk bekerja. Karena menulis sekarang sudah menjadi sebuah kebutuhan, bukan sekadar keinginan semata

Asal Ada Laptop, Semua Beres

Asal Ada Laptop, Semua Beres via paikwinleung.com

Jika kamu ingin berlibur, tidak jadi masalah. Beberapa penulis justru mendapatkan inspirasi dari aktivitas berjalan-jalan dan refreshing. Tapi, bersiap-siaplah untuk selalu bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja, termasuk saat kamu sedang berlibur.

Sebagai seorang profesional, menulis bukan lagi sekadar keinginan. Melainkan sebuah kebutuhan. Meski sedang ada di pantai sekalipun, mungkin pikiranmu akan tersiksa jika tidak menulis. Selain itu — karena kamu lagi-lagi adalah seorang profesional — klienmu bisa saja mengejar-ngejar kamu untuk segera menyerahkan draf tulisan walaupun kamu sedang berlibur. Karena itu, bawalah paling tidak laptop dan pena ke mana-mana. Ini adalah saran sederhana yang bisa membantumu bekerja dari mana saja.

Ingin menjadi seorang penulis profesional? Semoga sukses mewujudkan cita-citamu, dan semoga saran-saran sederhana di atas bisa membantu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I'm a Junior writer, I'm a captain of sinking boat