Stigma Buruk, 5 Alasan Penting Membangun Kesadaran Gangguan Mental Pada Masyarakat

Yuk tingkatkan lingkungan yang aman untuk penderita gangguan mental!

Ketika mendengar kata gangguan mental, mungkin yang muncul di benak kebanyakan orang Indonesia adalah “orang gila” atau bahkan “kerasukan setan”. Stigma buruk itu masih sangat melekat di Indonesia. Miris sekali ketika mereka yang memiliki gangguan mental sering dikaitkan oleh kurangnya iman.

Padahal, gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit pada otak yang menyebabkan gangguan dalam berpikir, berperilaku, energi dan emosi sehingga sulit untuk menjalani hidup seperti biasanya. Lalu, apa yang membuat kesadaran gangguan mental ini sangat penting? Berikut 5 alasan yang harus kamu ketahui.

Advertisement

1. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Mental Dapat Dipacu Oleh Beberapa Hal Sekaligus

Photo by Mikhail Nilov from Pexels

Photo by Mikhail Nilov from Pexels via https://www.pexels.com

Faktor yang mempengaruhi gangguan mental berbeda-beda, namun sering kali gangguan mental terjadi karena ada kombinasi antara faktor-faktor yang dapat memacunya.

Sering juga disebut dengan istilah biopsikososial. Artinya, jika seorang memiliki genetik gangguan tersebut, gangguan akan semakin timbul karena adanya pengalaman dan lingkungan traumatik.

Advertisement

Misalnya pada Eating Disorder atau gangguan makan. Mereka yang memiliki gangguan tersebut mungkin memiliki gen yang meningkatkan risiko terkena gangguan makan.

Dan akan semakin dipacu ketika para penderitanya memiliki masalah psikologis yang berkontribusi pada gangguan tersebut.

Mereka mungkin memiliki pengalaman traumatis seperti dibully karena berat badannya yang membuat mereka memiliki perilaku makan yang berbahaya.

Advertisement

2. Gangguan Mental Mempengaruhi Setiap Aspek Kehidupan

Photo by Liza Summer from Pexels

Photo by Liza Summer from Pexels via https://www.pexels.com

Mungkin sulit untuk sepenuhnya memahami dampak gangguan mental pada seseorang karena itu bukanlah sakit fisik.

Penderita yang memiliki gangguan mental memiliki perasaan-perasaan yang berbeda, batin yang terkadang dalam keadaan tidak tenang, sehingga bagi mereka sangat sulit untuk menikmati kehidupan sehari-hari.

Sering sekali mereka mengalami disharmonisasi hubungan dengan orang-orang di sekitarnya, misalnya pasangan, keluarga, dan lingkungan sosial.

Perubahan suasana hati yang terlalu cepat, kendali emosi yang buruk dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari. Mulai dari tidur hingga mandi, semuanya menjadi beban tersendiri bagi mereka.

3. Gangguan Mental Dapat Memicu Gejala Penyakit Fisik yang Lain

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash via http://unsplash.com

Seolah-olah gangguan suasana hati yang melibatkan psikis tidak cukup, gangguan mental ini bisa juga menyebabkan sederet sakit fisik.

Ketika pasien yang memiliki gangguan mental seperti bipolar yang bisa tumpang tindih (overlap) dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH), kadang beberapa orang juga didiagnosis dengan dua penyakit sekaligus.

Selain overlap dengan GPPH, banyak penderita gangguan bipolar mengalami adiksi napza. Perubahan suasana hati dari sedih ke senang yang sangat cepat dapat mempengaruhi pola makan dan pola tidur.

Hal tersebut juga membuat penderita mengalami sakit fisik lainnya, seperti diabetes, gangguan fungsi jantung, dan obesitas.

4. Mental Illness Dapat Mengancam Jiwa, dan Dukungan Sangat Penting

Photo by Mikhail Nilov from Pexels

Photo by Mikhail Nilov from Pexels via https://www.pexels.com

Ketika perasaan seseorang telah mengalami gangguan yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-harinya, orang tersebut biasanya akan menarik diri dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial.

Mereka akan merasa rendah diri, mencari-cari dimana letak rasa sakit, khawatir, dan kesedihan yang mereka rasakan. Banyak dari mereka memiliki hasrat untuk menyakiti diri, karena rasa sakit secara fisik itu membuat mereka merasa hidup dengan luka yang nyata.

Dukungan sangatlah penting untuk menunjukkan kepada mereka yang hidup dengan tantangan sehari-hari, bahwa mereka tidak sendiri dan selalu ada harapan. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka adalah dengan “just be there” untuk mereka. Dan Jadilah seseorang yang mana mereka bisa bercerita tanpa takut dilabeli “sakit jiwa”.

5. Masih Banyak Stigma Buruk Mengenai Gangguang Kesehatan Mental

Photo by Yan Krukov from Pexels

Photo by Yan Krukov from Pexels via https://www.pexels.com

Kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa orang Indonesia. Kurangnya edukasi mengenai kesehatan mental membuat orang-orang menghakimi para pengidap gangguan mental sebagai orang gila atau kerasukan setan.

Banyak juga yang menganggap orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang tidak dekat dengan Tuhan. Bukan datang kedokter, mereka lebih sering dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif.

Kita perlu memahami bahwa gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapapun tanpa terkecuali. Dan gangguan mental bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan iman, ataupun setan.

Gangguan mental merupakan kondisi medis pada otak. Masih banyaknya stigma buruk mengenai gangguan kesehatan mental membuat para pasien yang memiliki gangguan-gangguan tersebut bersembunyi dan menjauhi pengobatan. Padahal gangguan kesehatan mental itu sangat dapat ditolong dengan cara yang tepat dan konsistensi.

Dengan membangun kesadaran tentang gangguan mental, diharapkan keluarga dan masyarakat ikut belajar dan melihat bahwa gangguan kesehatan mental adalah penyakit yang dapat ditangani melalui pengobatan.

Masyarakat akan belajar bekerja sama untuk menciptakan lingkungan di mana para penderita dapat merasa diterima. Sehingga mereka dapat sembuh dan sehat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hello, I write about what I like. Wish it will provide entertainment and benefits for you all.

CLOSE