5 Alasan Utama yang Mendasari Plagiarisme, Perbuatan yang Wajib Kita Hindari!

Seperti halnya produk fisik, ide juga dilindungi oleh sistem hukum. Sayangnya, pencurian ide jauh lebih sulit dilacak daripada produk fisik.

Plagiarisme telah terjadi selama ribuan tahun dalam berbagai bentuk, meskipun baru belakangan ini menjadi masalah yang berbahaya. Plagiarisme online telah merajalela, sulit untuk dideteksi, dan mengancam kekayaan intelektual banyak individu dan bisnis. Seperti halnya properti fisik dilindungi oleh hukum kita, gagasan/ide juga dimaksudkan untuk dilindungi oleh sistem hukum kita. Sayangnya, pencurian ide jauh lebih sulit dilacak daripada properti fisik yang dicuri. Kemampuan pemerintah untuk mendeteksi dan mencegah plagiarisme sangat penting untuk berbagai industri, termasuk penerbitan, musik, penelitian, pendidikan, media, dan keuangan.

Saya ingin memulai pembahasan artikel ini dengan mencari akar masalahnya: mengapa plagiarisme terjadi? Apa 5 alasan teratas yang menyebabkan plagiarisme? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu kita memahami dimana sering ditemukan plagiarisme dan juga menghentikan plagiarisme ini langsung dari sumbernya. Saya juga ingin menyorot teknologi mutakhir saat ini yang dapat membantu kita dalam mendeteksi dan mencegah plagiarisme. Jangan ragu untuk berkomentar dan melengkapi tulisan ini jika ada yang kurang. Berikut 5 alasan utama mengapa orang melakukan plagiarisme:

Advertisement

1. Tidak Tahu Definisi Plagiarisme

Photo by Markus Spiske

Photo by Markus Spiske via https://unsplash.com

Banyak orang telah mendengar tentang plagiarisme dan tahu itu adalah hal yang buruk, tetapi tidak begitu yakin apa itu sebenarnya. Definisi Merriam-Webster Online Dictionary tentang “plagiarisme” adalah sebagai berikut:

mencuri dan membagikan (ide atau kata-kata orang lain) sebagai milik sendiri

menggunakan (produk orang lain) tanpa mengkredit sumbernya

melakukan pencurian sastra

menyajikan sebagai ide atau produk baru yang original, walaupun sebenarnya dikembangkan dari sumber yang sudah ada.

Advertisement

Pada dasarnya, plagiarisme adalah mencuri ide seseorang dan menampilkannya sebagai milik Anda.

2. Tidak tahu cara menggunakan kutipan dengan benar

Photo by Startup Stock Photos from Pexels

Photo by Startup Stock Photos from Pexels via https://www.pexels.com

Salah satu cara agar plagiarisme mudah dicegah adalah melalui penggunaan kutipan yang tepat. Tidak dapat dipungkiri, untuk membuat sesuatu yang ‘lebih baik’, akan lebih mudah mengembangkan dari yang sudah ada, daripada membuat ulang dari 0. Cara terbaik agar karya kita yang kita kembangkan tidak disebut plagiat, adalah menyebutkan atau memberikan kredit atau atribusi pada penulis atau pencipta awalnya.

3. Tidak berpikir jauh ke depan, serta kurangnya waktu dan sumber daya

Taken from Covenantlinks.com

Taken from Covenantlinks.com via https://covenantlinks.com

Alasan dari kebanyakan pelaku plagiat adalah kurangnya waktu dan sumber daya. Jika makalah penelitian memiliki tenggat waktu keesokan harinya dan tidak ada kemajuan yang dicapai sampai malam sebelumnya, pada umumnya orang akan meyakinkan diri sendiri bahwa menjiplak adalah pilihan terbaik mereka. Padahal sebenarnya jika mereka mau mengatur waktu dengan lebih baik, masalah ini tidak akan terjadi.

Advertisement

4. Internet membuatnya mudah.

Photo by Benjamin Dada

Photo by Benjamin Dada via https://unsplash.com

Internet membuatnya sangat mudah untuk menemukan dan menggunakan karya orang lain. Hanya sekedar salin dan tempel semuanya selesai. Kemudahan ​​ini seringkali menyebabkan banyak orang melakukan plagiat tanpa memikirkan legalitas perbuatannya.

5. Tidak percaya bahwa mereka akan tertangkap

Photo by Pew Nguyen from Pexels

Photo by Pew Nguyen from Pexels via https://www.pexels.com

Banyak orang yang menjiplak menggunakan teori 'banyak ikan di laut'. Mereka merasionalisasi bahwa peluang mereka tertangkap saat melakukan plagiarisme sangat kecil karena banyaknya orang yang melakukan tindakan serupa tersebut. Kenyataannya, memang banyak orang yang lolos saat melakukan plagiarisme.

Namun kenyataan ini berubah, karena begitu banyak software atau aplikasi baru yang terus menerus dikembangkan untuk mendeteksi dan mencegah plagiarisme. Tool-tool atau aplikasi cek plagiarisme online ini akan memungkinkan individu dan bisnis dari berbagai industri untuk secara efisien mendeteksi duplikat konten. Konten sekecil apapun yang dijiplak dari internet dapat terdeteksi oleh tool-tool ini. Karena teknologi ini terus berkembang, jauh lebih sedikit orang yang lolos dari tindakan plagiarisme. Bahkan Google dengan mudah mengenali konten yang duplikat, sehingga dapat memberikan ganjaran berupa penurunan rangking situs itu pada halaman pencarian Google atau bahkan jika pelanggarannya parah, situs tersebut tidak akan diindeks lagi oleh Google.

Jika anda tidak ingin hal ini terjadi, saran saya gunakan tool cek plagiarisme online yang akurat sebelum mempublish artikel anda secara online. Karena kadang-kadang walaupun Anda tidak bermaksud menduplikasi hasil karya orang lain, namun secara tidak sengaja pola tulisan anda sama dengan orang lain, sehingga beberapa bagian dari artikel anda terdeteksi duplikat.  Dengan melakukan pengecekan ini, anda bisa memperbaiki bagian yang tidak sengaja terdeteksi duplikat tersebut. Ini akan memberikan anda rasa aman saat mempublish konten anda di Internet.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE