5 Bentuk Panduan Bagi Remaja Generasi Z Dalam Mengembangkan Konsep Diri

Bentuk Panduan Konsep Diri Bagi Remaja Generasi Z

Remaja merupakan penyebutan kategori kelompok manusia yang berumur 12 – 21 tahun. Pada umumnya sebutan remaja didefinisikan sebagai masa peralihan manusia menuju kedewasaan yang mengartikan pola pertumbuhan kearah kematangan fisik, mentalitas, emosional, pola pikir, kekuatan jiwa, dan perilaku. Permahaman pada masa remaja, ada beberapa point-point simpulan yang dipahami, yaitu masa remaja sebagai periode yang urgensinya tinggi untuk masa depan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai periode usia bermasalah, masa remaja sebagai periode mencari identitas diri, masa remaja sebagai periode ketakutan, masa remaja sebagai periode yang tidak realistik. Dalam, masa pertumbuhan remaja akan menemui banyak kendala dan hambatan yang harus dihadapi sehingga berpengaruh terhadap hasil aktualisasi diri di kala dewasa.

Di zaman perkembangan teknologi sekarang dimana penyekatan antara dunia nyata dan digital menjadi pudar, menyebabkan beberapa faktor negatif bermunculan secara spesifik pengaruhnya menimbulkan gejala buruk terhadap proses perkembangan diri seorang remaja, seperti gaya hidup atau life style tercerminkan pada kecenderungan para remaja masa kini yang menonjolkan perilaku konsumtif atau mengagungkan dirinya untuk menciptakan pelebelan tinggi, relasi pertemanan atau pergaulan akan menjadi permasalahan jika tidak adanya cara selektif pembatasan diri untuk memilah lingkup terdekat yang bermanfaat bagi diri sendiri, kegiatan berselancar dimedia digital yang penggunaannya tidak bijak mempengaruhi bagian penting dalam pertumbuhan remaja mulai dari psikis, kesehatan jasmani dan rohani, serta perilaku menjauhi norma-norma.

Dari faktor negatif di atas kalian bisa menyandingkan konteksnya pada fenomena-fenomena yang terjadi saat ini. Misalnya, kejadian melenyapka nyawa karena depresi akibat sering dikucilkan atau tindakkan perundungan, maraknya tindak kriminalitas yang pelakunya didalangi para remaja, peningkatan angka  remaja yang mengalami gangguan mental, dan persetubuhan pasangan yang menjadi trend akibat pergaulan yang tidak tekontrol.
 

Advertisement

1. Membuat penegasan komitmen guna melangkah pada perkembangan kepribadian

Photo by Kompasiana

Photo by Kompasiana via http://kompasiana.com

Mengarah pada mengelola ketegasan berkomitmen dalam mengembangkan kepribadian bukan hanya sekedar menyangkut kekuatan kepercayaan diri untuk menentukan keputusan apa yang diambil dalam setiap masalah seperti jika seseorang mengatakan saya siap menerima pendapat orang lain mengenai diri saya, dari pengucapannya memang terlihat mudah tetapi sejatinya keselarasan antara ucapan dan tindakan menjadi tolak ukur seberapa teguh kita terhadap pendirian.

Agar komitmen yang kita miliki kuat, di sini ada tiga langkah bisa diterapkan. Pertama, mengubah cara berpikir kita terhadap sesuatu mengartikan pola pandangan atau persepi janganlah selalu negatif, mencoba untuk berada dalam pikiran yang logis dan positif nantinya membawa pengaruh baik untuk kepribadian dan mentalitas.

Advertisement

Misalnya, seorang remaja sedang menjalani hukuman yang diberikan orang tuanya karena kesalahan yang dibuat, lalu mengibaratkan bahwa orang tua berlaku kejam kepada dirinya padahal jika mengubah pikiran menjadi positif, hukuman sebetulnya bagian pola didik yang membuat kalian lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang menyimpang dari aturan dan meningkatkan sikap disiplin.  

Kedua, tidak memberikan kesempatan orang lain untuk menghalangi resolusi yang kita buat mengartikan setiap keputusan yang telah ditetapkan jangan sampai terkalahkan hanya karena penilaian buruk dari orang lain. Misalnya, kalian sebagai remaja ingin lebih kritis dan asertif pada suatu permasalahan atau pertanyaan yang belum dipahami oleh karena itu kalian banyak bertanya atau menelusuri sampai detail tetapi orang lain memberi hujatan perkataan kasar kepada kalian menjadikan semangat memahaminya menurun. Jikalau situasi itu terjadi, terlebih dahulu kuatkanlah sikap pantang menyerah dan berikan pemahaman dengan baik kepada mereka agar bisa paham bagaimana tujuanmu sebenarnya.

Advertisement

Ketiga, hadapi tantangan yang dijumpai dalam keseharian yang menyertai proses perubahan mengartikan berani mengambil tindakan yang menurut pemikiran didasari prinsip kebenaran dan siap menanggung resiko.

Misalnya, ketakutan remaja untuk menunjukan bakat terkadang alasannya hanya karena takut salah atau dianggap membanggakan diri padahal jika terus-menerus dalam posisi tersebut kalian tidak bisa mengetahui kekurangan apa yang harus diperbaiki dan daya juang dalam melangkah menggapai harapan akan hilang.

2. Memperkaya pengetahuan sebagai faktor pendorong bagi pertumbuhan kepribadian

Photo by Shutter Stock

Photo by Shutter Stock via http://shutterstock.com

Dari banyak studi kasus, telah menemukan alasan mengapa remaja malas untuk memperluas pengetahuan umum apalagi terkait pribadi, seperti intensitas waktu bermain sendiri terlalu berlebihan, terbiasa menutup diri di situasi baru, kurangnya minat membaca berkaitan hal-hal yang baru, dan tekanan dari lingkungan internal atau eksternal.

Masalah-masalah itu menjadi dampak besar bagi pertumbuhan kepribadian dan kualitas konsep diri atau kebutuhan informasi mengenai diri sendiri. Namun, ada salah satu cara untuk menghindarinya, yaitu mencoba membuka diri (self-disclosure) adalah proses keterbukaan melalui pengungkapan identitas dengan menerima pandangan orang lain.

Misalnya, mengungkapkan harapan, ketakutan, impian dan perasaan sebagai cara agar memperoleh wawasan siapa sebenarnya kita dan membantu individu berinteraksi di tempat yang baru. Dalam mendapatkan informasi yang sesuai, ada dua cara membuka diri, yaitu keterbukaan melalui zona area informasi yang diketahui orang lain tetapi kita tidak menyadarinya.

Misalnya, orang lain melihat bakat kita dalam bidang fotografi, tetapi kita tidak merasakannya. Selanjutnya, zona area informasi yang tidak diketahui kita ataupun orang lain. Misalnya, solusi menyelesaikan sebuah konflik hingga kita merasakannya sendiri.

Cara membuka diri hanya bisa dilkakukan jika remaja menemukan teman yang dapat berinteraksi jarak dekat secara emosional. Sisi manfaat yang didapatkan berupa peningkatan kepercayaan, keakraban, harga diri, keamanan psikologis dalam berinterkasi. Selain itu, ada kemungkinan sisi negatif yang ditemui berupa penolakan orang lain, perspektf negatif dan penyerangan pada kelemahan yang kita miliki.   

3. Menentukan goals yang realistis dan wajar

Photo by Astagana

Photo by Astagana via https://astagana.com

Respon remaja jika ditanya oleh seorang pembawa materi dalam sebuah seminar kewirausahaan atau pelatihan kepemimpinan apa tujuan anda 5–10 tahun kedepan dan bagaimana strategi yang kamu lakukan. Acap kali mereka kesulitan untuk menjawabnya dan tidak tahu kedepannya mau seperti apa atau hanya bisa mendasar mengenai impian menjadi seorang dokter, presiden, pakar ahli atau professor, dan pejabat pemerintah.

Memang beberapa pepatah mengatakan bahwa berharap setingi-tinginya mencapai bintang kesuksesan adalah keharusan. Akan tetapi, jika terlalu memaksa dan perfeksionis dengan kondisi realistis yang tidak memungkinkan akan timbul rasa kurangnya mensyukuri atau tak pernah puas  dan tanpa strategi efektif peluang kita mendapatkannya terasa amat jauh. Untuk itu kita butuh setidaknya hal-hal yang bisa kita jangkau dan wajar.

Adapun hal berikut ini diharapkan dapat menjadikan strategi efektif.

Mempercayai kemampuan pastinya dimiliki semua orang dengan kata lain menerima diri dengan tulus penuh rasa syukur dan melatih menyiapkan atau mengembangkan dasar-dasar rencana masa depan.

Menyusun sekiranya tujuan  berjangka rentang waktu pendek yang ingin digapai berdasarkan target-target realistis dikehidupan dan kemudahan melangkah. Setelah itu kembangkan potensi diri yang didapatkan melalui bentuk panduan sebelumnya. 

4. Mencari lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan

Photo by Lovepik

Photo by Lovepik via http://id.lovepik.com

Faktor dukungan lingkungan memengaruhi konsep diri mewujudkan strategi efekitf yang telah dibangun. Lingkungan adalah aspek yang peranannya sangat penting karena manusia sendiri esensi awalnya diciptakan sebagai mahluk sosial menunjukan ketergantungan individu satu sama lain mulai dari lingkup keluarga, kerabat dan masyarakat luas. Hal ini berlaku juga pada remaja dimana penempatan diri dilingkungan baik atau buruk berpengaruh pada kepribadian.

Contohnya, apabila seorang remaja ditempatkan pada lingkungan yang di sana banyak kegiatan pencurian besar kemungkinan ikut terjerumus mengikutinya, sebaliknya jika penempatannya dilingkungan banyak kegiatan perlombaan maka membangkit jiwa juara dalam representatif citra diri. Dalam keterkaitanya lingkungan dengan konsep diri membutuhkan gambaran pemahaman cara mengetahui kondisi yang cocok untuk mengembangkan panduan yang telah dijelaskan.

Pertama adalah memikirkan situasi yang dirasa stabil dimana pengetahuan sifat diri kita mengarahkan peletakan posisi harus sesuai.

Kedua bukan sumber eksternal saja tetapi komunikasi intrapersonal (dengan diri sendiri) dapat memengaruhi harga diri berupa perspektif merendahkan pribadi sendiri sehingga perlu menghindarikan tindakan sabotase diri yang merupakan penghambat tujuan melalui ketidakpercayaan kemampuan.

Sesungguhnya peranan diri sendiri sebagai penyemangat, penguat keyaninan, dan pelindung dari berbagai macam pesan negatif, mendorong menuju perubahan ke arah lebih baik daripada pihak lain atau sering disebut positive self-talk.

Ketiga bijak-bijak memilih orang yang memang bermaksud menjadi pihak pendukung membawa aura kekuatan positif guna memberikan nasehat dan pengigat dalam segala aspek.  

5. Memilih panutan yang sesuai

Photo by Warta Ekonomi

Photo by Warta Ekonomi via http://wartaekonomi.com

Alasan pemlihan seseorang yang didambakan dapat menambah pandangan kita agar selalu bersemangat menjalani kehidupan, memberikan pesan bahwa semua orang bisa menggapai tujuan, menjauhi dari rasa kesepian di dunia.

Dalam pemilihan sosok panutan, tidak mengharuskan untuk memilih seseorang yang sudah sukses atau memiliki kelebihan dalam segi materis tetapi bisa dari orang tua atau yang menurut kita cara pandang tujuan.

Sebagai contoh bagaimana agar kita tidak salah menentukannya dilihat dari beberapa aspek, yaitu: kenalilah karakteristik panutan dan pilihlah berbeda dengan karakter kalian, mempelajari kunci keberhasilan serta konsep dirinya, dan kembangkan hasil pola mengamati dengan ciri khas diri sendiri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya saat ini masih aktif sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya. Menulis artikel menjadi salah satu hobi yang saya lakukan, dengan maksud kemampuan ini akan terus meningkatkan karena kebutuhan industri saat ini sangat erat kaitannya dengan penulisan.

CLOSE