5 Cara Menjadi Remaja Sehat Secara Fisik dan Mental

Remaja Bahagia, Remaja yang Sehat Fisik dan Mentalnya

Apa kabar teman-teman? Semoga kalian baik-baik saja. Teman-teman, beberapa waktu lalu dari hari Jumat – Minggu (21 – 23 Mei 2021) saya ikut acara keren banget. Acara Content Creator Workshop bertema “Kesehatan, Gizi, dan Kesejahteraan Remaja” yang diadakan Hipwee (Doktergenz) dan Nutrition International.

Pada acara yang dilakukan secara daring saya bertemu dengan teman-teman remaja yang berusia 13 – 19 tahun dari beberapa kota di Indonesia. Ada dari Bandung, Bali, Kupang, dan beberapa kota lainnya.

Pengisi acaranya juga keren-keren. Ada Kak Hardiana Noviantari, Editor In Chief Hipwee, dr. Fransisca Handy Agung, Sp.A, Anastasia Satrio, S. Psi, M. Psi, dr. Cut Novianti Rahmi, PhD, dan dr. Diana Savitri, SpOG(K) dari AKAR Indonesia. Kemudian ada Nita Dian, Profesional Fotografer dan Dini Pramesti, Hipwee Social Media Strategist.

Dalam acara yang dimoderatori Farah Azhar, Young Advisory Board Doktergenz tersebut salah satu yang saya dapat adalah bagaimana cara menjadi remaja yang sehat secara fisik dan mental dan remaja yang terhindar dari anemia. Lantas, bagaimana caranya? Ada 5 cara yang bisa kita terapkan.

Advertisement

1. Mengenal Diri Sendiri

Remaja Mengenal Diri (Foto by Jcomp)

Remaja Mengenal Diri (Foto by Jcomp) via https://www.freepik.com

Teman-teman sadar nggak? Sebagai remaja, kita kadang bisa berpikir bijak dan matang. Kadang-kadang berpikir tidak logis, impulsif, dan tidak rasional? Hal itu terjadi karena remaja belum sepenuhnya mampu mengelola emosi, stres, dan kecemasan yang dirasakannya. Remaja masih mengandalkan Amygdala.

Amygdala terletak di dalam lobus temporal kiri dan kanan otak yang membantu mengkoordinasikan tanggapan terhadap hal-hal di lingkungan yang memicu respon emosional. 

Advertisement

Bagaimana supaya bisa mengelola emosi, stres, dan kecemasan? Caranya bisa dimulai dengan belajar kenal emosi, menamai emosi yang kita rasakan, dan menyadari intensitasnya dari skala 1-10.

Menurut Anastasia Satrio, S. Psi, M. Psi, dengan mengenal emosi, secara psikologi akan membantu remaja mengenal diri, minat, bakat, dan possion. Setelah mengenal itu semua perlahan remaja akan menemukan visi misi dan tujuan hidupnya.   

2. Mencintai Diri Sendiri

Advertisement
Remaja Mencintai Diri Sendiri (Foto by Jcomp)

Remaja Mencintai Diri Sendiri (Foto by Jcomp) via https://www.freepik.com

Masih menurut Anastasia Satrio, S. Psi, M. Psi, penting sekali bagi remaja untuk mencintai dirinya sendiri sebelum mencintai orang lain. Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan remaja untuk mencintai dirinya sendiri.

Pertama, biasakan melakukan refleksi diri tentang apa yang kita pikirkan, rasakan, dan inginkan. Refleksi diri dengan menuliskannya pada buku harian atau bisa juga pakai aplikasi digital.

Kedua, ikut kegiatan untuk menambah pengalaman dan wawasan. Setelah ikut kegiatan jangan lupa melakukan refleksi diri, kasih score dari 1 – 10, dan evaluasi. Mana kegiatan yang kita suka? Mana kegiatan yang kurang atau tidak kita suka? Pengalaman dan wawasan apa yang akan kita tingkatkan lagi?

Ketiga, jadikan kebiasaan setiap hari untuk memulai hari dengan melakukan intensi diri. “Apa yang ingin aku pelajari atau kenal tentang diriku dari kegiatan hari ini?” misalnya.

Keempat, pada akhir hari, berikan kalimat apresiasi ke diri dengan mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri karena telah berusaha melakukan yang terbaik. Walau mungkin hasilnya belum baik. Nggak apa-apa hari ini belum optimal melakukan apa yang ingin dicapai. Intinya, kita belajar menjadi teman terbaik bagi diri kita dengan berkata-kata yang baik dan menyemangati diri.

3. Ingat-Ingat 4 Pilar Gizi Seimbang

Remaja Mengonsumsi Makanan Sehat (Foto by Nakaridore)

Remaja Mengonsumsi Makanan Sehat (Foto by Nakaridore) via https://www.freepik.com

Sebagai remaja yang masih dalam masa pertumbumbuhan, penting sekali mengingat-ingat 4 pilar gizi seimbang, yaitu mengonsumsi anekaragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, memantau berat badan, dan melakukan aktivitas fisik (olahraga).

Menurut dr. Cut Novianti Rahmi, PhD remaja harus membiasakan diri sarapan setiap pagi, mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, biasakan minum air putih yang cukup dan aman, batasi konsumsi panganan yang manis, asin, dan berlemak, biasakan membaca label pada kemasan pangan, cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir, dan lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.

4. Mencegah Diri dari Anemia

Remaja Rutin Olahraga (Foto by Racool Studio)

Remaja Rutin Olahraga (Foto by Racool Studio) via https://www.freepik.com

Anemia berbeda dengan darah rendah. Anemia adalah kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin. Sedangkan darah rendah alias Hipotemia adalah masalah yang terjadi karena tekanan darah di dalam arteri di bawah batas normal.

Anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak cukup karena kekurangan protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Jika tubuh tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen, tubuh akan mengalami anemia. Akibatnya, seseorang mungkin akan merasa lelah atau lemah. Selain itu, gejala lain mungkin muncul adalah sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

Beberapa gejala anemia yang paling umum lainnya tubuh cepat merasa lelah, terlihat pucat, sering mengeluh kedinginan, selalu merasa mudah marah, sakit kepala, mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir, dan sembelit.

Anemia yang parah akan mengakibatkan warna biru hingga putih pada mata, kuku menjadi rapuh, muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan. Pusing ketika berdiri, warna kulit pucat, sesak napas, dan lidah terasa sakit.

Bagaimana cara mencegah diri dari anemia? Menurut dr. Cut Novianti Rahmi, PhD yang paling utama adalah mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat.

Pastikan tubuh mendapat vitamin C yang cukup melalui makanan, minuman, atau suplemen agar tubuh dapat menyerap zat besi. Suplemen kalsium dapat memengaruhi cara tubuh menyerap zat besi. Jangan lupa, hindari mengonsumsi minuman berkafein.

5. Minum Tablet Tambah Darah

Remaja Minum TTD (Foto by Diana Grytsku)

Remaja Minum TTD (Foto by Diana Grytsku) via https://www.freepik.com

Tablet tambah darah atau TTD adalah tablet salut gula yang mengandung zat besi dan asam folat. Zat besi yang terdapat dalam TTD ini penting karena dapat membantu mengatasi anemia saat menstruasi, hamil, menyusui, masa pertumbuhan, dan setelah mengalami pendarahan. Sementara asam folat berguna untuk mengurangi anemia megaloblastik selama kehamilan dan masa pertumbuhan.

Menurut dr. Cut Novianti Rahmi, PhD bagi remaja putri seperti saya, wajib minum TTD untuk mencegah anemia karena setiap bulan remaja putri menstruasi. TTD diminum seminggu sekali, diminum setelah makan, diminum dengan air putih, tidak boleh diminum dengan teh, susu, atau kopi, dan setelah minum TTD dianjurkan makan buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Teman-teman, itulah 5 cara yang saya dapat dari Acara Content Creator Workshop bertema “Kesehatan, Gizi, dan Kesejahteraan Remaja” yang diadakan Hipwee (Doktergenz) dan Nutrition International.

Semoga bermanfaat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pelajar yang senang menulis dan membuat kue-kue yang enak

CLOSE