5 Jenis Orang yang Sebaiknya Segera Kamu Hindari, Agar Hidupmu Tenang dan Damai

Segera pergi sebelum sakit hati

Setiap orangtua zaman dulu pasti pernah berpesan, “Berteman itu pilih-pilih ya, Nak.”

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat nasihat itu. Namun, semakin beranjak dewasa seolah kalimat orangtua itu ada benarnya, sebab makin banyak orang yang kita temui, banyak pula perangai yang kita lihat. Hanya saja, karena kita telah dewasa maka keputusan memilah-milih teman ada di tangan kita.

Tidak ada salahnya jika kita ingin membatasi diri dalam pergaulan dan berkumpul dengan beberapa teman saja. Bukan bermaksud sombong atau pemilih, tapi ini berkaitan dengan hati. Ada orang yang baik-baik saja berteman dengan semua orang meski watak mereka berbeda; bicara ceplas-ceplos, suka teriak-teriak, sering menyalahkan orang lain, dan sebagainya. Tetapi ada pula yang tidak bisa demikian karena satu dan lain hal. Ingat, jangan memaksakan dirimu bergaul bersama orang-orang yang mungkin bisa mengubah ritme hidupmu menjadi kacau balau. Inilah 5 orang yang sebaiknya kamu hindari sebelum kamu sakit hati.

1. Si Drama Queen

Photo by Unsplash

Photo by Unsplash via https://unsplash.com

Yaps, ratu drama! Berbeda dengan orang yang sering wara-wiri di televisi memainkan karakter peran tertentu, alias ratu sinetron. Ratu drama di sini artinya dia suka sekali mengarang cerita yang belum tentu keabsahannya.
Tentu saja cerita yang disampaikannya mengandung bumbu-bumbu penyedap dan membuat siapapun pendengarnya merasa terhanyut.

Tak jarang, dia lebih senang memberi sedikit kebohongan di dalam ceritanya agar menarik perhatian dan simpati para penyimak. Padahal, justru yang disampaikannya jauh berbanding terbalik dari realita. Nah, jika salah satu orang terdekatmu ada yang begitu, sudah saatnya kamu pelan-pelan menjauhinya, karena bisa jadi esok lusa kamu yang menjadi target dramanya.

2. Toxic People

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Orang yang tergolong dalam toxic people biasanya tidak terlalu menonjol jika dilihat sekilas. Tetapi akan terlihat dari tindakan dan perkataannya. Ada dua tipe toxic people.

Pertama, dia yang sering berlaku kasar, menyakiti fisik orang lain dengan pukulan, tendangan, dan sebagainya. Akan tetapi, korban akan sedikit sulit melepaskan diri dari toxic people tipe satu ini karena biasanya ada semacam ancaman atau peringatan kasar, sehingga ketika hendak melapor ke orang terdekat atau pihak berwajib, korban dilanda ketakutan dan celakanya justru memilih diam, menyembunyikannya rapat-rapat. Toxic people satu ini sering ditemukan pada orang-orang yang menjalin hubungan pacaran, pernikahan dan keluarga.

Tipe kedua adalah toxic people yang sering melontarkan kata-kata tidak enak didengar. Mulai dari celaan, hinaan, komentar negatif atau body shaming. Orang-orang seperti ini cuma tahu bicara tanpa menimbang-nimbang baik dan buruk perkataannya. Dia sangat tahu dirinya bersalah tapi bersikap biasa saja, seolah perkataannya adalah hal wajar. Toxic people tipe dua ini biasanya dijumpai dalam keluarga, pertemanan, pacaran atau pernikahan dan tidak menutup kemungkinan juga ada di lingkungan tempat tinggal.
Mau bagaimana pun, toxic people memang wajib sekali kamu hindari karena tidak baik untuk kesehatan fisik dan psikis kamu, dear.

3. Orang yang Hobi Playing Victim

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Kamu berselisih dengan seorang temanmu dan dia sudah dipastikan bersalah atas sikapnya, tetapi di belakang kamu dia memutarbalikkan fakta. Seolah kamu pelaku dan dia korban, padahal dalam realita yang terjadi justru sebaliknya. Ini yang dinamakan playing victim. Sebal banget, kan?

Perlu diketahui, orang yang selalu memposisikan dirinya sebagai korban ketika dia bersalah atau melakukan kesalahan tergolong drama queen dan toxic people juga loh, dear. Biasanya orang seperti ini akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari orang-orang yang bisa melindunginya dengan cara menebar cerita palsu. Tipe playing victim ini tidak pernah merenungkan kesalahannya bahkan merasa tidak perlu direnungkan dan tidak merasa bersalah.

Mulai dari sekarang, kamu harus berhati-hati yaa sama jenis orang satu ini.
Hanya orang-orang yang melakukan kesalahan saja yang mencari dukungan. Jika dia benar, tidak akan jadi masalah baginya ada atau tidak adanya pendukung.

4. Egois

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Sikap ingin menang sendiri, mempertahankan pendapat guna keuntungan pribadi tanpa memikirkan perasaan orang-orang sekitarnya dan tidak memedulikan penderitaan orang lain disebut sebagai egois. Orang dengan sifat egois biasanya juga memiliki sifat keras kepala, senang membesar-besarkan masalah, sering membual omong kosong, dan terlalu bangga terhadap diri sendiri yang terkesan sombong. Orang dengan tingkat keegoisan yang tinggi selalu enggan mengalah apalagi menerima kekalahan karena menganggap dirinya superior dan orang lain inferior.

Jika orang terdekat kamu memiliki ciri-ciri di atas, dapat dipastikan dia terjangkit syndrome egoism—mementingkan diri sendiri. Apabila kamu berniat mengubah sikap dan perilakunya, mungkin akan sedikit sulit, sebab, bila sifat itu merupakan bawaan yang telah ditanamkan sejak kecil oleh orang-orang terdekatnya maka sama saja seperti kamu mencabut gulma, hari ini hilang besok tumbuh lagi.

5. Orang-orang yang meremehkan usaha kamu

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Kamu sudah berusaha sekuat tenaga, bekerja keras, dan mengorbankan segala yang kamu punya, tetapi tidak ada satupun menghargai kerja keras itu. Alih-alih menghargai, mereka justru mencemooh atau bahkan meremehkan. Ngenes banget, kan?

Ada kalanya kamu harus menarik diri dari orang-orang yang kurang menghargai usaha yang telah kamu lakukan. Mungkin mereka bermaksud agar kamu menjadi orang yang kuat dan tegar sehingga bila ada terpaan masalah, kamu tidak serta merta pasrah. Namun, ada waktu-waktu di mana hatimu merasa lelah karena yang kamu harapkan hanyalah apresiasi.
Belum terlambat untuk mengambil langkah mundur, menjauh pelan-pelan. Nanti, ada saatnya mereka merasa sikapnya sudah keterlaluan.
Dear, yang terpenting dalam hidup adalah mencari kebahagiaan, bukan mendapat cacian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis