5 Poin Penting dalam Mencintai Diri Sendiri. Terlihat Sulit Tapi Worth It~

Kalau bukan kamu, siapa lagi? Hal-hal yang harus diketahui dalam mencintai diri sendiri

Definisi mencintai diri sendiri begitu luas cakupannya. Tidak hanya terbatas pada hal-hal yang menyenangkan saja, tetapi juga pada hal-hal yang tidak menyenangkan. Sebelum kita memahami dan mengerti orang lain, seharusnya kita memahami dan mengerti diri sendiri dulu. Begitu juga sebelum kita mencintai orang lain, kita juga harus mencintai diri sendiri dulu. Diri kita memegang kendali penuh atas apa yang kita rasakan dan kita lakukan. Jadi kita bertanggung jawab atas segala yang terjadi dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, berikut akan dibahas mengenai poin-poin penting dalam mencintai diri sendiri.

Advertisement

1. Menerima kekurangan diri

aku berharga | foto oleh pexels

aku berharga | foto oleh pexels via http://pexels.com

Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Salah satu contoh dalam hal kekurangan fisik. Tuhan telah menganugerahkan tubuh sehat yang senantiasa harus kita syukuri. Perasaan minder atau rendah diri hanya akan menghambat langkah kita untuk berkembang. Standar ideal yang diagungkan oleh khalayak soal cantik, tampan, kurus, tinggi, dan putih hanya sebatas penilaian indera semata. Beruntung orang-orang yang memilikinya. Tetapi hal itu tidak menjadi jaminan kebaikan dan kesuksesan seseorang.

Bagi yang merasa tidak cantik, tidak tampan, tidak kurus, tidak tinggi dan tidak putih tidak apa-apa. Keindahan fisik hanya bonus saja, karena keindahan yang sesungguhnya berasal dari dalam hati. Dengan kita menerima segala kekurangan diri, berarti kita mencintai diri sendiri. Dibalik kekurangan, pasti ada kelebihan yang harus kita gali untuk dapat mengembangkan potensi dalam diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang mau belajar segala hal untuk membangun personal branding yang baik.   

Advertisement

2. Memaafkan masa lalu

lepas bebas | foto oleh shutterstock

lepas bebas | foto oleh shutterstock via http://shutterstock.com

Kesalahan yang pernah dilakukan dan kejadian masa lalu yang menyakitkan harus dapat diterima dengan lapang dada. Salah dan khilaf adalah manusiawi. Tetapi harus ada komitmen dalam diri untuk memperbaiki dan tidak mengulanginya kembali. Penyesalan memang selalu ada, dan kita tidak seharusnya terus menerus menyalahkan diri sendiri. Alangkah baiknya jika kita instrospeksi diri, refleksi diri, dan peka terhadap diri sendiri. Pasti ada pembelajaran yang dapat diambil atas kesalahan tersebut. Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan terus bertumbuh untuk menjadi semakin kuat.

Masa lalu adalah sesuatu yang menjadi bagian dari diri kita. Semua yang telah terjadi pada akhirnya akan berlalu dan menjadi masa lalu. Ada masa lalu yang manis, ada pula masa lalu yang pahit. Untuk masa lalu yang pahit, kita tidak seharusnya terus terpuruk akan hal tersebut. Kita harus bisa menerima bahwa hal itu memang sudah terjadi dan tidak akan berubah atau tidak akan kembali seperti sediakala. Hidup terus berjalan dan waktu tidak dapat diputar ulang. Dengan memaafkan masa lalu, kita akan lebih mudah melangkah ke depan tanpa beban.

3. Memahami batasan diri

Advertisement
berkata tidak | foto oleh caping

berkata tidak | foto oleh caping via http://caping.co.id

Segala sesuatu tentu ada batasannya masing-masing, termasuk diri kita sendiri. Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak perlu kita pikirkan, seperti pendapat, penilaian, dan omongan orang lain tentang kita. Orang lain berhak memiliki pendapat apapun, tetapi kita tidak perlu menanggapinya jika hal tersebut mengganggu hidup kita. Sebaik atau seburuk apapun diri kita, selalu ada orang lain yang tidak suka, dan bukan tugas kita untuk menyenangkan semua orang.

Membatasi diri bukan berarti menjadi tertutup dan tidak menerima saran atau kritik. Tetapi kita harus pandai memilah hal-hal yang patut dilihat, didengar, dan dirasakan. Jangan sungkan untuk berkata tidak pada hal-hal yang memang tidak kita sukai atau pada hal-hal yang bukan menjadi prioritas kita, hanya agar kita diterima dan tidak dibenci orang lain. Jika kita merasa takut menyinggung perasaan orang lain, kita bisa menjelaskan dengan bahasa yang halus dan sopan.

4. Mengikhlaskan dengan tulus

belajar ikhlas | foto oleh unsplash

belajar ikhlas | foto oleh unsplash via http://unsplash.com

Di dunia ini selalu memiliki dua hal yang bertolak belakang. Ada suka, ada duka ada manis, ada pahit ada perjumpaan, ada perpisahan. Semua memang sudah diatur oleh semesta sesuai dengan porsinya masing-masing. Segala persoalan yang terjadi dalam hidup kita hendaknya bisa kita terima dengan hati yang ikhlas. Meskipun sulit untuk melakukannya, bukan berarti tidak bisa. Dengan kita ikhlas maka hati akan lebih tenang dan tidak ada beban dalam diri kita yang akan menghambat langkah kita selanjutnya.

Keikhlasan harus dilandasi perasaan yang tulus. Selain menerima dengan ikhlas, kita juga harus bisa melepaskan dengan ikhlas. Tentu sangat berat untuk mengikhlaskan sesuatu yang sangat berarti bagi kita, sesuatu yang sangat berharga, dan sudah menjadi bagian dari hidup kita. Tapi kita harus percaya bahwa Tuhan tidak akan mengambil atau menjauhkan sesuatu dari kita kecuali nanti akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Jadi mengikhlaskan dengan tulus adalah jalan terbaik agar langkah ke depan bisa berjalan mulus.  

5. Melangkah demi masa depan

melangkah | foto oleh unplash

melangkah | foto oleh unplash via http://unsplash.com

Seburuk apapun masa lalu tidak bisa menginterpretasikan masa depan. Masa depan masih putih bersih tanpa noda. Atas segala hal yang menimpa kita yang membuat kita terpuruk, kita harus bangkit berdiri tegak untuk melangkah kembali. Membuka lembaran baru dengan keyakinan dan kekuatan baru. Selama kita terus berusaha dan berjuang untuk menggapai apa yang kita impikan, pasti suatu saat akan tercapai. Meski jalannya tidak mudah. Meski banyak rintangan menghadang. Boleh berhenti sejenak untuk melepas lelah. Tetapi tidak untuk menyerah.

Keyakinan untuk terus melangkah maju adalah bukti bahwa kita peduli dengan diri sendiri. Kita menyayangi diri sendiri dengan tidak memperburuk keadaan untuk berlarut-larut dalam kesedihan. Kita memilih untuk melanjutkan perjalanan dengan menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran. Selain dorongan dan nasehat dari orang lain, yang terpenting adalah kekuatan dari dalam diri sendiri untuk mantap menata kembali segala hal yang hancur berantakan. Kemudian, membuatnya kembali utuh.

Setelah memahami poin-poin penting dalam mencintai diri sendiri, kita akan semakin paham dan mengerti bahwa segalanya berawal dari diri sendiri, oleh diri sendiri, dan untuk diri sendiri. Tidak ada yang lebih mencintai diri kita selain diri sendiri. Jadi kita harus lebih peduli ter hadap diri sendiri. Terlebih kesehatan mental jadi yang utama. Mental yang sehat akan membentuk fisik yang sehat dan pikiran yang tenang serta jernih. Maka, dalam melakukan apapun dapat dikendalikan dengan baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Perempuan berzodiak Taurus. Penyuka buku fiksi, walau kadang - kadang juga membaca buku non fiksi.

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE