6 Strategi Lulus Kuliah Tepat Waktu dengan Predikat Cumlaude

Lulus dengan cepat adalah salah satu bukti kamu bisa mengatur waktu dan fokus sama tujuanmu

Sebagai mahasiswa, kita seringkali dituntut untuk memiliki nilai yang bagus dan lulus tepat waktu. Hal itu tidak lepas dari tuntutan masyarakat, keluarga, maupun pekerjaan di masa depan. Banyak hal yang dapat menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikan kuliahnya, tidak terkecuali mahasiswa yang memiliki IPK tergolong tinggi. Oleh karenanya, mahasiswa harus menyusun strategi setidaknya enam hal berikut:

 

Advertisement

1. Tidak mengulang mata kuliah

Image by Eli Digital Creative from Pixabay

Image by Eli Digital Creative from Pixabay via http://pixabay

Tidak mengulang mata kuliah adalah salah satu kunci lulus dengan predikat cumlaude. Pasalnya, beberapa kampus menerapkan peraturan bahwa mahasiswa dengan predikat cumlaude adalah mahasiswa yang tidak pernah mengulang mata kuliah. Namun, terdapat pula kampus yang tidak menerapkan peraturan tersebut. Maka, untuk memastikanya, kamu bisa membaca pedoman akademik kampus. Kamu juga bisa menanyakan hal tersebut kepada dosen pembimbing akademik jika belum menemukannya.

Untuk tidak mengulang mata kuliah, biasanya setiap dosen memiliki persentase penilaian yang berbeda-beda. Ini biasanya akan dijelaskan pada pertemuan pertama. Oleh karenanya, kamu harus menyimak dan mencatat poin-poin apa saja yang akan menjadi penilaian selama perkuliahan tersebut berlangsung. Dengan memahami apa saja yang akan dinilai oleh dosen, maka kamu dapat memprioritaskan apa saja yang akan kamu lakukan selama pertemuan. Bukan tidak mungkin, kamu akan mendapatkan nilai terbaik hanya dengan mengikuti sistem penilaian dosen.

Advertisement

2. Dekat dengan dosen

Image by Malachi Witt from Pixabay

Image by Malachi Witt from Pixabay via http://pixabay

Mungkin akan ada yang bertanya mengapa harus dekat dengan dosen. Padahal, dekat dengan dosen akan membawa sejumlah keuntungan lho. Misalnya, dosen akan membantu memberikan arahan di saat kita akan penelitian, atau membantu memberikan solusi ketika kamu sedang memiliki masalah akademik maupun non akademik. Jika kamu sedang beruntung, kamu juga dapat menjadi asisten dosen dalam hal tertentu dan tentunya dapat menambah uang sakumu.

Lalu bagaimana caranya agar dapat dekat dengan dosen? Salah satunya ialah dengan menjadi PJ (Penanggung Jawab) mata kuliah. Dengan demikian, dosen akan mengenalimu dan kamu juga tidak canggung lagi dengan dosen tersebut. Selain itu, kamu juga dapat aktif saat perkuliahan, karena mayoritas dosen hanya mengingat mahasiswa yang aktif selama perkuliahan daripada mahasiswa yang pasif.

3. Menjadi mahasiswa yang aktif

Advertisement
Image by StockSnap from Pixabay

Image by StockSnap from Pixabay via http://pixabay

Maksud aktif dalam konteks ini adalah mahasiswa sebisa mungkin aktif diskusi di dalam kelas dan aktif bersosialisasi di luar kelas. Aktif di dalam kelas akan menjadi nilai tambah tersendiri saat penilaian di akhir semester. Tidak jarang pula beberapa dosen menjadikan keaktifan sebagai nilai dengan persentase tertinggi selama perkuliahan. 

Aktif di dalam kelas biasanya digambarkan dengan aktif bertanya dan juga aktif menjawab (memberikan solusi). Hal ini dapat kamu lakukan jika kamu sering membaca buku maupun artikel-artikel terkait materi perkuliahan. Tentunya, dengan banyak membaca akan memperkaya pengetahuanmu dan membantumu menjadi mahasiswa yang kritis. Jika kamu kritis, maka pertanyaan dan jawabanmu saat diskusi di kelas tentunya akan berbobot.

Di luar kelas, kamu dapat mengikuti organisasi intra maupun ekstra kampus. Organisasi akan membantu kamu terbiasa berdiskusi dan memecahkan masalah yang ada di lapangan. Seluruh kegiatan ini akan berdampak pada mindset mahasiswa agar nantinya tidak kaget dengan fakta di lapangan.

4. Merencanakan penelitian setidaknya di semester enam

Image by Tatiana from Pixabay

Image by Tatiana from Pixabay via http://pixabay

Merencanakan penelitian sebenarnya dapat kamu lakukan di jauh-jauh hari sebelum semester akhir. Bagi mahasiswa S1 atau D4, semester enam adalah waktu yang tepat untuk merancang penelitian. Jika kamu cepat, kamu dapat lulus di semester tujuh tanpa harus mengikuti atau membayar UKT di semester delapan. Luar biasa bukan… Namun, ini kembali lagi kepada peraturan kampus, ada jurusan yang memperbolehkan lulus 3,5 tahun adapula yang minimal 4 tahun.

Penelitian yang akan kamu lakukan nanti, tidak akan jauh dari apa yang telah kamu dapatkan selama perkuliahan. Oleh karenanya, tentukan minatmu pada salah satu atau beberapa mata kuliah yang menyangkut mengenai penelitianmu nanti. Lalu, pelajarilah lebih dalam. Dengan melakukan itu, kamu akan merasa enjoy dan tidak merasa kesusahan saat menganalisis penelitian karena sudah memahami apa saja yang perlu dibahas

5. Rajin bimbingan skripsi

Image by Anne Karakash from Pixabay

Image by Anne Karakash from Pixabay via http://pixabay

Tentukan deadline revisi setiap minggunya. Usahakan konsisten  melakukan bimbingan dengan dosen setiap minggu.  Akan lebih baik  jika hasil bimbinganmu langsung kamu revisi tanpa harus menunggu minggu berikutnya. Ingat “menunda satu hari revisi sama dengan menunda satu hari kelulusan.” Jadi, jangan berleha-leha karena garis finishmu sudah menunggu di depan.

 

6. Berdoa dan minta restu kedua orang tua

Image by Avelino Calvar Martinez from Pixabay

Image by Avelino Calvar Martinez from Pixabay via http://pixabay

Berdoa adalah salah satu cara yang dapat ditempuh oleh seorang hamba untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini, seluruh mahasiswa pasti ingin segala urusannya mudah dan dilancarkan. Doa orang tua juga akan sangat membantu ketika kita dihadapkan pada suatu masalah. Oleh karenanya, di samping berusaha melakukan hal-hal di atas, tentu perlu didampingi dengan doa agar segala usaha dipermudah dan segala target yang diinginkan dapat tercapai.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswi Pascasarjana '22 UIN Walisongo Semarang.

CLOSE