6 Surga Tersembunyi di Banyuwangi Selain Ijen dan Baluran, Noted!

Tidak melulu soal Bali, pantai eksotis Banyuwangi sayang jika dilewatkan.

Jika kalian sedang berada di Banyuwangi maka wajib untuk meluangkan waktu berkunjung dan berlibur di pantai–pantai eksotis yang ada di Banyuwangi. Pesona daerah Banyuwangi tidak hanya ada pada wisata Kawah Ijen dan Baluran saja, namun Banyuwangi juga memiliki berbagai pantai yang sangat menarik untuk dijelajahi.

Banyuwangi adalah salah satu wilayah Jawa Timur yang dijadikan sebagai pusat penyeberangan dari Pulau Jawa menuju Pulau Bali dan sebaliknya. Banyuwangi memang memiliki pesona keindahan pantai yang mempesona dan eksotis, sehingga tidak heran apabila saat ini Banyuwangi dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata pantai oleh sebagian masyarakat Indonesia maupun turis asing. 

1. Pantai Grajagan

Pantai Grajagan

Pantai Grajagan via http://google.co.id

Pantai Grajagan terletak sekitar 52 Km ke arah selatan dari kota Banyuwangi. Posisinya yang dekat dengan Pantai Plengkung menjadikan pantai Grajagan sebagai pintu masuk ke Plengkung.

Pantai Grajagan juga menjadi bagian dari Taman Nasional Alas Purwo dengan luar sekitar 314 hektar, tepatnya berlokasi di desa Grajagan, kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

Selain pantai, di kawasan ini terdapat beberapa goa buatan yang terletak di ketinggian, sehingga bisa di manfaatkan untuk melihat pemandangan dari atas. Untuk mereka yang ingin bermalam dan menikmati keheningan alam Pantai Grajagan, disediakan 10 kamar dan 2 bungalow yang langsung menghadap ke laut. Suasana romantis dan eksotis akan mengusik kenyamanan anda.

2. Pantai Rajegwesi

Pantai Rajegwesi

Pantai Rajegwesi via http://google.co.id

Pantai Rajegwesi terletak terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi. Pantai Rejegwesi terbentuk dari endapan lumpur yang di bawa oleh sungai yang meluap pada saat banjir, hal ini juga menyebabkan pasir pantai berwarna cokelat dan bukan pasir hitam atau putih. Pantai Rajegwesi termasuk dalam bagian Taman Nasional Meru Betiri dan juga di gunakan sebagi budi daya penetasan penyu.

3. Pantai Sukamade

Pantai Sukamade

Pantai Sukamade via http://google.co.id

Pantai Sukamade merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional Meru Betiri dan merupakan zona pemanfaatan intensif untuk pengamatan telur penyu dan pelepasan tukik. Di pantai ini pengunjung dapat menyaksikan secara langsung saat penyu bertelur. Juga, wisatawan dapat turut aktif dalam usaha konservasi penyu dengan mengikuti kegiatan pelepasan tukik ke laut setelah ditetaskan pada penetasan semi alami.

Bagi mereka yang mencari suasana pantai yang masih asri dan alami, pantai Sukamade bisa menjadi salah satu alternatif untuk dikunjungi. Pantai yang terletak dikawasan taman nasional Meru Betiri ini termasuk dalam deretan pantai selatan sehingga tidak heran bila ombaknya bisa dimanfaatkan untuk berselancar.

Obyek wisata lain yang ada di Pantai sukamade adalah Hutan mangrove yang terletak di muara timur Pantai Sukamade. Sungai di sekitar mangrove bisa dimanfaatkan untuk cano sambil melakukan pengamatan burung.

4. Pantai Pulau Santen

Pantai Pulau Santen

Pantai Pulau Santen via http://google.co.id

Pulau Santen terletak di desa Karangharjo, sebelah selatan Stasiun Banyuwangi lama. Pantai ini berada dalam wilayah perairan Selat Bali. Dinamakan Pulau Santen karena didalamnya banyak ditumbuhi pohon yang dikenal oleh masyarakat Banyuwangi dengan nama pohon santen. Saat pagi hari, Pantai ini menyajikan pemandangan yang indah dikala cuaca cerah.

Di Pulau Santen juga terdapat sungai yang berarus tenang mengalir sepanjang dua kilo meter lebih memisahkan Kota Banyuwangi dan pulau kecil Pulau Santen yang dikelilingi mangrove berusia lima atau sepuluh tahun lebih. Di tengah muara sungai terdapat sebuah delta yang membentuk pulau mangrove kecil.

Dilihat dari jembatan tampak eksotis. Apalagi di sekitar delta itu akan ada beberapa warga sedang mencari kijing, sejenis kerang kecil. Mereka terlihat seperti sedang berendam. Air sungai tampak terbelah oleh delta mangrove tersebut. Arusnya begitu tenang menuju muara. Cocok untuk diarungi dengan perahu kecil atau sepeda apung. Pengunjung bisa melihat ikan-ikan kecil di air yang jernih, binatang-binatang laut, dan burung yang hinggap di ranting tanaman bakau.

Untuk menuju ke pulau kecil tersebut, para pengunjung tidak perlu repot atau kesulitan, karena untuk menuju ke wisata tersebut infrastruktur jalan sudah baik, mobil, motor dan bus-pun bisa menjangkaunya, angkutan lokal seperti ojek dan becak juga siap mengantarkan wisatawan ke tempat obyek wisata yang berjarak hanya sekitar tiga kilometer dari jantung Kota Gandrung tersebut.

Ketika melintasi jalanan menuju Pulau Santen, para pengunjung akan disuguhi pemandangan bangunan peninggalan sejarah Stasiun lama Banyuwangi yang dibangun tahun 1985 di ketinggian +6M yang kini sudah menjadi pasar tradisional atau sering disebut pasar pujasera. 500 meter melangkah terdapat klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi tempat sembahyangan keturunan Tionghoa dengan ciri khas dan karakter yang kental dengan budaya cina (China town).

5. Pantai Blimbingsari

Pantai Blimbingsari

Pantai Blimbingsari via http://google.co.id

Pantai Blimbingsari terletak di Kecamatan Rogojampi, berjarak 23 km dari kota Banyuwangi. pantai Blimbingsari merupakan salah satu keunggulan wisata di Banyuwangi yang terkenal dengan kuliner ikan bakarnya yang khas Banyuwangi, tepatnya di sekitar 17 kilometer ke selatan dari pusat Banyuwangi kota atau 1 km dari bandara blimbingsari.

Hamparan pesisir yang indah dan deburan ombak yang tenang dapat di rasakan ketika kita sampai di salah satu wisata alam Banyuwangi ini. Pantai ini merupakan pantai yang indah dan bersih. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan panorama Pantai, terutama pada hari Minggu.

Pantai ini sekarang mempunyai tempat berteduh maka wisatawan tidak perlu kawatir dengan terik matahari. Wisata kuliner yang berada di pantai blimbing sari ini sudah terkenal dari luar pulau hingga luar negeri. Wisata kuliner blimbing sari ini adalah ikan bakar. Rasa ikan bakar ditempat ini sangat khas dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Wisatawan yang pernah datang ketempat ini selalu ingin datang kembali untuk merasakan ikan bakar dan pemandangan pantainya.

6. Pantai Pancur

Taman Nasional Alas Purwo tidak hanya memiliki Pantai Plengkung yang indah. Ada juga Pantai Pancur yang tak kalah cantiknya. Letaknya berada dekat Resor Pancur, sekitar 5 km dari pos Rowobendo (pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo) atau 3 km dari Trianggulasi.

Diberi nama Pancur karena di dekat Pantai Pancur ini kita akan menemukan aliran sungai kecil dan berair tawar yang bermuara seperti air terjun kecil atau pancuran atau air mancur yang membentuk aliran air di pasir dan langsung bertemu dengan air laut, sebuah keunikan yang menjadi nilai tersendiri di pantai ini. Karena itulah, mengapa pantai ini disebut pantai Pancur.

Hamparan pasir putih membentang luas dan lumut-lumut hijau tumbuh di bebatuan yang ada di bibir Pantainya. Deburan ombak yang dipadu dengan pemandangan putih dan hijau di Pantainya terlihat sangat cantik. Pantai Pancur mempunyai bentangan pasir putih yang panjang. Pantainya pun landai dan aman untuk dikunjungi anak-anak maupun dewasa. Tempatnya yang teduh sangat cocok untuk berkemah, sehingga wisatawan bisa mendirikan tenda perkemahan.

Wisatawan dapat juga menginap sambil menikmati suara deburan ombak dan suara binatang liar dari hutan. Di Pantai ini tersedia berbagai fasilitas seperti warung, kamar mandi, tempat parkir dan juga musholla.

Selain itu, pemandangan matahari terbenam di sore hari juga menambah pesona pantai ini. Sekitar 2km sebelah utara Pantai Pancur, pengunjung dapat mengunjungi gua Istana dan Sendang Srengenge yang memiliki nilai magis bagi masyarakat sekitar. Tidak jauh dari Pancur, terdapat juga karang hitam (karang mati) yang lebih dikenal dengan sebutan 'Parang Ireng', yang memiliki bentangan pasir besar-besar yang sering disebut dengan pasir gotri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bachelor degree of development economic department, Airlangga University