Beberapa Niat Baik yang Justru Membuat Orang Lain Merugi

Sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan, berbuat baik itu sudah jadi kewajiban. Bukan hanya tentang pahala, tapi berbuat baik juga merupakan bentuk syukur kita pada Sang Pencipta. Tak jarang beberapa orang mempercayai kalau kebaikan yang kita tanam, akan menjadi tabungan kita di akhirat atau bahkan bisa disemai selagi kita masih di bumi.

Salah satu perbuatan baik yang mencirikan makhkuk sosial ialah menolong orang lain. Meskipun ia doyan sendirian di kamar atau menyendiri di taman, pastilah ada masanya ia membutuhkan pertolongan orang lain. Tak peduli seberapa kuat atau berototnya ia, tetap saja tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Saat tertimpa bencana misalnya.

Saat kegiatan tolong-menolong ini menjadi hobimu, maka bersyukurlah. Mudah-mudahan dengan menolong orang lain, semesta juga akan menolongmu saat kamu membutuhkan. Namun, ternyata beberapa kebaikanmu justru bisa menimbulkan kerugian jangka panjang bagi orang lain lho.

 <>1. Membiarkan orang lain tergantung padamu
Kamu bukan asisten pribadinya

Kamu bukan asisten pribadinya via https://s-media-cache-ak0.pinimg.com

Memiliki teman dekat memang menyenangkan. Berbagi segala hal adalah hal yang biasa bagi kalian. Mulai dari makanan sampai sabun mandi atau pasta gigi. Seringkali temanmu lupa membeli pembalut atau hal remeh lain saat belanja bulanan, dan kamu sebagai teman tentu saja dengan senang hati meringankan beban.

Tapi, kok lama-kelamaan jadi kamu merasa dimanfaatkan. Sekilas seperti kamu yang dirugikan. Ya memang. Karena kamu juga jadi kehilangan beberapa rupiah yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk keperluan lain.

Akan tetapi, di sisi lainnya, justru kamu sedang membiarkan temanmu menjadi ketergantungan. Ia menjadi tidak mandiri dan mengandalkan orang lain. Sebagai teman baik, kamu tidak ingin temanmu kesulitan saat kamu tidak ada kan? Karena kamu juga tidak bisa selalu jadi pahlawan baginya. Kalian juga tidak akan selalu bersama, karena tidak tahu hidup akan membawa kalian kemana. Ajarkan ia agar bisa berdikari. Ajak ia bicara pelan-pelan tentang tanggung jawab pada diri sendiri.

<>2. Memberikan contekan saat ujian
Mencontek bahkan awal dari tindak korupsi

Mencontek bahkan awal dari tindak korupsi via http://comingmore.com

Kamu dikenal mahasiswa pandai di kampus. Dan itu membuat banyak teman senang dekat denganmu. Hihi. Sekadar memberikan jawaban tugas sering kamu lakukan. Beberapa dari mereka juga tak sungkan bertanya saat ujian. Tak masalah lah. Toh itu juga tak mengurangi nilaimu kan.

Lupakan tentang nilai. Menjadi mahasiswa bukan hanya bisa menjadi peringkat pertama. Namun, juga tentang sudah seberapa bermanfaat ilmu yang kamu miliki. Membiarkan mereka selalu mencontek justru hanya akan mempertahankan ketidakmampuannya dan membiarkan mereka memiliki nilai palsu. Sama sekali tidak membantu.

Bantulah mereka dengan cara yang lebih terpuji. Saat mereka hendak menyalin tugasmu, berikan penjelasan dari apa yang kamu kerjakan dan minta mereka mengerjakan sendiri untuk tugas selanjutnya. Kalau mereka mengeluh tidak bisa, tuntun mereka. Lebih baik lagi kalau kamu mau mengajak mereka belajar bersama sebelum ujian.

<>3. Membantu orang lain berbohong
Berbohong bukanlah suatu kebaikan

Berbohong bukanlah suatu kebaikan via http://www.helpingwritersbecomeauthors.com

Temanmu yang tidak diijinkan keluar malam malah memintamu untuk mengatakan pada orang tuanya bahwa ia menginap di rumahmu untuk belajar bersama. Padahal, malam itu ia akan menonton konser band favoritnya sampai tengah malam dan akan menginap di kosan salah satu fans lain yang baru ia kenal.

Sekilas permintaan temanmu sangat sederhana ya. Kamu tinggal mengatakan apa yang ia minta saat orang tuanya meneleponmu. Namun, jelas sekali akan fatal akibatnya kalau ternyata ada sesuatu yang buruk menimpa sahabatmu. Bukan cuma temanmu yang merugi, kamu juga akan disalahkan. Tolak permintaan tersebut dan beri pengertian padanya bahwa berbohong tidak akan memberikan keuntungan apa-apa. Minta pada temanmu untuk meminta ijin secara jujur pada orang tuanya. Kalau orang tuanya tetap tidak mengijinkan, kamu bisa ajak temanmu menginap di rumah dan menemani ia menonton secara live streaming bersama.

<>4. Memberi uang pada pengamen
Jangan ikut menanamkan mental meminta

Jangan ikut menanamkan mental meminta via http://www.shropshirestar.com

Beberapa daerah sudah menerapkan peraturan untuk tidak memberi pada pengemis dan pengamen. Namun, tetap saja pengamen menjadi ‘tamu tak diundang’ yang cukup sering menjumpai kita saat perjalanan ya. Mulai dari yang bersuara emas sampai fals dan yang sudah mulai renta sampai yang masih anak-anak.

Beberapa dari kita kadang dengan mudah merogoh saku dan mencari logam lima ratus atau seribu untuk sedikit berbagi. Namun, coba pikir lagi kalau pengamen tersebut masih terbilang sehat dan masih kuat mencari pekerjaan lain.

Bukannya tidak menghargai atas jerih payah mereka menghibur kita. Namun, bukankah dengan begitu kita turut memelihara kefakiran atas pekerjaan pada diri mereka. Masih banyak orang yang berjuang sekadar berjualan atau menjadi buruh daripada meminta melalui sumbangan lagu. Belum lagi beberapa oknum dari mereka malah menggunakan hasil ngamennya bukan untuk jalan baik.

Sayang uangmu juga kan?

Lebih baik berikan sedekahmu pada kotak amal masjid atau menyalurkan pada lembaga yang sesuai. 

<>5. Memberi saran di depan khalayak ramai
Berikan saran saat kalian sedang berdua

Berikan saran saat kalian sedang berdua via http://www.newschool.edu

Hubungan persahabatan yang baik adalah mereka yang bisa saling mengingatkan. Tidak membiarkan teman berada pada sebuah kekeliruan atau kesalahan. Tidak heran kalau kalian saling pamer gigi masing-masing setelah makan bersama untuk saling memeriksa barangkali ada cabe yang jahil nongkrong di gigi. Kebiasaan itu membuat kalian merasa tidak sungkan untuk saling menasehati.

Hati-hati. Walaupun kalian teman dekat dan sudah tak asing saling berbagi saran, tetap jaga etika ketika menyampaikannya. Jangan sampai kamu mengkritik warna bajunya yang sangat ngejreng di depan pacarnya saat menghadiri sebuah pesta. Bagusnya kamu menyampaikan sebelum ia keluar rumah, namun bila sudah terlanjur, tahan keinginanmu sampai kalian benar-benar sudah berdua saja.

<>6. Memberi respon berlebihan pada orang yang menyukaimu
Jangan memberi harapan

Jangan memberi harapan via http://previews.123rf.com

Bersikap ramah adalah nama tengahmu. Sikap ini tentu saja membuat orang lain senang berada dekatmu. Mereka tak perlu merasa takut akan penolakan. Bahkan, sikapmu ini membuat seorang lawan jenis mengagumimu secara lebih.

Dan karena kabar burung yang akhirnya sampai di telingamu, kamu akhirnya mengetahui perasaannya padamu. But, he ain’t your type. Dan karena terlanjur akrab, kamu terus saja membiarkan ia dekat.

Jangan beralasan kamu tidak tega untuk menolak. Caramu membiarkannya justru akan menyakitinya jika ia sudah tahu yang sebenarnya. Sampai kapan juga kamu akan bersandiwara sementara dia semakin gencar dan tidak ada yang tahu kapan waktunya dia akan menyatakan perasaan.

Jaga jarak secara perlahan, bukan karena kamu bersikap diskriminatif terhadapnya. Namun ini tentang menjaga perasaan. Biarkan ia berpikir sejenak mengapa kamu yang dikenal ramah menjadi sedikit berbeda. Siapa tahu dengan cara ini ia akan mengerti bahwa sikap ramahmu bukan hanya untuknya.

 

Tulisan ini hanya sekadar mengingatkan kita pada beberapa tindakan yang seringkali kita anggap sebuah kebaikan, namun justru memberikan efek kurang baik jangka panjang pada orang lain.

Jangan sampai karena membaca ini, kamu jadi berpikir ulang untuk menolong orang lain ya. Membantu orang lain sangat dianjurkan. Karena di luar sana, masih banyak manusia-manusia yang butuh pertolongan dan tidak ada yang tahu kapan kita juga menjadi bagian manusia-manusia tersebut.

 

Selamat menebar kebaikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Balancing melankolis-plegmatis.

CLOSE