#BelajarDiNegeriOrang-Moon Ga-Young di Sungkyunkwan University, Saya di Seoul National University. Aamiin!

Kuliah di satu negara dengan Moon Ga-young dan Suzy, itu impian saya!

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, saat ini saya telah menyelesaikan salah satu target saya yaitu menyelesaikan studi sarjana pada tahun 2020 lalu. Namun perjalanan tidak berhenti sampai di situ, saya memiliki target sebisa mungkin sebelum beranjak ke usia 30, paling tidak saya sudah mengenyam pendidikan magister di luar negeri dengan jurusan yang sama, yaitu Hubungan Internasional (HI). Mungkinkah? Mungkin, kalian harus yakin sama diri sendiri teman-teman! Apalagi saat ini dengan menggunakan Qatar Airways Student Club semua penerbangan akan menjadi lebih mudah. Jadi jangan lagi ragu untuk mimpi terbang jauh, ya.

Target negara yang ingin saya capai adalah Korea Selatan. Inget lho, Korea itu terbagi dua, Korea Selatan dan Korea Utara. Hal ini terjadi ketika Perang Dingin berlangsung antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (sedikit cerita sejarah, ya, hehehe). Nah, saya inginnya ke Korea Selatan yang presidennya sekarang itu Moon Jae-in, bukan Kim Jong-un, ya. Selain itu, karena jurusan ketika saya menempuh sarjana adalah HI, dengan berkuliah di luar negeri rasanya kata “internasional” yang terkait dengan jurusan saya akan jadi lebih terasa. Namun, ini menurut saya pribadi aja, lho ya.

Belakangan ini, saya sedang menggali apa saja yang berbau Korea Selatan. Mulai dari dramanya, musiknya, makanannya, gaya hidupnya, hingga tentunya pendidikannya. Setelah mencari tahu mengenai Korea Selatan dari berbagai aspek, hasrat saya untuk menempuh pendidikan lanjutan kembali muncul. Awalnya saya berencana untuk kuliah magister di Inggris. Tapi, kemudian saya memutuskan mengubah haluan menjadi Korea Selatan. Saya rasa program Hallyu Wave yang dicanangkan oleh pemerintah Korea Selatan sangat berhasil dan sudah merasuk ke dalam pikiran saya.  Tapi serius deh, kalian ngerasain juga ngga sih kalau pengaruh Hallyu Wave ini sangat mempengaruhi masyarakat (khususnya remaja menuju dewasa) Indonesia? Kalau iya, berarti diplomasi publik Korea Selatan berhasil diterapkan di masyarakat Indonesia.

Ada beberapa alasan kenapa saya mengubah calon destinasi kuliah magister saya dari yang semula Inggris terus jadi Korea Selatan. Dari alasan yang paling penting sampai alasan pendukung yang terkesan ga penting, semua akan saya paparkan pada bagian selanjutnya.

Advertisement

1. Peran di Asia Pasifik dan Hubungan Baik dengan Indonesia

Photo by Dita Alangkara on Reuters

Photo by Dita Alangkara on Reuters via https://www.reuters.com

Alasan terpenting. Bisa dikatakan,Tiongkok-lah negara Asia yang memiliki pengaruh besar dalam pemahaman hubungan internasional di kawasan Asia Pasifik, berpacu di tengah rivalitasnya dengan Amerika Serikat (AS). Pengaruh Korea Selatan secara langsung memang tidak sebesar Tiongkok di kawasan tersebut. Meskipun, Korea Selatan menjalin aliansi militer dengan AS. Bagi AS, Korea merupakan jangkar bagi kehadiran militer AS di Asia Pasifik yang memperkuat eksistensi AS di kawasan itu. Namun, sudah jelas, AS-Tiongkok merupakan “pemain utama” di Asia Pasifik.  

Namun kenapa saya memilih Korea Selatan, bukan Tiongkok dalam mempelajari HI? Korea Selatan memiliki pesonanya sendiri bagi saya. Bagaimana mereka bisa berhasil menyebarkan budayanya ke sebagian besar wilayah di dunia. Strategi kolaborasi antara pemerintah dan publik sangatlah patut diapresiasi. Pesona dari Korea Selatan kian terpancarkan. Mulanya orang-orang tidak mengenal, justru sekarang mencari tahu dan berkeinginan untuk berkunjung ke sana. 

Advertisement

Memang, pengaruhnya secara politik-keamanan mungkin tidak terlalu meluas seperti Tiongkok di Asia Pasifik. Tapi saya percaya, Korea Selatan sebenarnya mampu untuk mengambil peran besar di kawasan Asia Pasifik dan Asia Timur itu sendiri. Selain karena pesona kemampuan menyebarkan budayanya, atas dasar kepercayaan tadi, saya tertarik untuk membedah apa yang Korea Selatan lakukan di kemudian hari di kancah panggung internasional melalui keilmuan yang saya miliki.

Selain itu, hubungan Indonesia-Korea Selatan saat ini sangatlah baik. Kita bisa melihat dari ditanda tanganinya IK-CEPA pada 2020 lalu yang memiliki implikasi besar bagi kedua negara dari sektor ekonomi. Posisi bagi para akademisi untuk melakukan analisa terkait hubungan ini juga terbuka lebar. Dalam perumusan kebijakan, akademisi itu sangat diperlukan oleh pemerintah, lho! Saya tertarik mendalami dunia riset pada sektor ini. 

2. Dosen Saya, Inspirasi Saya

Advertisement
Photo by PxHere

Photo by PxHere via https://pxhere.com

Inspirasi banget. Masih muda, mungkin sekitar usia 30-an. Cara mengajarnya sangat menyenangkan ketika saya kuliah dulu. Saat ini beliau sedang menempuh S3 di Seoul National University (SNU), kalau tidak salah jurusan Pendidikan. S2-nya pun sama, di SNU juga! Di berbagai negara, pasti terdapat perguruan tinggi yang bergengsi.

Di Korea Selatan dikenal istilah SKY, yang menjadi akronim dari tiga perguruan tinggi terbaik di sana. Huruf “S” mengacu kepada Seoul National University, tempat dosen saya belajar. Saya jadi terpacu mengikuti jejaknya untuk menempuh magister di SNU, mengambil program studi International Relations.

3. Mendapat Exposure dan Berharap Tampil sebagai Cameo

Photo by @salt_ent on Instagram

Photo by @salt_ent on Instagram via https://www.instagram.com

Mengingat hallyu wave yang diterapkan oleh pemerintah Korea Selatan, rasanya pengaruhnya tidak hanya dirasakan di Indonesia, ya. Kalau dilihat dari trennya, justru bahkan sudah menyebar juga ke wilayah barat, semisal Amerika Serikat (AS). Bukan tidak mungkin warga AS ataupun negara lainnya yang baru lulus SMA berkeinginan untuk menempuh studi lanjutan di Korea Selatan. Jadi, interaksi tidak hanya berlangsung dengan warga lokal nantinya.

Tentu, exposure dan mendapat link networking dengan mahasiswa dari negara lain adalah salah satu target. Kita bisa latihan bahasa, bisa bercerita budaya di negara masing-masing, bahkan melakukan riset dan bekerja bersama. Sebenernya ini hampir sama sih dengan kelas internasional dari berbagai kampus di negara lain, tetapi yang membuat beda adalah bisa saja kita (mahasiswa internasional) dipanggil oleh agensi pembuat drama di Korea Selatan untuk hadir sebagai cameo. Ngarep banget.

Tapi gapapa, namanya juga pengen. Pas saya nonton Waikiki, salah satu drama korea, saya langsung ngebayangin ketika saya nanti disuruh syuting, terus dramanya ditonton seluruh dunia. Jun-ki (Waikiki) aja senang bukan main pas dia jadi pemeran pendukung yang muncul cuman dua detik. Kita juga harus seneng kalau itu kejadian, hahaha.

4. Terinspirasi dari drama korea. Memandangi suasana lingkungan di Korea

Photo by jgmarcelino on Flickr

Photo by jgmarcelino on Flickr via https://www.flickr.com

Sesungguhnya saya sangat tertarik dengan suasana di Korea Selatan. Saya memang belum pernah pergi ke sana. Sampai saat ini hanya mampu membayangkannya melalui Drama Korea (Drakor) Beberapa drama yang pernah saya tonton Sky Castle, True Beauty, Waikiki 1 dan Waikiki 2, Find Me in Your Memory, She Would Never Know, dan masih banyak lagi. Memang, ga semua membahas tentang universitas sih, hanya Sky Castle.

Tapi yaampun, saya selalu ngebayangin suasana dari setiap drama itu. Seperti ngerasain empat musim, pergi ke Pulau Jeju, Pulau Nami, jalan-jalan di Seoul, ke berbagai istana bersejarah, makan Hotteok, Tteok-bokki, Jajangmyeon, Gimbap, dsb. Saya pernah makan beberapa di Indonesia, udah banyak restoran Korea di sini. Tapi, saya pengen ngerasain langsung di sana seperti apa, tentunya dikelilingi oleh orang Korea asli.

Nahlo, Hallyu Wave beneran meresap di masyarakat Indonesia, kan?

5. Ingin ketemu Moon Ga-young dan Bae Su-ji (Suzy)

Photo by Wiki Common Media

Photo by Wiki Common Media via https://commons.wikimedia.org

Mungkin ini alasan paling ngga substansial, tapi sangat menunjang keinginan saya untuk ke Korea Selatan. Saya sangat suka dengan berbagai karya yang mereka hasilkan, drama dan film. Untuk Moon Ga -young (MGY), sebenarnya saya baru tahu dia ketika main drama di Waikiki 2. Lucu sekali drama itu, terutama di bagian dia menyanyikan lagu IU. 

Hingga akhirnya mencari tahu lebih lanjut drama apa lagi yang ia mainkan. Kemudian saya menemukan Find Me in Your Memory dan True Beauty. Seusai menonton dua drama itu, saya ingin mengulangnya lagi hanya untuk melihat MGY. Saya bisa katakan, ia merupakan aktris yang versatile.

Sementara Suzy, saya sudah tahu dia lebih dahulu dibanding MGY, mengikutinya sejak masih menjadi personil Miss A. Bisa dibilang, Suzy adalah aktris Korea pertama yang saya kagumi. SATU harapan saya, dengan berkuliah di Korea Selatan, saya selangkah lebih dekat untuk bertemu dengan keduanya, meskipun akan tetap sulit juga sih~

Mungkin ga ya mereka main drama bareng pas saya lagi kuliah di sana?  Siapa tau mereka mengadakan fan meeting, kan? Hahaha patut ditunggu banget nih!

Didorong oleh beberapa alasan tersebut, saya semakin menguatkan tekad untuk belajar di Korea Selatan. Sayangnya pintu beasiswa GKS sudah tutup 12 Maret lalu. Saya terlambat mengetahuinya. Memang sedih, tapi perjuangan masih panjang.

Cita-cita saya masih terpupuk dalam diri untuk menginjakkan kaki di Korea Selatan. Perjuangan tidak mengenal usia. Selama kita percaya dan yakin, semua akan bisa dilakukan. Tahun depan saya akan mencoba lagi, dan menjadi penerus dari dosen saya. Sampai ketemu, Moon Ga-young dan Suzy! 

Ada ga yang alasannya sama? Silahkan komentar, yaa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penulis paruh waktu, pemain drum amatir-pro, editor video, suka membaca perihal politik ruang angkasa dan ASEAN. Oiya ini platform-ku soal HI, dibahas dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami, dicek ya @diplomatnextdoor

CLOSE