#BeraniWujudkanMimpi–Membuka Klinik Bidan Tahun Depan

1. Pembukaan

Mimpi Kehidupan via https://pixabay.com

Ada banyak sekali mimpi-mimpi yang harus direalisasikan bahkan setiap orang memiliki perbedaan akan mimpi yang harus realisasikan. Perbedaan mimpi tersebut banyak sekali faktor salah satunya adalah pendidikan, perjalan kehidupan, dan lingkungan sekitar.

Walaupun banyaknya perbedaan tetapi perlu digaris bawahi asal bersifat positif dan merubah kehidupan ke arah yang lebih baik dari pada sebelumnya tentunya harus direalisasikan. Bagi penulis sendiri mimpi yang harus direalisasikan adalah membuat klinik bidan secara mandiri.

2. Bagian 1

Pandemi Covid-19 Diprediksi Memicu Empat Juta Kelahiran di Indonesia via https://databoks.katadata.co.id

Negara Indonesia merupakan negara yang tergolong ke dalam negara yang memiliki tingkat kelahiran bayi terbanyak di dunia. Walaupun saat ini masih berlangsung pandemik virus Corona tetapi menurut data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) mempediksikan sekitar 116 juta bayi akan lahir dalam masa pandemik terhitung sejak Covid-19 berstatus menjadi pandemik. Berdasarkan data tersebut mengatakan bahwa negara Indonesia menempati urutan kelima dengan jumlah kelahiran sekitar 4 juta.

Potensi akan banyaknya kelahiran bayi di negara Indonesia yang akan terjadi didepan mata harus berbanding lurus dengan fasilitas kesehatan untuk melahirkan. Salah satu contoh fasilitas kesehatan untuk melahirkan adalah fasilitas klinik bidan secara mandiri.

Untuk mewujudkan klinik secara mandiri nyatanya tidak semudah, segampang, dan sedadakan seperti menggoreng tahu bulat. Apalagi negara Indonesia merupakan negara hukum yang menandakan bahwa setiap tindak tanduk akan ada hukum yang mengaturnya.

3. Bagian 2

Negara Hukum via https://pixabay.com

Ada banyak sekali hal-hal yang harus dilakukan sebelum dapat benar-benar merealisasikan mimpi membuat klinik bidan secara mandiri. Pertama dari mulai pendidikan yang ditempuh haruslah pendidikan bidan. Kedua adalah sertifikat keahlian pendukung lainnya yang berkaitan dengan bidan.

Ketiga adalah berbagai macam surat ijin dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut tentunya harus diurus serta diselesaikan apabila menginginkan mimpi memiliki klinik bidan secara mandiri mau direalisasikan secara nyata. Tetapi tempok penghalang terbesar dari ketiga hal tersebut adalah biaya.

Bukan hal baru bahwa biaya terkadang menjadi penghalang atau penyebab seseorang mengurungkan atau menguburkan mimpi dalam-dalam. Apalagi jika melihat mimpi penulis pastinya banyak biaya yang harus dikeluarkan dari mulai biaya pendidikan, biaya lokasi, biaya perizinan, sampai biaya operasional dan perbaikan ketika sudah mulai beroperasi. Namun dengan kemajuan zaman yang sudah sangat canggih kini permasalahan biaya untuk mewujudkan mimpi yang harus direalisasikan mendapatkan angin segar yaitu dengan adanya pihak bank.

Pihak bank ini akan memberikan suntikan dana bagi penulis agar dapat merealisasikan mimpi yang harus diwujudkan tersebut. Dana yang diberikan akan penulis gunakan agar penulis lebih lebih mendekatan serta merealisasikan akan mimpi mendirikan klinik bidan secara mandiri bagi penulis. Salah satu contoh dana yang akan digunakan adalah untuk bayar pendidikan bidan, membeli lokasi klinik, serta membaya segala macam perijinan yang berlaku.

4. Bagian 3

Solusi via https://pixabay.com

Permasalahan dalam merealisasikan kepemilikian klinik bidan secara mandiri tidak selesai begitu saja ketika sudah benar-benar merealisasikannya tetapi dalam pengoprasian klinik juga terdapat banyak masalah. Banyak sekali masalah-masalah yang biasa didapatkan ketika sedang dioperasikan klinik bidan secara mandiri salah satunya adalah pasien, lokasi, dan limbah.

Ketiga hal tersebut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan apalagi ketika klinik sedang dioperasikan. Jangan sampai ketika sudah mendirikan klinik bidan dan mendapatkan keuntungan terus melupakan begitu saja hal-hal yang harus diurus seperti ketiga hal yang disebutkan. Apabila terjadi demikian maka dapat dikatakan perilaku penulis seperti uangkapan sepah manis di buang.

Agar terhindar dari pelabel akan ungkapan tersebut tentunya disini penulis juga harus memikirkan sampai ke akar-akarnya salah satunya seperti ketiga hal yang telah disebutkan. Solusi yang dilakukan oleh penulis ada banyak salah satunya yaitu: Pertama ketika pasien datang tentunya diberikan pelayanan yang maksimal sehingga permasalahan yang diderita oleh pasien dapat diselesaikan.

Kedua adalah lokasi dari klinik harus dapat dicapai dengan moda transporasi yang ada seperti angkot sehingga memudahkan datang dan pulang dari klinik bagi pasien. Ketiga adalah pembuangan limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan operasional klinik tidak dibuang secara sembarangan tetapi dibuang kepada tempat khusus agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.

5. Bagian 4

Ketakutan Akan Realisasikan Mimpi via https://pixabay.com

Dengan hal tersebut maka disini penulis ketika sudah menentukan untuk memilih mimpi yang akan diwujudkan yaitu membuat klinik bidan secara mandiri tidak hanya sebatas membuat saja tetapi juga sampai mengoprasikannya. Apalagi permasalahan biaya yang menjadi penghalang sudah dapat diatasi.

Bukan hanya itu saja permasalahan akan operasional juga telah dipikirkan dan dapat diatasi sehingga kegiatan operasional dapat berjalan lancar. Diharapkan diujungnya klinik yang penulis buat ini dapat membantu orang-orang yang melahirkan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan bidan kebidanan apalagi didepan mata ada terjadi lonjakan akan kelahiran bayi di dalam masyarkat negara Indonesia. Serta hastag #BeraniWujudkanMimpi dapat benar-benar ku lakukan dan merealisasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari penulis. Jadi apa cita-cita kehidupan mu sehingga dapat tercapai #BeraniWujudkanMimpi? 

Ayo tuliskan didalam kolom komentar mengenai cita-cita yang mau para pembaca wujudkan dalam kehidupannya. Terima kasih telah membaca tulisan ini.