Berpetualang ke London, Kota Budaya Dunia

Adakah diantara kamu yang sangat ingin berpetualang ke London? Entah untuk berwisata sejarah, menikmati arsitektur-arsitektur abad pertengahan, atau semata-mata ingin berfoto di depan Buckingham Palace dan Big Ben? Apapun itu, pastinya berjalan-jalan ke London akan menjadi pengalaman tak terlupakan.

Saya berkesempatan menginjakkan kaki disana pada bulan Mei 2017 lalu bersama seorang teman. Kebetulan, kami berbagi hobi serupa, yaitu menyukai museum, jadi sudah jelas apa tujuan utama kami. The British Museum, Museum of London, dan The National Gallery. Saya pribadi sebagai penyuka Sherlock Holmes tak melewatkan peluang mengunjungi Sherlock Holmes Museum dan berfoto bersama patung Sherlock Holmes yang ternama.

Selama berpetualang di kota ini, ada baiknya kamu mengunduh aplikasi citymapper guna membantu kamu menentukan pilihan transportasi, di stasiun mana kamu harus turun, atau line apa yang harus kamu naiki, serta menggunakan oyster card, kartu berlangganan yang digunakan untuk naik bus atau underground. Soal akses internet, kamu tidak perlu cemas, karena di setiap tempat-tempat wisata dan tempat-tempat umum, tersedia wi-fi yang bisa kamu pakai secara cuma-cuma. Jangan lupa untuk selalu mengecek prakiraan cuaca sebelum meninggalkan hotel.

Sebagian besar museum-museum di London tidak dipungut biaya, namun biasanya di bagian resepsionis, terdapat sebuah kotak kaca dimana kamu bisa memberikan sumbangan sukarela. Mereka juga terkadang menyewakan semacam phone guide seharga £5-7. Dengan menekan nomor kode yang tertera di setiap pajangan dan diorama, kita bisa mendengar penjelasan yang lebih detail. Selain itu terdapat toko souvenir yang menjual barang-barang khas museum dan buku-buku tentang barang-barang yang dipamerkan di museum tersebut.

Nah, berikut ini ulasan singkat tentang empat museum yang sempat saya datangi disana.

1. The British Museum

sumber: pribadi

sumber: pribadi via https://www.instagram.com

Museum terbesar di Inggris dan salah satu museum terbesar di dunia ini memiliki koleksi yang sangat lengkap. Museum ini terbagi-bagi ke dalam bagian Asia, Mesir Kuno, Timur Tengah, Eropa dan prasejarah, dan Afrika, seolah kita dapat melihat sejarah dunia di satu tempat.

Butuh waktu berhari-hari untuk melihat seluruh isi museum. Saya sendiri waktu itu cuma mendatangi bagian Asia. Saat itu bertepatan dengan dibukanya pameran tentang Jepang. Pada jam-jam tertentu, akan ada seorang pemandu yang menjelaskan isi ruang pameran. Saya cukup beruntung saat itu karena tiba setengah jam sebelum kegiatan dimulai. Jika kamu mudah tersesat, saya sarankan untuk tidak berkeliling museum ini sendirian karena banyaknya tangga dan jalan dari satu ruang pameran ke ruang pameran lain. Alamat: Great Russell St, Bloomsbury.

2. Museum Of London

Sumber: pribadi

Sumber: pribadi via https://www.tumblr.com

Di museum ini, kita bisa menyewa loker seharga £1 untuk yang ukuran kecil, dan £3-5 untuk yang ukuran besar, biasanya untuk rombongan keluarga. Sesuai dengan namanya, museum ini menceritakan tentang London dari zaman purba, zaman Romawi, abad pertengahan, abad ke-20, hingga London modern. Museum ini memaparkan dengan detail proses pengembangan dan pembangunan kota London hingga bisa seperti sekarang. Selain pajangan-pajangan berhiaskan lampu warna-warni, ada pula permainan interaktif bagi pengunjung anak-anak menggunakan komputer, sehingga anak-anak dapat mempelajari isi museum sembari bermain.

Memasuki ruangan masa perang, terdapat sebuah bioskop kecil yang bisa memuat sekitar 10-12 orang dimana kita bisa menonton salah satu kisah sejarah terpenting kota London. Tata letak museum dibuat sedemikian rupa menuntun pengunjung melewati London dari masa ke masa, jadi sesi terakhir tentu saja bercerita tentang London versi modern dan visi London di masa depan. Alamat: 150 London Wall.

3. The National Gallery

Sumber: pribadi

Sumber: pribadi via https://www.tumblr.com

Galeri ternama ini memiliki koleksi lukisan yang sangat lengkap dan pada waktu-waktu tertentu mengadakan pameran karya-karya pelukis ternama, seperti Michaelangelo dan Sebastiano, sewaktu saya berkunjung ke sana. Di setiap pintu yang menghubungkan satu ruangan ke ruangan lain, terdapat seorang petugas yang berjaga karena terkadang di ruangan tertentu pengunjung dilarang memotret. Para petugas galeri ini juga tidak segan menegur pengunjung yang terlalu ribut.

Kamu tidak perlu takut kelelahan mengelilingi galeri sebab kursi-kursi panjang dan sofa tersedia di ruangan-ruangan besar. Kamu akan banyak menemui pasangan-pasangan lanjut usia duduk-duduk sembari berbincang. Ruangan yang sejuk, terang, dan lapang, dilengkapi lukisan-lukisan mengagumkan karya pelukis-pelukis dunia menciptakan suasana yang memanjakan, membuat kita ingin bersantai dan duduk berlama-lama memandangi lukisan sembari menyegarkan hati dan pikiran. Alamat: Trafalgar Square.

4. Sherlock Holmes Museum

Sumber: pribadi

Sumber: pribadi via https://www.instagram.com

Nah, khusus museum satu ini, karena memang dijadikan sebagai objek wisata, maka setiap pengunjung diharuskan membeli tiket masuk seharga £14. Bahkan dengan harga setinggi itu, puluhan pengunjung sudah berbaris di depan pintu sebelum museum dibuka. Museumnya tidak terlalu besar dan terdiri dari empat lantai. Lantai dua terdiri dari ruang tamu dan kamar Sherlock Holmes, diisi sedemikian rupa sehingga menyerupai ilustrasi-ilustrasi dalam cerita.

Sementara lantai tiga dan empat berisi patung-patung dan benda-benda penting dari kasus-kasus Sherlock Holmes. Saya pribadi menghabiskan waktu lebih lama di souvenir shop daripada di museumnya sendiri. Bagi kamu para penggemar Sherlock Holmes, bersiaplah merogoh uang lebih karena banyaknya souvenir-souvenir menarik yang sayang bila tidak dibeli. Alamat: 221b Baker St, Marylebone.

5. Museum dan warga London

Sumber: pribadi

Sumber: pribadi via https://www.instagram.com

Salah satu hal yang menarik perhatian saya disana, adalah ketertarikan warga London terhadap museum. Museum manapun yang saya datangi selalu ramai oleh pengunjung, mulai dari keluarga hingga pasangan-pasangan lanjut usia.

Selain itu, penduduk London tidak pernah segan menawarkan bantuan ketika melihat orang asing dan turis kesulitan, jadi jangan takut atau malu untuk meminta bantuan. Mereka pun sangat hangat dan ramah, selalu menyematkan sapaan ‘Honey’, ‘Dear’, atau ‘Darling’ ketika meminta tolong, meminta maaf, dan berterima kasih. Kebiasaan tersebut sangat menonjol di setiap cafe dan restoran. Biasanya sebelum pengunjung memesan, pramusaji atau kasir akan bertanya ‘How are you?’ atau ‘How is your day?’ dan diakhiri dengan ‘Have a nice day’.

Dan seperti negara-negara maju lainnya, para pengguna jalan sangat tertib berlalu lintas. Saya hampir tidak pernah mendengar klakson ataupun melihat jalanan semrawut karena macet. Bahkan di jalanan kecil pun tersedia zebra cross. Saya tidak menemukan satupun orang menyeberang sembarangan meski jalanan sepi. Semua pejalan kaki berkumpul di zebra cross dan menyeberang bersama-sama.

Alih-alih mengklakson, pengendara mobil akan berhenti, lalu kembali berkendara setelah seluruh pejalan kaki menyeberang. Tempat-tempat khusus di dalam transportasi umum benar-benar digunakan sesuai peruntukannya. Mereka bersedia bertukar tempat agar rombongan yang berdiri atau duduk berjauhan bisa berkumpul bersama-sama. Sungguh kota yang sangat ramah turis, bukan?

Menceritakan pengalaman bertualang ke kota London membuat saya ingin kembali dan mengunjungi tempat-tempat baru. Semoga kamu juga mendapat kesempatan untuk berpetualang ke sana!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka novel Sherlock Holmes dan Agatha Christie. Penggemar berat Detective Conan. Senang merenung dan menulis untuk mencurahkan perasaan.