#BertepukSebelahTangan; Gadis yang Memilih Mencintai Ketimbang Dicintai, Meski Rasanya Tidak Berbalas

Sebab rasa tidak pernah bisa dipaksa.

Seseorang berhak memilih untuk dicintai apa mencintai. Tapi satu hal yang aku pahami. Melangkah bersama yang lain adalah kesia-siaan bila hati masih tertinggal.

 

Inilah satu-satunya alasan mengapa aku memilih untuk mencintai ketimbang dicintai. 

1. Terjebak Dalam Rasa. Antara Dicintai atau Mencintai

Advertisement

Aku pernah terjebak dalam rasa beberapa waktu lalu. Memilih mencintai ketimbang dicintai. Aku rasa, aku tidak salah menolak seseorang yang sama sekali tidak kucintai. Lagipula aku tidak pernah bermaksud menggores luka dihatinya. Aku hanya tidak mencintainya. 

Bukan tidak menghargai perasaannya. Justru karena sebaliknya. Dia lelaki baik, dia pantas benar-benar bahagia. Percayalah, ini bukan alasan klasik semata. Aku hanya tidak mau dia terluka lebih dalam lagi di kemudian hari.

Karena aku sama sekali tidak mencintainya. Sebab hati ini sudah jadi milik yang lain. Milik dia yang sama sekali tidak pernah menyadari kehadiran gadis keras kepala ini. Milik dia yang bahkan sudah bahagia dengan gadis pilihannya. 

Advertisement

2. Cinta Memang Tidak Pernah Salah. Terkadang Dia Hanya Tidak Bisa Dimengerti

Tidak Pernah Salah

Tidak Pernah Salah via https://www.pexels.com

Cinta memang tidak pernah salah. Terkadang aku hanya tidak mengerti, mengapa dia senang sekali tumbuh di tempat yang tidak seharusnya. Itulah yang aku rasakan. Terjebak perasaan sendiri. Terjebak cinta dalam diam dengan seorang lelaki yang bahkan sudah bahagia bersama gadis pilihannya. Lelaki yang sudah kukenal selama kurang lebih tujuh tahun. 

Aku tentu tidak munafik, jujur saja aku sangat ingin memilikinya. Terlalu naif rasanya jika aku mengatakan tidak menginginkan dia atau cukup hanya dengan melihatnya. Tentu aku mengharapkan lebih dari itu. Menjadikan dia teman bahkan sahabat hidup, menjadikan dia pasangan adalah sekian dari harapan. 

3. Kalimat Asal Dia Bahagia. Sama Sekali Tidak Berlaku Untukku

Advertisement
Asal Dia Bahagia

Asal Dia Bahagia via https://www.pexels.com

Kalimat asal dia bahagia. Sama sekali tidak berlaku untukku, tetap saja sakit itu ada saat melihat senyum tercipta dengan begitu jelas diwajahnya bersama orang lain.

Aku memang ingin sekali memilikinya. Mendapatkan cinta bahkan perhatiannya. Tapi sayangnya aku tidak pernah benar-benar melakukan apapun selain melihatnya dari jauh. Bukan karena tidak mau ataupun tidak punya keberanian. Bukan itu masalahnya. 

Aku sudah salah mencintai lelaki milik gadis lain, aku sudah salah mencintai kekasih gadis lain. Setidaknya aku cukup tahu diri untuk tidak merusak hubungan mereka.  Setidaknya aku cukup tahu diri untuk tidak jadi alasan dibalik kandasnya hubungan mereka. Aku memang berhak mencintai laki-laki manapun, tapi aku sama sekali tidak berhak merusak hubungan siapapun. 

4. Siapalah Aku Ini? Hanya Sebatas Penggemar Rahasia yang Sama Sekali Tidak Disadari Keberadaannya

Siapalah Aku Ini

Siapalah Aku Ini via https://www.pexels.com

Menangis setiap saat seakan adalah kewajaran. Aku seperti orang bodoh yang bahkan dengan sengaja menyakiti dirinya sendiri, menyakiti hatinya sendiri.  Terkadang aku berpikir, apa ada orang seperti aku? Yang dengan sengaja menggores luka untuk dirinya sendiri. 

Berkali-kali hanya sakit yang kudapat. Berkali-kali juga aku merasa begitu menyedihkan. Tapi tetap saja, tidak pernah bisa berpaling. Sebab hati tidak pernah bisa berbohong.

Teman-temanku sudah sering menasehati. Memintaku meninggalkan harapan bersamanya. Melupakan dia untuk (dia) yang mencintaiku. Andai mereka tahu. Bukan aku tidak mau, hanya belum bisa. Lagipula percuma saja melangkah bersama yang lain, sementara hati tidak berpaling.

Apa salah jika aku mencintainya? Kurasa tidak. Bukan salahku jika rasa ini ada. Benar, kan? Jika bisa menentukan pada siapa rasa ini seharusnya tinggal bahkan menetap aku ingin pada dia yang juga mencintaiku. Tidak seperti ini.

5. Kadang Aku Bertanya, Sampai Kapan Begini? Sejujurnya Aku Sangat Sadar Tidak Bisa Terus Seperti Ini, Mengharapkan Kekasih Orang Lain.

Kadang Aku Bertanya,

Kadang Aku Bertanya, via https://www.pexels.com

Ingin melakukan sesuatu. Tapi apa? Aku tidak punya kuasa sama sekali atas perasaan ini. Aku tidak bisa menghentikan rasa. Satu-satunya yang bisa kulakukan saat ini adalah berdoa pada Tuhan, berharap Sang Kuasa memberi jalan terbaik.

Biarlah untuk saat ini, tetap seperti ini. Biarlah aku jadi penggemar yang hanya bisa melihatnya tertawa dari jauh. Mengamatinya dari salah satu sudut yang tidak dia sadari sama sekali.

6. Suatu Hari Nanti, Jika Waktunya Sudah Tepat. Aku Pasti Akan Mengatakan Semua.

Suatu Hari Nanti

Suatu Hari Nanti via https://www.pexels.com

Tentang rasa, tentang semua yang sudah kupendam selama bertahun-tahun. Tentang bagaimana namanya selalu jadi pemeran utama dalam buku harian, tentang bagaimana rasa itu mulai datang. 

Aku hanya akan mengatakan, tidak akan memaksanya. Sama sekali tidak akan memintanya untuk memiliki rasa yang sama. Karena sekali lagi, aku sadar, rasa tidak pernah bisa dipaksa. Aku bisa mencintainya, tapi jika dia tidak mencintaiku itu bukan salahnya. Mencoba menerima adalah langkah terbaik, meski menyakitkan. 

Aku mengatakan hanya karena ingin dia tahu, dia menyadari kehadiranku. Gadis yang selama ini selalu siap membantu dan menemaninya, gadis yang selalu jadi tempatnya bercerita tentang kekasihnya.

Gadis yang berkedok sebagai sahabatnya. Aku hanya ingin dia tahu seberapa besar rasa yang kumiliki. Tujuan mengatakan sama sekali bukan untuk memaksanya membalas rasa, sebab sekali lagi rasa tidak pernah bisa dipaksa. 

 

Satu kalimat yang selalu menguatkanku, “Jika dia memang takdirku, dia pasti akan jadi milikku. Tapi jika bukan, Tuhan mungkin sudah menyiapkan pengganti yang lebih baik darinya.”

Aku percaya suatu hari nanti akan tiba masanya aku dicintai oleh dia yang juga kucintai. Untuk saat ini, biarlah aku menikmati semua. Lara sekaligus cinta. Bahagia serta air mata karena rasa. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Writer • Blogger • Penjelajah • Mahasiswi • Faculty Of Law // Biasa di panggil Lisa atau Ica, suka sebel kalau di panggil Risa atau Nisa. Gadis biasa perpaduan Jawa-Sulawesi. Gadis biasa dengan segudang mimpi tak biasa. // #SukaBacaDoyanNulis #SukaJajanDoyanMakan #SukaJalanDoyanMinggat // Email: lisaevasartika30@gmail.com (Office) // KataLisa ? (1) https://galerikatalisa.wordpress.com (2) https://goresanpenalisa.wordpress.com (3) Wattpad: @Klisaevasarttika (Alana, Now Showing.)

CLOSE