#UpgradeDirimu Coba Cek! Kamu Termasuk Anak Milenial Asli atau Anak Milenial Kaleng-Kaleng

Anak milenial asli itu tidak rasis tetapi tetap eksis~

Kamu, golongan generasi Y dan Z pasti sudah tidak asing dengan istilah milenial. Ya iya dong… Anak 1990-an sampai 2000-an pasti setiap hari ditemani gadget. Apalagi yang kurang? Komunikasi, media, dan teknologi tentunya jadi salah satu tolak ukur kamu masuk barisan manusia milenial itu. Walaupun disebagian besar dunia, milenial juga ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi.

Tetapi apa iya aktif di media sosial, punya follower banyak, ikutan mode pertanda kamu anak milenial asli? Coba deh cek dulu milenialmu sebatas cover depan atau sudah sampai mendarah daging merasuk ke jiwa.

1. Tidak ikut arus

Berpendirian

Berpendirian via https://www.pexels.com

Advertisement

Matahin jari, viral. Simpan kecoa di wajah, viral.  Hentikan kerja jantung sekilas, viral. Monyongin bibir, viral. Ada-ada aja kelakuan anak jaman sekarang. Coba dulu tanya diri sendiri. Apakah dengan ikutan melakukan itu kita juga termasuk milenial? Ternyata tidak sama sekali.

Mengikut zaman bukan berarti ikutan konyol dibuat zaman. Bukannya menjadi kaku karena ingin selamat. Big No! Seharusnya semakin maju teknologi manusia-manusianya juga mesti berpikiran maju. Maju untuk berpikir bahwa, kelakuan itu merugikan diri sendiri. Anak milenial asli, tahu batas dan punya pendirian. Tahu arus yang membahayakan dan tahu mana arus yang meningkatkan kualitas. Singkat kata anak milenial asli punya pikiran yang luas.

2. Selalu up to date

Up to date

Up to date via https://www.pexels.com

Mengikuti informasi terbaru tentu saja ciri khas anak milenial. So pasti! Nah yang jadi pertanyaan up to datenya ke arah mana dulu nih. Tahunya si artis ini lagi jalan sama gebetan baru, eh tapi gak tahu kalau susunan menteri baru sudah keluar. Pembaharuan informasi si anak milenial bukan sekedar foto-foto yang baru saja diunggah artis, teman, ataupun doi di media sosial. Nope! Anak milenial tentu saja up to date seolah-olah dunia itu ensiklopedia. Iyaa alias kepo berkelas.

Advertisement

Up to date juga tidak serta merta lihat tas jenis belt bag lagi ngetren ikutan beli padahalnya lebih suka pakai tas ransel. Tidak ada aturan bahwa up to date berarti mengenakan semua yang sedang dianggap tren. Anak milenial tentu tahu menempatkan diri untuk tetap terlihat mengikuti perkembangan dan kemajuan.

3. Suka tantangan

Life is a challenge

Life is a challenge via https://www.pexels.com

Life is never flat. Zona nyaman itu bukan tempatnya anak milenial. Zona nyaman itu abstrak. Suatu kondisi psikologis dimana kadar kecemasan atau stress sangat rendah ataupun  netral. Dimana segala sesuatu menyenangkan dan di bawah kendali kita dan tampak tidak ada tekanan. Kita pun menjadi terlena dan akhirnya nge-stuck dan tidak bertumbuh.

Advertisement

Anak milenial asli tentu saja suka memacu diri untuk tetap terus hidup. Tahulah kita kenapa travelling sekarang sedang digandrungi. Oleh karena arena itu memang menantang diri kita untuk keluar dari zona nyaman. Bertemu hal baru, bertahan di dunia asing, dan tentu saja untuk dapat pengalaman hidup baru. Hidup itu memang sejak awalnya tidak pernah rata. Jadi, tidak ada istilah untuk menetap demi tidak terluka. Orang bijak bilang;

Lebih baik gagal karena mencoba daripada mati karena menunggu.

4. Berpikiran terbuka

Open Minded

Open Minded via https://www.pexels.com

Jadi kamu golongan netizen budiman atau netizen julid? Jangan jadi anak milenial kaleng-kaleng yang kena provokasi sedikit, sudah kebakar sampai ke ubun-ubun. Anak milenial asli itu berpikiran terbuka yang mau menerima segala sesuatu dari dua sisi tanpa menyimpulkan sepihak. Otaknya mau dipakai untuk menganalisis kejadian bukan untuk menganalisis komentar-komentar ambigu di kolom komentar sebuah unggahan. Singkatnya anak milenial asli itu tidak rasis tetapi tetap eksis.

5. Kejar prestasi bukan popularitas

Kejar Prestasi

Kejar Prestasi via https://www.pexels.com

Anak milenial itu mau menyeimbangkan diri dengan kemajuan zaman. Teknologi maju maka kualitas diri juga perlu maju. Dunia makin digital, otak juga mesti terus diasah. Gebetan saja dikejar apalagi cita-cita, iya nggak? Anak milenial asli lebih mementingkan peningkatan kualitas diri dari segi keterampilan dan pengetahuan dibanding populer karena bertingkah lucu dan melupakan harga diri. Anak milenial sudah pasti menjunjung harga diri dengan menyelaraskan kemampuan diri yang mau terus dikembangkan.

Jadi sehabis mengecek ini semua, kamu termasuk golongan anak milenial yang mana?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak 93. Suka baca, suka kata, suka nulis, suka kamu :)

CLOSE