Dampak Negatif Screen-Time pada Perkembangan Anak Usia Dini

Keberadaan media elektronik seperti televisi dan gadget merupakan salah satu alat yang umumnya digunakan oleh orang tua sebagai sarana dalam upaya membuat anak menjadi tenang. Selain itu, pemberian gadget pada anak juga dipicu oleh beberapa alasan lain, seperti sebagai media pembelajaran, terutama pembelajaran bahasa inggris, agar anak melek teknologi, serta alasan-alasan lain bernada serupa. 

Namun, dibalik dampak positif yang terdapat pada gadget, terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan gadget pada anak usia dini, berikut diantaranya:

Advertisement

1. Speech Delay

Mother and daughter reading book with interest in bed

Mother and daughter reading book with interest in bed via https://www.pexels.com

Sebagian orang tua mulai memberikan anaknya tontonan berbahasa asing pada usia yang amat dini, berkisar 1-2 tahun, baik melalui tontonan kartun di televisi maupun secara online melalui YouTube. Namun, karena anak bertempat tinggal di Indonesia dan orang-orang disekitarnya tebiasa menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan sehari-hari, hal ini dapat membuat anak merasa bingung dalam memilih bahasa utama dalam berkomunikasi dengan sekitarnya. Akibatnya anak mengalami speech delay atau keterlambatan dalam berbicara. 

Anak yang mengalami keterlambatan bicara akan sulit mengutarakan keinginannya. Hal ini bisa saja berkembang menjadi masalah lain seperti temper tantrum dan masalah dalam bersosialisasi, akibat keinginan anak yang sulit dipahami oleh lingkungan sekitarnya.

Advertisement

2. Agresi

Boy Sitting on His Desk Looking Angry

Boy Sitting on His Desk Looking Angry via https://www.pexels.com

Usia 0-5 tahun, merupakan masa-masa keemasan seorang anak, dimana anak dapat dengan cepat belajar dan meniru hal baru yang dilihatnya. Untuk itu, orang tua diharapkan dapat dengan bijak menyaring tontonan apa yang boleh dan tidak boleh ditonton anak pada usia ini.

Selain itu, orang tua juga perlu memberikan pengawasan ketika anak sedang menonton, karena meski terkadang orang tua telah dengan teliti dalam memilih channel, akan tetapi iklan-iklan yang ditampilkan pada channel tersebut kurang mendidik, dengan menampilkan iklan game yang mengandung kekerasan, atau iklan-iklan yang mengandung nilai-nilai dewasa yang tidak sesuai dengan usia anak.

Mengawasi anak ketika menonton, juga berguna agar anak tidak mengeksplor sendiri yang hendak ia tonton. Sebab, tontonan-tontonan ini akan dengan mudah dipelajari dan ditiru oleh anak. Apabila anak sering terpapar dengan tontonan yang berbau kekerasan dan agresi, maka anak juga akan menirukan perilaku agresi tersebut. 

Advertisement

3. Terpaparnya Anak terhadap Konten Dewasa

Children lying on sofa and using gadgets

Children lying on sofa and using gadgets via https://www.pexels.com

Pemberian gadget pada anak tanpa pengawasan, memungkinkan anak untuk menjelajah sendiri fitur-fitur yang terdapat pada gadget atau perangkat elektronik lainnya.

Ini menyebabkan kemungkinan anak untuk terpapar konten-konten dewasa semakin besar dan mungkin terjadi. Untuk itu, pengawasan orang tua screen-time anak begitu penting.

4. Masalah pada Perkembangan Sosial Anak

A Girl Sitting Lonely by Herself in the Classroom

A Girl Sitting Lonely by Herself in the Classroom via https://www.pexels.com

Dampak lain dari screen-time yang berlebihan pada anak adalah kurangnya interaksi anak dengan sekitarnya. Hubungan interaksi anak yang kurang dengan sekitarnya dapat berdampak pula pada perkembangan emosional anak.

Anak akan sulit memahami rasa empati dan simpati terhadap orang lain. Selain itu, kurangnya interaksi anak dengan sekitarnya juga bisa menjadi penyebab anak mengalami keterlambatan bicara.

5. Hasil Pembelajaran yang Hanya Bersifat Sementara

Children Doing Homework

Children Doing Homework via https://www.pexels.com

Meskipun screen-time menggunakan gadget atau media elektronik lain pada anak diperuntukkan sebagai media pembelajaran, orang tua juga perlu melakukan pengulangan berupa interaksi dengan anak mengenai apa yang telah ia pelajari.

Karena pada dasarnya pembelajaran dengan menggunakan gadget hanya bersifat satu arah, tanpa adanya interaksi timbal balik dengan anak. Hal ini menyebabkan anak mudah lupa seiring berjalannya waktu, dan pembelajaran akan terkesan sia-sia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Merupakan Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

CLOSE