Diplomasi Publik Korea Selatan dengan Indonesia Melalui Korean Wave Sebagai Soft Power yang Dilakukan

Ternyata ini yang bikin merebaknya budaya Korea Selatan

Apasih korean wave itu?
Apa hubungannya dengan diplomasi publik?
           

Upaya diplomasi Korea Selatan kepada negara, salah satu tujuan negara nya adalah Indonesia dengan menggunakan strategi diplomasi publik yaitu Korean Wave yang memberi pengaruh negatif terhadap Indonesia. Korean Wave merupakan gelombang yang diciptakan oleh Korea Selatan dalam bentuk produk industri hiburan seperti musik, film, makanan, model pakaian, skincare atau produk kecantikan ala Korea, serta segala sesuatu yang dimiliki oleh Korea Selatan yang mampu dijual ke pasaran. Lalu apa hubungan antara Korean Wave dengan diplomasi publik? Mari kita jelaskan pengertian diplomasi publik terlebih dahulu. Diplomasi publik adalah diplomasi yang bertujuan untuk mempromosikan kepentingan nasional Negara melalui pemahaman, penginformasian, dan pemberian pengaruh kepada masyarakat asing.

Jika sebelumnya diplomasi banyak diwarnai dengan isu-isu perang, kini isu tersebut bergeser ke arah yang positif. Perang tidak hilang dari era sekarang ini, namun kemunculan isu-isu lain seperti lingkungan, pariwisata, kesehatan, dan hak asasi manusia menjadi sasaran dari diplomasi publik. Tujuan dari diplomasi publik tersebut meliputi dua hal yaitu mempengaruhi perilaku dari Negara yang bersangkutan serta memfasilitasinya. Maka dari itu, hubungan antara Korean Wave dan Diplomasi Publik adalah ketika setiap negara ingin membentangkan sayapnya ke negara lain, mereka membutuhkan sesuatu yang bisa dinikmati, dilihat, dan dirasakan oleh negara lain, sehingga ia dianggap ada oleh negara lain.

Oleh karena itu diplomasi publik menjadi salah satu cara agar Korea Selatan dianggap ada dan berdikari oleh negara lain. Mereka menggunakan teknik softpower yang mana teknik tersebut menjadi perangkat penting dalam pelaksanaan diplomasi publik. Salah satu upaya Korea Selatan dalam menjalankan diplomasinya yaitu melalui penyebaran Korean Wave. Korean Wave tidak hanya dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan, namun juga digunakan untuk menjalin diplomasi publik Negara-negara sasarannya, yang mana salah satunya adalah Indonesia.

Advertisement

1. Strategi Softpower Ala Korean Wave: Strategi Diplomasi Baru?

Photo by @roses_are_rosie on Instagram

Photo by @roses_are_rosie on Instagram via https://www.instagram.com

Menurut Joseph (2008) Pendekatan softpower mempunyai karakter inspirasional yaitu kekuatan menarik orang lain dengan kecerdasan emosional seperti membangun ikatan yang erat melalui karisma, komunikasi yang bersifat persuasif, daya tarik ideologi yang visioner, serta pengaruh budaya, sehingga membuat orang-orang terpengaruh. Softpower yang dilakukan oleh Korea bukanlah hal baru, karena konsep soft power itu sendiri telah dikenalkan oleh Joseph Nye sejak tahun 1980-an. Negara lain yang melakukan softpower selain korea yaitu, Jepang (melalui J-pop/J-wave), China (melalui sejarah dan budaya), Thailand (melalui kuliner), dan India (melalui kuliner, budaya, dan fasion). Tetapi hanya Korean Wave yang diakui secara formal oleh pemerintah negara Korea Selatan. 

2. Strategi Softpower Ala Korean Wave: Strategi Diplomasi Baru?

Photo by @roses_are_rosie on Instagram

Photo by @roses_are_rosie on Instagram via https://www.instagram.com

Korean wave sendiri merupakan implementasi dari pengembangan teori softpower. Diplomasi publik yang dikembangkan oleh korea di Indonesia ini merupakan salah satu diplomasi yang paling berhasil jika dibandingkan dengan negara lain. Sebagai contohnya, boyband dan girlband  korea yang mengadakan konser di Indonesia selalu disambut baik ditandai dengan terjual habisnya tiket konser walaupun harganya menjulang. Selain itu, drama korea yang selalu menjadi trending topik di Indonesia juga merupakan bukti bahwa korean wave ini sudah cukup berhasil. Namun, jika dibandingkan dengan gelombang budaya lain misalnya Indian wave yang berasal dari Negara India, Korean Wave tetap mendapat perhatian dan respon lebih besar dari masyarakat di masa kini. 

Advertisement

3. Korean Wave, Positifkah untuk Generasi dan Budaya Indonesia?

Photo by @kpopstorepin_ on Instagram

Photo by @kpopstorepin_ on Instagram via https://www.instagram.com

Upaya yang dilakukan oleh Korea Selatan untuk menjalin hubungan diplomasi kepada Negara tujuannya melalui Korean Wave dengan memperkenalkan budaya, makanan, serta fasion yang sedang tren di Korea merupakan cara yang bagus. Tetapi hal tersebut tentu memiliki dampak positif serta negatif terhadap Negara yang dituju. Dampak negatifnya antara lain yaitu, tidak semua masyarakat Indonesia bisa bersikap selektif dalam menghadapi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga banyak masyarakat yang lebih menggemari budaya asing dan tertarik untuk mempelajari budaya asing dibandingkan mempelajari budaya lokal, karena menurut mereka budaya asing itu lebih keren dan modern dari pada budaya lokal yang ada di Indonesia. Hal ini menyebabkan perubahan  pandangan pada sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu pandangan bahwa kebudayaan Indonesia ketinggalan zaman dan tidak keren. Jika hal tersebut terus terjadi maka seiring berjalannya waktu kebudayaan lokal Indonesia yang menjadi ciri khas akan luntur, nilai luhur serta moral masyarakat Indonesia pun juga akan hilang dalam diri seorang warga Negara indonesia.

4. Korean Wave, Positifkah untuk Generasi dan Budaya Indonesia?

Photo by @goodseoul.kpop on Instagram

Photo by @goodseoul.kpop on Instagram via https://www.instagram.com

Dalam penelitian Aida Setyowati pada 12 Januari 2014 yang menggunakan metode kualitatif mengenai Pengaruh Budaya K-pop Terhadap Remaja Indonesia, dikatakan bahwa terdapat bukti adanya dampak negatif dengan keberadaan budaya k-pop di Indonesia, yaitu salah satunya menjadikan remaja Indonesia semakin malas, lupa waktu, dan mencintai budaya orang lain (budaya asing) dibandingkan budaya sendiri (budaya lokal). Dalam penelitian Ridaryanti yang berjudul Bentuk Budaya Populer dan Konstruksi Perilaku Konsumen Studi Terhadap Remaja, disebutkan bahwa korea merupakan hiburan, musik dan drama adalah dua hal, yang dapat disebut sebagai produk Hallyu. Korea juga merupakan pariwisata, tetapi tidak ada dari mereka yang menyebutkan atau menjelaskan sedikit saja mengenai sejarah Negara Korea seperti, bagaimana terbentuknya Negara Korea, bagaimana pemerintahan Korea atau bagaimana kondisi perekonomian Korea.

Advertisement

Selain itu, Jurnal Mekanisme Perubahan Budaya Indonesia Korea (2019) juga menjelaskan dampak negatif munculnya demam Korea di Indonesia adalah sebagai berikut:

1.  Perilaku hidup boros Para remaja yang begitu terobsesi kepada musik K-pop, drama Korea, bahkan produk-produk yang berasal dari Korea, membuat mereka mengeluarkan banyak uang hanya untuk sekedar membeli DVD, menonton konser, dan pergi ke Korea hanya untuk berburu barang barang asli Korea.

2.  Munculnya Fanwar. Setiap orang mempunyai selera musik yang berbeda. Karena ada perbedaan selera musik atau perbedaan suatu kegemaran itulah yang membuat masing-masing fandom pasti juga mempunyai antis atau orang yang tidak menyukai suatu boyband atau girlband tersebut. Perbedaan itulah yang memicu suatu fanwar atau peperangan antar fans. Biasanya hal ini banyak terjadi di dunia maya.

3.  Selain bergaya hidup boros dan sering fanwar, para pecinta Korea yang gemar sekali membaca ataupun menulis FF, mulai mengembangkan gaya fanfic yang awalnya hanya cerita fiksi biasa menjadi fanfic yang ceritanya mengandung unsur dewasa. FF ini dinamakan FF NC atau FF No Child, biasanya FF NC diberikan rating sesuai dengan batas usia yang boleh membacanya, mulai dari rating 17+, 21+ sampai 25+. FF jenis ini dapat dengan mudah ditemukan di dalam blog atau bahkan di dalam situs jejaring sosial Facebook. Walaupun ada beberapa blog yang masih memperhatikan moral para remaja Indonesia dengan memberikan password untuk FF NC, namun tak jarang pula anak-anak yang masih di bawah umur memaksa untuk membacanya dan mengetahui passwordnya.

Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa adanya Korean Wave memiliki dampak negatif terutama bagi Negara Indonesia.

5. Korean Wave, Positifkah untuk Generasi dan Budaya Indonesia?

Photo by @ap_jks87 on Instagram

Photo by @ap_jks87 on Instagram via https://www.instagram.com

Selain dampak negatif budaya korea juga memiliki dampak positif bagi para remaja Indonesia. Jurnal Mekanisme Perubahan Budaya Indonesia Korea (2019) menjabarkan dampak negatif dari masuknya budaya korea ke Indonesia adalah adanya beberapa kebiasaan dari Korea yang tidak bisa diterapkan di Indonesia, ditiru oleh para remaja Indonesia. Beberapa dampak positif yang dapat kita lihat adalah:

1.  Belajar Menabung. Para remaja Indonesia yang begitu mencintai kebudayaan Korea pasti akan senang berburu segala hal yang berbau Korea, bahkan tak jarang mereka rela pergi ke Korea hanya sekadar untuk membeli barang asli dari negara tersebut. Tentulah mereka harus menabung untuk bisa pergi dan membeli segala hal yang berhubungan dengan Korea. Selain itu, bagi para penggemar boyband dan girlband Korea, tentu mereka sangatlah ingin menonton konser para boyband atau girlband idola mereka secara langsung, hal ini juga mendorong mereka untuk belajar menabung dan menghemat uang jajan mereka sendiri.

2.  Belajar berbisnis Bagi para remaja yang pandai berbisnis, pasti mereka tidaklah menyia-nyiakan demam Korea ini. Mereka menyediakan barang barang yang biasanya berhubungan dengan para penyanyi, boyband dan girlband dari Korea, seperti mug bergambar, tas lukis, sepatu lukis, jaket dan bahkan T-shirt by request. Selain bisa mendapatkan informasi tentang Korea, mereka juga bisa belajar berbisnis.

3.  Menambah teman dan pengalaman. Para remaja yang mencintai musik Korea akan membentuk komunitas yang bernama Kpopers. Biasanya mereka akan membentuk beberapa kelompok sesuai dengan nama boyband atau girlband yang mereka sukai, kelompok ini dinamakan fandom. Mereka bisa saling bertukar informasi, membuat suatu acara pertemuan sesama para Kpopers (fanmeeting), mereka bisa belajar bahasa Korea bersama- sama dan bahkan belajar dance dalam acara fanmeeting tersebut. (Dhiya: 2018)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE