Di usiamu yang Tak Lagi Belasan, 8 Hal Ini Pasti Kamu Rasakan

Kita akan merasakan masa kanak-kanak, remaja sampai pada titik masa kedewasaan itu datang. Suka dan duka kehidupan yang kamu jalani pasti menimbulkan rasa, entah itu berkesan atau hanya akan membawa kamu dalam sebuah tangisan.

Semakin dewasa, semakin banyak masalah yang kamu hadapi tentu akan lebih mematangkan dirimu untuk dapat menata kehidupan ke arah yang lebih baik. Hal-hal menyakitkan yang pernah terjadi berharap tak terulang kembali. Maka secara otomatis dirimu seperti membatasi diri dan berhati – hati dalam menentukan hati. Tak ada yang perlu ditangisi, karena semua manusia pasti akan mengalami hal seperti ini.

 <>1. Masa remajamu menjadi awal pertahanan diri yang mungkin tak kamu sadari, bahwa patah hati membuatmu menjadi jiwa yang lebih menghargai
Lebih matang menyikapi hati

Lebih matang menyikapi hati via http://timikaexpress.com

Kamu yang sudah mulai dewasa, sudah mulai menginjak angka 25 dan sudah lelah dengan gombalan, pujian dan mungkin penghianatan, wajar jika saat ini kamu lebih banyak diam. Perlahan kamu mulai merasa jengah dengan segala rasa yang tiba-tiba muncul dan hilang. Patah hati yang kamu alami secara tak sadar membuat jiwamu menjadi lebih menghargai perasaan orang lain yang mungkin tidak kamu cintai.

Sakitnya rasa penolakan atau penghianatan tak menjadikanmu jiwa yang rentan terhadap tangisan apalagi benci terhadap kehidupan. Justru hal tersebut membuatmu semakin kuat dan yakin bahwa ada jalan terbaik di ujung persimpangan dalam sebuah harapan.

<>2. Inilah fase kehidupan, kamu akan merasakan betapa jatuh cinta jadi hal yang menyenangkan dan patah hati menjadi hal yang biasa terjadi
Menjadi jiwa yang lebih kuat

Menjadi jiwa yang lebih kuat via http://vemale.com

Saat kamu siap untuk kembali menata hati tentu kamu sangat tau konsekuensi yang harus dihadapi, antara patah hati, sakit hati sampai hal tak direstui. Di usiamu yang matang kamu akan lebih hati-hati bagaimana menempatkan hati jika tak ingin pengalaman pahit yang membuatmu hidup seperti mati terulang kembali. Kedewasaanmu terus teruji sampai kamu mengerti bahwa hidup bukan hanya sekedar saling mencintai, tapi ada campur tangan Sang Ilahi di luar batas kemampuan diri.

<>3. Datangnya cinta silih berganti membuat kamu jadi senyum-senyum sendiri, karena dulu hal seperti ini juga pernah kamu alami
Soal hati jauh lebih berhati - hati

Soal hati jauh lebih berhati - hati via http://lorimora.blogspot.com

Cinta yang datang dan pergi seperti hal yang biasa terjadi. Jika si dia bilang cinta dan mencoba mendekati, maka kamu akan bertanya pada diri sendiri, ini beneran cinta atau hanya sandiwara?

Pengalamanmu yang luar biasa tersakiti dengan janji membuat kamu menjadi tak mudah mempercayai, kamu akan menyikapi hati dengan batasan yang tidak bisa sembarang orang dapat melewati, yaitu “nikahi atau lebih baik cari pengganti”

<>4. Hubunganmu akan sangat disibukan pada hal yang lebih penting ketimbang memposting setiap kejadian yang bikin orang jadi negative thinking
Hubungan yang jauh lebih berkualitas

Hubungan yang jauh lebih berkualitas via http://liveolive.com

Media sosialmu menjadi bagian yang mungkin tak bisa kamu hindari, jika pacaranmu dulu dihabiskan untuk sekedar posting sana sini, berbeda masanya di kala kamu sudah merasa bosan dengan hal tersebut. Kamu bosan dengan hubungan yang sudah kamu pamerkan di hampir semua media sosialmu, kamu akan merasakan malu yang luar biasa ketika hubunganmu kandas bahkan menjadi bahan percakapan teman-temanmu.

Ini menjadi point penting bahwa hubungan, kebahagiaan bahkan kesedihan cukup hanya kamu dan pasanganmu yang mengetahui.

Sebaliknya kamu akan sangat disibukan dengan hal yang menjurus kearah sebuah tujuan, bukan sekedar makan, nonton, jalan lalu pulang. Tapi setiap pertemuan pasti ada pembahasan walau hanya sekedar bahas model sebuah undangan.

<>5. Pacaran bukan lagi modus buat bermesraan, kamu yang paham tentu akan segera melakukannya dalam ikatan halal sebuah pernikahan
Nikahi atau kita sampai sini

Nikahi atau kita sampai sini via http://maumerid.com

Kamu tentu pernah merasakan pacaran bertahun-tahun lamanya, ada yang berujung ke pernikahan namun tak sedikit juga yang berakhir di tengah perjalanan. Pengalaman menjadi sebuah pelajaran bahwa pacaran bertahun-tahun hanya membuang waktu dan tak beralasan, sedangkan kamu tahu Tuhan tidak mengajarkan untuk berpacaran.

Jika pernikahan menjadi moment yang perlu dipersiapkan maka kamu tentu akan menjatuhkan harapan pada orang yang tepat dan tidak lagi milih dengan asal-asalan, dalam artian bukan lagi sekedar asal cinta dideketin atau asal suka dipacarin. Kayaknya fase seperti itu sudah bukan masanya lagi.

<>6. Kriteriamu dalam memilih pasangan bukan lagi sekedar tampang, tapi ada hal lain yang lebih kamu prioritaskan
Menjadi lebih realistis

Menjadi lebih realistis via http://vemale.com

Jika dulu kamu punya kriteria tampan dan cantik jadi hal yang diharuskan, kini semakin dewasa kamu akan lebih realitis dalam memilihi pasangan. Agama dan kemapanan jadi hal yang dikedepankan karena kamu paham, pasanganmu kelak akan menjadi tiang pondasi kehidupan.

Dulu kamu memanfaatkan sebuah kata kemapanan tapi kali ini kamu sadar bahwa mapan bukan dinilai dari banyaknya pendapatan, bukan hanya si dia yang harus berjuang sendirian, tapi kamu akan ikut berperan dalam membangun sebuah keluarga dengan penuh keberkahan.

<>7. Jatuh cinta bukan lagi hanya melibatkan kamu dan si dia, ada pihak kedua yang wajib ikut serta yaitu keluarga
Kamu akan sadar dunia bukan cuma milik kamu & dia

Kamu akan sadar dunia bukan cuma milik kamu & dia via http://sandribrand.com

Kamu akan merasakan bahwa jatuh cinta tak bisa hanya sekedar “aku dan kamu”, tapi ada pihak keluarga yang patut kita cintai dengan porsi yang sama. Kamu bisa menerima pasanganmu apa adanya maka kamu pun harus bisa menerima kekurangan pihak keluarga pasanganmu, begitupun sebaliknya.

Kamu harus dapat menerima jika kelak punya mertua yang bawelnya tak terduga, adik-adiknya yang masih membutuhkan perhatian dari sang kakak atau si dia masih punya kakak yang belum juga menikah, kamu harus menjaga perasaannya dan mencoba untuk bicara.

Hal-hal sederhana seperti itu tak bisa kamu hadapi dengan ketawa-ketiwi, kamu harus bersikap dewasa untuk dapat menghadapi itu semua.

<>8. Pernikahan bukan sekedar cari aman, tapi kamu harus siap mental untuk menghadapi the real kehidupan
Menikah karena siap bukan karena tuntutan

Menikah karena siap bukan karena tuntutan via http://idepernikahan.com

Pernikahan yang kamu impi-impikan bukan hanya sekedar bisa hidup bermesraan dengan sang pujaan, tapi ini adalah awal dari perjuangan cinta kalian. Kamu akan melihat beberapa perubahan sang pasangan, jika si dia tak pernah kentut sembarangan maka jangan kaget jika dalam satu rumah kamu akan melihat beberapa kekurangan yang tidak pernah kamu temui selama pacaran.

Biduk rumah tangga bukan hanya sekedar cinta dan perhatian, tapi banyak sekali permasalahan yang harus kamu pecahkan. Kekurangan dan kelebihan setiap pasangan pasti akan kamu temui di awal pernikahan, kaget bukan kepalang karena si dia akan mengalami banyak perubahan. Belum lagi jika wanita sudah melahirkan, bentuk badan yang tak lagi menawan jadi bukti bahwa cinta membutuhkan banyak perjuangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menjadi jiwa yang lebih baik lagi

4 Comments

  1. Ani Usil berkata:

    sadar kalau dunia bukan milikmu saja

CLOSE