Budaya Populer KPop, Mulai dari Stan EXO Hingga Terbentuknya Budaya Baru Bagi Fandom Exo-L

Budaya popular muncul dari urbanisasi sebagai akibat dari revolusi industri – John Storey

Korean wave atau demam korea merupakan istilah yang cocok digunakan untuk mendeskripsikan produk kebudayaan negeri ginseng yang berhasil menjelajah ke seluruh negeri dengan kepopuleran drama dan musik pop korea. Misalnya di Indonesia, program televisi yang kini juga menayangkan produk-produk korea seperti drama diantaranya Descendant of the sun, Pinochio, Extraordinary you dan masih banyak lagi.

Selain itu saat ini beberapa brand Indonesia juga menggandeng grup idol atau artis korea sebagai brand ambassador seperti Scarlett, Shopee dan Lazada. Musik K-Pop juga merupakan gejala korean wave yang muncul dan menarik perhatian masyarakat di berbagai negara. Meluasnya musik K-pop ini pasti akan memunculkan dampak bagi masyarakat terutama penyuka musik pop korea atau K-popers di Indonesia.

Di industri musik Korea ada banyak idol grup yang mampu menembus pasar internasional, salah satunya adalah grup Exo. Exo adalah grup dibawah SM Entertaiment debut pada tahun 2012 yang identik dengan jargon We Are One. Yang saat ini memiliki anggota dengan jumlah 9 orang yaitu Suho, Sehun, Baekhyun, Xiumin, Chanyeol, Kai, Chen, Lay, dan D.o. Mengutip pada website smtown.com, Exo menyebut penggemar mereka dengan nama EXO-L atau yang merupakan singkatan dari EXO LOVE. Bahkan penggemar Exo memiliki fanbase dan komunitas di media sosial yang tersebar diseluruh dunia. Dalam ruang global dan virtual lah online fandom berinteraksi dan bertukar informasi melalui berbagai media sosial salah satunya yaitu twitter.

Hadirnya beragam budaya global yang berasal dari negara Korea Selatan pada keadaan tertentu telah mempengaruhi kondisi dan isi budaya popular seperti musik, program televisi dan film yang berkembang di nusantara. Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya popular seperti K-Pop menjadi fenomena baru dalam konteks konsumsi budaya pop masyarakat. Masuknya budaya korea membawa perubahan perilaku pada remaja penggemar Exo seperti sikap konsumtif.

Misalnya dalam pembelian album musik, makanan, fashion, produk kosmetik, tiket konser, dan marchandise lain. Mengutip pada jurnal yang ditulis oleh Dr. Farid Hamid pada tahun 2012 yang berjudul Media dan Budaya Populer memaparkan bahwa budaya popular adalah budaya yang lahir karena mempunyai hubungan dengan media. Maknanya bahwa media mampu membentuk sebuah budaya yang kemudian masyarakat menyerap dan menjadikanya sebagai sebuah bentuk kebudayaan Budaya populer lahir atas kehendak media (ideologi kapitalistik) dan perilaku konsumsi masyarakat. Media berperan sebagai penyebar informasi yang mempopulerkan suatu produk budaya.

Akibatnya, apapun yang diproduksi oleh media akan diterima oleh publik sebagai suatu nilai (budaya) bahkan menjadi kiblat panutan masyarakat. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa budaya akan memperoleh kekuatan ketika media massa sebagai ujung tombak untuk menyebarkan dan memeberikan pengaruh pada penikmat media yang disini adalah masyarakat. Hegemonisasi budaya menguasai unsur dalam kehidupan ketika budaya popular dinikmati dan mejadi bagian dari budaya sebagian masyarakat.

Artikel ini membahas budaya popular Korean atau K-Pop melalui teori budaya popular dan teori imitasi. Teori budaya popular adalah suatu kebudayaan yang dikonsumsi atau disukai oleh masyarakat dengan jumlah yang banyak. Sebagian orang menyebut budaya popular dengan budaya massa, ini dikarenakan suatu kebudayaan yang diproduksi secara massal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau komersial.

Hal yang menandai budaya populer adalah tren di tengah masyarkat. Sedangkan imitasi dapat didefinisikan sebagai perilaku meniru. Ini juga disampaikan oleh Gabriel Tarde sebagai orang yang mengkaji teori imitasi, dimana dia menyebutkan bahwa perilaku imitasi terjadi karena adanya public figure seperti artis, model atau tokoh idola yang dijadikan role model untuk ditiru.

Lahirnya budaya baru di tengah fandom Exo-L sebagai akibat dari hadirnya budaya popular yaitu dapat ditemui dan nampak jelas di antaranya yaitu :

Advertisement

1. Budaya Konsumtif

Photo by @nacificofficial.id on Instagram

Photo by @nacificofficial.id on Instagram via https://www.instagram.com

Konsumtif diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai pola tingkah laku menggunakan produk sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. Perilaku konsumtif dapat terjadi pada siapa saja dan biasanya seseorang mengonsumsi, membeli atau menggunakan barang pada kondisi tertentu demi memenuhi keinginan, kepuasan dan kesenangan.

Melihat catatan Exo sebagai brand ambassador suatu produk maka Exo-L akan memberikan dukungan dengan bentuk membeli produk tersebut. Misalnya ketika Exo menjadi brand ambassador Nature Republik, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Septiani, Sumarah dan Norhabiba pada tahun 2021, pada penelitian tersbeut mereka mengukur pengaruh Exo sebagai brand ambassador terhadap gaya hidup konsumtif pembelian produk Nature Republik pada komunitas Exo-L Surabaya, yang ternyata memiliki pengaruh sebesar 31,4%. Selain itu, ini juga terjadi pada brand lain yang menjadikan member Exo sebagai ambassadornya seperti Gucci dimana Kai sebagai ambassadornya, Nacific dengan ambassador Chanyeol dan masih banyak lagi. Dari sinilah bisa dilihat bahwa perilaku imitasi terjadi pada masyarakat terutama fans Exo.

Advertisement

Melansir dari Liputan 6.com Exo merupakan grup dengan penjualan tiket konser yang mampu habis terjual dalam waktu kurang dari 1 detik. Dimana ketika konser EXO Planet #2 dengan judul The Exo’luxion, tiket konser habis dalam waktu 0,4 detik. Kemudian mengutip pada idntimes.com pada konser EXO Planet #4 tahun 2018 yang mengusung judul The Elyxion seluruh tiket di Gocheok Sky Dome habis terjual dengan catatan waktu 0,2 detik.

Industri musik kpop Kembali menghidupkan penjualan cd dan album, ini bisa terlihat pada grup Exo. Pada awal debut, Exo mampu meraih penjualan jutaan copy album sehingga mendapatkan gelar sebagai million maker.

Advertisement

Dan sampai saat ini Exo telah memiliki enam album yaitu XOXO, Exodus, Ex’Act, Don’t Mess Up My Tempo, Obsession dan Don’t Fight The Felling yang kemudian mendapatkan predikat Sextuple Million Seller karena mampu menjual lebih dari satu juta copy ditiap album. Dan ini belum termasuk merchandise Exo. Kecintaan fans pada idola mereka dapat menghabiskan jumlah uang yang cukup banyak untuk memuaskan keinginan mereka.

Mengutip dari penelitian dengan judul Budaya Korea dan Budaya Populer yang dilakukan pada tahun 2013 oleh Velda Ardia yang menyebutkan bahwa fenomena K-Pop ini jika dianalisis melalui pandangan cultural studies, ini tidak hanya sekedar dipahami adalah fenomena musik pop yang sedang hits saat ini saja, akan tetapi dibalik musik korea itu ada kepentingan politik di baliknya. Kepentingan politik itu adalah strategi soft counter culture yang dilakukan oleh pemerintah Korea, para kaum komoditas yang berada di Korea dan bekerjasama dengan kaum komoditas yang ada di Indonesia.

Jika dilihat melalui teori imitasi, maka budaya konsumtif ini merupakan akibat dari adanya imitasi yang dilakukan oleh seseorang. Perilaku meniru public figure ini kemudian mendorong seseorang untuk membeli barang dan produk tertentu sehingga  dapat terlihat sama dengan idola mereka.

2. Menjadikan Exo Sebagai World Trending Topic di Twitter

Photo by L-1485 on Pinterest

Photo by L-1485 on Pinterest via https://pin.it

Ini terjadi pada media sosial twitter dimana Exo-L akan berlomba-lomba membuat tweet tentang idola mereka hingga menempati trending di penjuru dunia. Sebagai contoh ketika Exo merilis album special mereka dengan judul Don’t Fight The Feeling. Mereka akan mengunggah tweet yang turut mengomnetari penampilan idol mereka dan akan terus membicarakanya sehingga akan menjadi pembicaraan dunia dan menduduki posisi atas pada urutan trending topik twitter dengan hastag #EXO_DFTFOutNow, #DONT_FIGHT_THE_FEELING, dan sebagainya.

Selain itu ketika muncul informasi tentang salah satu member Exo maka hal tersebut akan menjadi pembicaraan banyak orang dan kemudian menduduki trending twitter. Berdasarkan pengamatan penulis ini terjadi khususnya di Indonesia.

Seperti yang baru saja terjadi ketika Sehun sebagai salah satu member melakukan live Instagram ketika dia melihat salju pertama, kemudian #Sehun menduduki treding topik twitter di Indonesia. Ini juga terjadi pada tanggal 24 Desember 2021 leader Exo Suho yang sedang menjalani wajib militer memposting instastory yang menyapa Exo L ketika Natal, kemudian trending twitter ditempati oleh #Suho.

Ditahun 2021 terdapat 4 member Exo yang sedang menjalani wajib militer yaitu Suho, Chen, Chanyeol dan Baekhyun. Selama masa wajib militernya Chanyeol meyiapkan konten untuk Exo L di setiap taggal 27 di akun youtube miliknya bernama NNG. Maka pada setiap tanggal 26 pada malam hari trending topik twitter Indonesia akan ditempati oleh #Every27thwithLOEY.

3. Voting Masal di acara Award

Photo By @BBintang16 on Twitter

Photo By @BBintang16 on Twitter via https://twitter.com

Pada acara award yang menggunakan jumlah voting sebagai cara untuk menentukan pemenang dalam kategori tertentu misalnya Seoul Music Award (SMA), Asian Artist Award (AAA), MAMA, Fanplus mini Award, Mnet Asian Music Award dan masih banyak lagi. Dalam acara seperti inilah budaya mass vote pada fandom kpop akan mulai ramai. Ini tidak hanya terjadi pada fandom Exo-L, tapi juga terjadi di hampir semua fandom sebagai bentuk dukungan mereka pada grup idola mereka.

Dalam hal seperti ini biasanya ada fanbase atau akun autobase twitter yang selalu mengajak pengikut mereka untuk terus memberikan vote terhadap idol yang didukung mereka.  Misalnya saja pada akun autobase @aeribase dimana akun dengan kriteria tertentu dapat mengirim pesan menfess pada akun autobase @aeribase.

Ketika durasi vote masih berlangsung biasanya menfess berisi ajakan untuk terus memberikan vote pada Exo di acara award. selain akun terebut, juga banyak akun yang bisa kita jumpai di twitter khususnya yang terus memompa semangat penggemar untuk terus melakukan vote. Misalnya yang baru-baru ini terjadi yaitu mass vote pada acara Seoul Music Award (SMA). Pada award ini antara grup Exo dan BTS memiliki jumlah vote yang terus bersaing ketat. 

4. Membuat Proyek Untuk Exo dan Member

Photo by @ChanyeolGlobal on Twitter

Photo by @ChanyeolGlobal on Twitter via https://twitter.com

Proyek ini biasanya dalam bentuk iklan yang menampilkan foto atau video idola dan ini biasanya terjadi pada momen atau even tertentu. Misalnya Exo-L akan mengadakan proyek untuk idol ketika mereka berulang tahun (birthday project), syuting drama atau film dan sejenisnya. Hal ini bisa kita temui di tanggal member Exo ulang tahun maka akan banyak projek yang ditemui di Korea seperti memasang iklan foto member di bus, stasiun kereta dan lain-lain.

Bahkan di Indonesia pun juga bisa ditemui projek Exo-L, misalnya di hari ulang tahun Chanyeol 27 November 2021. Proyek Exo-L berupa iklan yang di tayangkan di kuningan city, Jakarta dan jogja city mal. Melansir dari idntimes.com ada 13 proyek yang diberikan Exo-L untuk chanyeol exo pada ulang tahun ke 29 usia internasional dan 30 tahun untuk usia korea.

Selain iklan proyek penggemar Exo ini juga berupa memberikan coffeetruck untuk idola mereka. Misalnya untuk mendukung debut chanyeol sebagai aktor dalam drama musikal militer berjudul A Song Of Meissa, Exo-L beberapa kali mengirimkan coffeetruck di lokasi drama musikal tersebut.

Semua proyek yang diberikan Exo-L ini merupakan bentuk kecintaan dan dukungan untuk member dan grup Exo. Proyek-proyek yang dilakukan ini merupakan budaya yang ada dalam suatu fandom dan bahkan banyak orang terlibat dalam suatu proyek mulai dari desain, donasi untuk mengadakan proyek dan sebagainya hingga tujuan mereka tercapai.

5. Exo-L Peduli Bencana

Photo By EXOL INDONESIA on kitabisa.com

Photo By EXOL INDONESIA on kitabisa.com via https://kitabisa.com

Melansir dari kitabisa.com dimana ketika bencana alam banjir yang terjadi pada awal tahun 2021 di Kalimatan Selatan dan Sulawesi Barat. EXOL Indonesia melakukan penggalangan dana melalui kita bisa untuk membantu para korban bencana tersebut. Pada galang dana tersebut memperoleh jumlah donasi sebesar Rp. 301.968.108 yang kemudian didonasikan kepada masyarakat terdampak bencana. Kemudian aksi sama juga terjadi ketika terjadi bencana di Indonesia seperti banjir Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021 dan bencana letusan gunung semeru yang terjadi di lumajang Jawa timur yang terjadi pada Desember 2021. Dan kemudian secara berulang terjadi sehingga aksi galang dana ini menjadi agenda yang rutin dilakukan ketika bencana terjadi.

6. Selca Day

Photo by @iloeyutoo on Twitter

Photo by @iloeyutoo on Twitter via https://twitter.com

Selca day adalah aktivitas dimana penggemar mengunggah foto mereka tetapi dengan pose dan gaya yang mirip dengan idola mereka. Misalnya Kai pernah berfoto dengan mirror selfie atau menghadapkan kamera handphone ke kaca, maka fans akan menyandingkan fotonya dengan gaya serupa kemudian mengunggahnya di media sosial disertai penggunaan hastag #EXOLSelcaDay.

Selca day dilakukan setiap bulan pada tanggal tertentu dan ini juga terjadi disetiap fandom dengan waktu yang berbeda, untuk Exo-L melakukan selca day di setiap tanggal 8. Dilakukan pada tanggal tersebut karena menandai tanggal debut Exo yakni 8 Agustus 2012. Selca day ini kemudian menjadi budaya yang digemari dan dilakukan oleh banyak orang dan bahkan hingga menjadi trending topik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa

CLOSE