Hal-Hal yang Mungkin Harus Kamu Renungi Sebelum Memutuskan Untuk Menikah di Usia Muda

Siapa sih yang tidak ingin menikah? Menikah adalah hal yang di impi-impikan bagi tiap insan. Sebagaimana juga dalam agama Islam, menikah adalah salah satu ibadah kepada Allah Swt. Menikah juga membantu membuka pintu rezeki dan menjauhkan kita dari maksiat serta fitnah dunia. Saya sangat menyetujui hal itu terlebih lagi jika sudah diberi rezeki untuk melaksanakan pernikahan. Untuk apa di tunda-tunda jika memang dari pihak pria dan wanita sudah mampu untuk melaksanakan pernikahan? Uang sudah ada, simpanan harta untuk masa depan juga sudah ada.

Tetapi ternyata siap secara materi saja tidak cukup. Ada beberapa hal penting yang terlupakan oleh calon-calon pasangan yang sedang di mabuk cinta ini. Terkadang wanita begitu ingin buru-buru minta dinikahi karena melihat teman-temannya sudah menikah, sudah mempunyai anak yang lucu, dan takut menikah di atas umur 25 tahun. Untuk para pria yang merasa belum siap dan masih ingin menikmati masa muda dan pernah mengalami hal  ini saya sudah bisa membayangkan betapa repotnya kalian menanggapi permintaan kekasih kalian. Pria dan wanita mempunyai pola pikir yang berbeda dan tentu saja kadang perbedaan ini membuat sebagian pasangan putus di tengah jalan. Wanita terkadang memutuskan pria karena tak segera dinikahi dan merasa lelaki tersebut belum punya komitmen terhadapnya. Karena sang pria tak mampu menyanggupi ya banyaklah terjadi fenomena dimana kita di undang di pernikahan mantan hehe.

Oke coba kita uraikan satu-satu hal apa saja yang harus kita renungkan sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda!

1. Introspeksi Diri

Masa muda memang menyenangkan dimana kita bisa merasakan suka duka pertemanan, manis pahitnya percintaan dan lain sebagainya. Cinta di masa muda memang tak diragukan lagi adalah hal yang paling membutakan setelah uang. Cinta yang bikin kita terlarut dalam mabuk. Ketika sudah begini di sakiti pun kita tetap merasakan cinta, kita lupa diri. Apa yang kita lihat tentang diri kita dan pasangan selalu saja terlihat baik, padahal belum tentu dengan orang yang melihat. Saking cinta itu membutakan membuat kita lupa ternyata hidup ini tak hanya melulu soal cinta kepada pacar. Kita lupa mencintai orang tua, kita lupa mencintai keluarga dan sanak saudara. Bahkan kita lupa mencintai diri kita sendiri. Sebelum kita mencintai oranglain terlebih itu pacar, cintai dulu diri kita sepenuhnya. Bila kita mencintai diri kita sendiri maka kita akan tahu apa yang terbaik untuk diri kita.

2. Melihat Kekurangan Sebagai Jalan Untuk Memperbaiki Diri

Kekurangan Yang Harus diperbaiki via https://i.guim.co.uk

Sebelum melihat kekurangan alangkah baiknya mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Setelah kita mengerti siapa diri kita, apa kelebihan dan kekurangan kita, dan apa yang salah dalam diri kita di situlah kita dapat menemukan titik awal untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Bisakah kalian bayangkan jika kita menikah di usia yang muda dan masih labil? Ketika dihadapi suatu masalah kita hanya bisa menangis, mengeluh, marah, dan mencaci maki. Jika hal ini sampai terjadi di saat kita telah menikah bagaimana kita bisa bahagia dengan pasangan kita? Bukankah keinginan kita di awal pernikahan untuk merasakan kebahagian bersama pasangan dan anak kita kelak? Hal ini akan sangat disayangkan bagi pasangan muda yang masih goyah emosi dan pikirannya, bisa-bisa jika ada masalah dan tak mampu menyelesaikan ditambah lagi masalah yang menumpuk baik di kantor dan lain-lain membuat nya menjadi bom waktu dan berujung pada perceraian. Untuk itu sebelum kita memutuskan untuk menikah kita kenali diri kita, kita lihat apakah kita sudah mampu mengontrol emosi kita, mampu menyelesaikan masalah, dan mampu menanggapi masalah dengan cara pikir yang jernih dan dewasa. Jika sudah mampu maka masalah-masalah pun dapat teratasi. Jika belum mampu sabarlah dulu, dan perbaiki kekurangan yang bisa diperbaiki demi masa depan rumah tangga yang kita impikan.

3. Mengontrol Emosi

Bagian ini membahas kurang lebih seperti bahasan diatas. Apakah emosi kita termasuk kategori berbahaya? Kalau ya, bersabarlah dulu untuk memutuskan segera menikah. Jika kita masih mengalami ketidakstabilan emosi akan berdampak pada turunnya tingkat keharmonisan dalam rumah tangga nanti nya. Suami akan malas berada dirumah karena istrinya yang suka marah-marah, mengeluh, dan merengut. Istri juga tidak merasakan kenyamanan dan ketenangan berada di dekat suami karena suami hobi memarahi dan memukuli. Kalau sudah seperti itu bagaimana dengan anak? Anak juga meniru kebiasaan orang tua nya dirumah. Di awal umurnya anak mungkin mencontohi kebiasaan orang tuanya namun kelamaan saat anak menjelang dewasa ketidakstabilan emosi orang tuanya membuat anak stress dan anak pun tidak bisa mengontrol emosinya. Maka dari itu seperti yang kita lihat sekarang-sekarang ini, banyak anak-anak yang stress dan tidak mendapat pengawasan orang tua serta kurangnya kasih sayang dari orangtua karena ketidakadaannya harmonisasi dalam rumah tangga.

Jadi jangan sampai ini terjadi di rumah tangga kalian nanti, ya teman-teman.

4. Belajar Dari Orang Yang Telah Menikah

Keluarga Bahagia via http://bahaiteachings.org

Menikah itu tidak semudah yang kita pikirkan. Menikah itu sangat berbeda dengan cinta-cintaan nya anak remaja. Maka dari itu kita butuh yang namanya informasi dan ilmu dari yang sudah berpengalaman. Ilmu itu tak melulu kita dapatkan di sekolah, karena pernikahan itu tidak akan ada pelajarannya di bangku sekolah. Pernikahan itu di dapat dari pengalaman orangtua kita, keluarga kita, dan sahabat-sahabat kita yang tentunya sudah menikah. Tentu saja biasanya sahabat-sahabat kita menceritakan asam, manis, dan pahitnya kisah rumah tangganya dan tak jarang kita diminta untuk menanggapinya. Jika kita punya pikiran yang luas pastinya kita akan selalu menyarankan hal positif kepada sahabat kita, namun jika kita seorang yang negatif thinking habislah kita kalau-kalu sahabat kita melakukan kesalahan dan kesalahan itu adalah sumber dari saran kita. Sebaiknya kita harus berjati-hati dalam memberi nasehat kepada sahabat yang telah menikah.

Dari pengalaman cerita orangtua, keluarga dan sahabat yang telah menikah tentunya kita juga mendapatkan pelajaran dan pengetahuan tentang bagaimana sih cara membangun rumah tangga itu. Kita juga punya gambaran bagaimana nanti jika kita menikah, apa saja yang dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan sebagai suami maupun istri. Belajar dari orang yang telah menikah juga membuat kita termotivasi untuk menjadikan keluarga yang lebih bahagia.

5. Memperdalam Ketaatan Dalam Beragama

Ini adalah hal yang paling penting dalam rumah tangga. Jika Pendidikan agama kita kurang bagaimana bisa kita menjalani hari-hari kita dengan tertata dan bahagia? Dalam Islam misalnya, islam sudah menetapkan aturan-aturan untuk suami dan istri. Suami adalah sebagai kepala rumah tangga yang memimpin dan menjaga keluarga, istri adalah sebagai seorang yang patuh kepada suami dengan menjaga harta dan anak-anaknya.

Sebelum seorang pria memutuskan untuk menjadi suami hendaklah dia belajar bagaimana menjadi seorang kepala keluarga dengan bersikap adil dan bijaksana, memperbanyak amal dan lebih bertaqwa kepada Allah. Agar ia bisa menuntun keluarganya kelah ke arah yang benar. Jika ia sudah mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan serta memiliki rezeki untuk menikah maka boleh lah ia segera menikah

Untuk wanita sebelum ia memutuskan untuk menjadi seorang istri ada baiknya jika dia seorang yang hobi keluar rumah untuk segera mengurangkan kebiasaannya tersebut. Seorang wanita harus banyak belajar dari agamanya, tentang bagaimana seharusnya dia merawat suami dan anak-anaknya, Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang istri. Jangan sampai seorang istri bertindak melebihi suaminya dan membuat suami kesal dan marah.

Agama adalah sebagai panduan untuk menjalankan apa pun di dunia ini. Jika tidak ada agama yang mengatur maka berantakanlah hidup ini. Semoga Allah memudahkan jodohnya dan diberi kemudahan juga dalam menentukan pilihan. Aamiin.

Nah itu tadi penjelasan dari saya, semoga teman-teman berkenan. Kalau ada kesalahan dalam tulisan mohon di maafkan. Silahkan isi komentar di kolom comment untuk kritik dan sarannya. Terimakasih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis bebas