Meski Niatnya Baik, tapi 5 Hal yang Dilakukan Orang Tua Ini Bisa Menganggu Perkembangan Psikologi Anak Lho

orang tua menganggu perkembangan psikologi anak

Saat orang tua kesal terhadap anak, mungkin akan ada berbagai cara untuk memberikan anak pelajaran. Mungkin dengan bentuk ucapan atau hukuman fisik pada anak.

Sebuah studi yang dilakukan di Inggris menemukan, orang tua yang mudah emosional pada anak memiliki risiko yang cenderung lebih besar terkena depresi atau gangguan mental, kecemasan atau kegelisahan yang berlebihan, bahkan bisa jadi anak nekat melakukan hal-hal yang negatif di usia remaja. Para peneliti yang berasal dari University of Bristol, Exeter, Kingss College of London dan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Para peneliti menemukan bahwa anak yang memasuki usia remaja lebih berisiko terhadap kondisi ini jika orang tua sering marah, curiga, kesal dan semakin banyak sifat negatif yang dimiliki orang tua, maka akan semakin besar risiko terhadap mental anaknya.

Bagi orang tua harusnya hindari kalimat-kalimat yang mengganggu kondisi psikologi anak. Berikut adalah ucapan yang sebaiknya jangan dikatakan di depan anak.

Advertisement

1. Jangan pernah mengatakan anak bodoh

Photo by Loreva

Photo by Loreva via https://pixabay.com

Mungkin, kadangkala orang tua secara spontan mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti hati anak dengan ucapan kalimat “Dasar anak bodoh!”.

Dalam hal ini saat anak sedang berada di fase pertumbuhan dan perkembangan, anak memiliki emosi yang tidak stabil. Anak justru akan kehilangan semangat belajar dan kurangnya rasa percaya diri. Seharusnya orang tua jangan memberikan label atau cap pada anak dengan kata-kata yang mebuat anak sedih. Dengan demikian anak akan merasa tidak dihargai, orang tua tidak cinta padanya, tidak dapat berprestasi, dan dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi lingkungan dalam pergaulannya.

Advertisement

2. Memarahi anak saat nilainya turun

Photo by PublicDomainPictures

Photo by PublicDomainPictures via https://pixabay.com

Meskipun anak mendapatkan nilai di luar ekspektasi, tentu saja sebagai orang tua untuk tidak meluapkan rasa amarah dan kesalnya kepada anak. Saat anak menerima perlakuan orang tua seperti itu akan membekas di Ingatan.

Sebaiknya orang tua mulai mengubah pola pikirnya, bahkan setiap anak itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Lebih baik orang tua fokus tentang bagaimana cara melihat kelebihan dan kekurangan anak, sehingga agar anak bisa mengasah kelebihannya bukan mengasah kekurangan untuk bisa menjadi sempurna. Karena kadang kekurangan memang sulit diperbaiki.

Advertisement

Jadi, jangan memarahi jika anak mendapatkan nilai yang jelek. Ketika orang tua memarahi anak, yang ada anak malah akan terbebani bukan termotivasi. Anak jika sudah merasa itu beban, jatuhnya malah tidak bisa mengerjakan secara maksimal dan psikologinya akan terganggu. Berapa pun nilai yang didapatkan anak, tetap beri motivasi dan apresiasi.

Karena berapa pun hasilnya, anak sudah berusaha mengerjakannya untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Dengan memberikan anak motivasi dan apresiasi anak akan lebih senang dan lebih semangat lagi dalam belajar supaya nilainya bisa diperbaiki.

3. Memarahi anak tanpa mengontrol emosi

Photo by mohamed_hassan

Photo by mohamed_hassan via https://pixabay.com

Marah terhadap anak adalah suatu hal yang wajar dilakukan orang tua ketika anak melakukan kesalahan. Namun, kadang kala saat memarahi anak, orang tua tidak dapat mengendalikan emosinya hingga melakukan kekerasan fisik seperti mengurung atau menyekap, main tangan, dan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Bahwa memarahi anak tanpa kontrol dapat menyebabkan kekerasan fisik dan psikis anak dan berdampak pada perkembangan psikologisnya.

Memarahi tanpa kontrol merupakan cara paling buruk yang tidak mendidik, melainkan pelampiasan masalah berat yang sedang dihadapi oarang tua dan melampiaskan kekesalannya pada anak karena tidak bisa mengatasi masalah dengan baik. Hal ini akan menyebabkan faktor stres, lelah, dan sakit kepala yang mengakibatkan perkembangan psikologis (kejiwaan) dan fisik anak terganggu. Dampak memarahi anak tanpa kontrol emosi bagi perkembangan psikologisnya adalah anak akan merasa minder, anak akan cuek dan tidak peduli, anak akan gampang marah dan memberontak, dan anak cenderung memiliki sifat anti sosial atau tertutup.

Solusi yang terbaik jika anak melakukan kesalahan adalah hindari bertindak kasar pada anak, menciptakan hubungan orang tua dan anak lebih dekat lagi dan menyenangkan, berbicara dengan lembut dan sopan dari hati dan jika salah jangan ragu untuk meminta maaf pada anak.

4. Jangan membanding-bandingkan anak

Photo by Alexas_Fotos

Photo by Alexas_Fotos via https://pixabay.com

Begitu pula dengan ucapan satu ini yang sering keluar dari mulut mereka. Dimana orang tua sering membandingkan anaknya, maka akan timbul rasa iri, cemburu, dan tidak percaya diri pada anak ketika remaja. Biarkan anak tumbuh dan berkembang menjadi dirinya sendirinya dan apa adanya sehingga anak akan lebih percaya diri dengan dirinya. Berhentilah untuk membandingkan anak karena pada dasarnya tidak ada orang yang sukan bila dibandingkan.

Jadi sudah jelas bahwa membandingkan anak sangatlah idak baik bagi psikologisnya, anak juga mempunyai aktivitas yang disukai sendiri-sendiri. Tugas orang tua adalah untuk mengawasi anaknya agar tetap dalam jalur yang baik. 

5. Jangan membawa rasa kesal kepada anak

Photo by Free-Photos

Photo by Free-Photos via https://pixabay.com

Terkadang sebagai orang tua sering bertengkar atau ada masalah yang membuat salah satu pihak menjadi kesal. Maka jangan membawa rasa kesal tersebut untuk melampiaskan pada anak. Karena orang tua merupakan panutan dari anak dan dianggap sebagai sahabat anak.

Jangan jadikan anak sebagai korban pelampiasan amarah, sehingga hal tersebut tidak mengganggu perkembangan psikologis anak. Sesuatu yang buruk anak akan susah menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Anak terkadang akan meniru gaya orang tuanya saat sedang marah, mudah memukul saat kesal kepada teman sebayanya dan hal lain yang negatif.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

une femme libre

CLOSE