Ini Hak Kamu Ketika Berobat ke Dokter

 

Kesehatan bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya berawal dari hidup sehat. Pernyataan tersebut amatlah tepat untuk menggambarkan aktivitas sehari-hari. Ketika sehat, hal ini jarang dirasakan dan diperhatikan. Segala berjalan sebagaimana mestinya.

Tak jarang kita tidak peduli bagaimana menjaga kesehatan. Malah kita lebih banyak memikirkan pekerjaan secara berlebihan, atau melakukan pelampiasan yang tidak sehat (misal: makan tak terkontrol dan merokok), yang dapat mengganggu kesehatan. Rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat sehat yang diberikan pun seolah tak pernah terpikirkan.

Nikmat sehat memang baru terasa saat sakit. Tak hanya tak berdaya. Pekerjaan pun menjadi terlantar. Hilangnya pemasukan akibat tak bekerja bisa membuat istri dan anak lapar. Rencana untuk rekreasi bersama rekan-rekan atau keluarga pun bubar. Tak ada aktivitas yang dikerjakan membuat hidup terasa hambar. Barulah saat keadaan-keadaan tersebut terhampar, timbul penyesalan, “Andai aku kemarin menjaga kesehatan dengan baik.”

Tapi tak perlu khawatir. Profesi dokter ada untuk memberikan bantuan atas masalah tersebut. Saat ini jumlah dokter di Indonesia cukup banyak dan kian bertambah. Pada tahun 2008, tercatat terdapat 6000 dokter baru. Pada 2015, diperkirakan akan terdapat 10.000 dokter baru. Walau, negara ini masih mengalami krisis dokter di wilayah-wilayah terpencil. Bersyukurlah bagi kita yang dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan.

Kamu sebagai pasien memiliki hak ketika berobat. Hak-hak ini sebaiknya dipenuhi supaya pengobatan yang diberikan bersifat optimal. Tentu dokter pada praktek sehari-harinya telah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Namun, kadang-kadang pengobatan menjadi tidak optimal akibat berbagai faktor salah satunya kurang patuhnya pasien. Kebanyakan pasien tidak mau menuruti saran pengobatan dari dokter akibat kurang memahami penyakitnya dan terjadi miskomunikasi.

Penting untuk menjadi cerdas sebelum ke dokter. Dengan menjadi pasien cerdas, harapan untuk menjadi tidak sekedar sehat tapi juga optimal dalam beraktivitas sehari-hari akan lebih besar peluangnya. Perlu dicatat, dokter bukanlah Tuhan yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Mereka hanya manusia biasa yang berusaha menjadi perantara untuk menyembuhkan sesuai dengan keilmuan yang dimiliki.

Berikut adalah hak yang kamu punya ketika berobat ke dokter

 <>1. Mengetahui Apa Penyakit Kamu
Menderita Penyakit

Menderita Penyakit via http://www.sgihealth.com

Salah satu kunci agar pasien patuh berobat dan mau menjalani pengobatan dengan sepenuh hati ialah mengatahui apa penyakit yang sedang diderita. Terkadang, karena terlalu fokus melakukan pemeriksaan dan memikirkan pengobatan, memberikan penjelasan kepada pasien menjadi hal yang missed.

Jangan malu untuk menanyakan apa penyakit kamu. Dokter berkewajiban untuk menyampaikan informasi seterang-terangnya tanpa ada yang ditutupi. Mungkin informasi yang diberikan bisa amat rahasia demi kepentingan kamu sebagai pasien, sehingga ia mungkin akan meminta persetujuan kamu untuk diberitahukan kepada keluarga atau tidak.

Ketika telah diberi tahu penyakitnya, dan jika ternyata penyakitnya termasuk kategori gawat atau sulit untuk disembuhkan, pasien beserta keluarganya harus memiliki mental yang kuat untuk menerimanya. Kondisi jiwa yang tidak kuat akan menolak kenyataan yang ada, atau dikenal dengan istilah denial. Kondisi denial tidak akan membuat proses pengobatan lebih baik.

<>2. Memahami Rencana Terapi yang Diberikan
Dokter Mewawancara Medis Pasien

Dokter Mewawancara Medis Pasien via http://www.superpadres.com

Jangan pernah ragu untuk bertanya obat apa yang tengah diberikan. Hak pasien untuk mengetahui efek kerja dari obat tersebut dan efek sampingnya. Seseorang akan lebih mau patuh apabila ia dijelaskan tentang pengobatan yang sedang ia jalani. Jika dokter meresepkan berbagai macam obat, silakan tanyakan obat apa saja yang diberikan dan apa efek kerjanya.

<>3. Memilih Alternatif Terapi yang Ada

Suatu penyakit terkadang memiliki beberapa macam alternatif terapi. Begitu pun terdapat beberapa alternatif obat yang mampu mengobati penyakit tersebut. Ada banyak pertimbangan ketika menentukan terapi, seperti efektivitas obat, efek samping yang dapat muncul, kondisi-kondisi tertentu pada pasien yang membuatnya tidak bisa atau tidak cocok untuk diberikan obat, dan juga masalah biaya.

Dokter akan mempertimbangkan hal-hal di atas ketika menentukan pengobatan. Meski demikian, pasien berhak mendapat penjelasan tentang pilihan-pilihan yang ada. Pasien juga berhak menentukan jenis yang mau ia gunakan. Keputusan untuk menggunakan pengobatan A atau B ada di tangan pasien. Adanya penjelasan yang baik dari dokter dan juga pemahaman yang baik dari pasien akan semakin menunjang terapi yang optimal

<>4. Menanyakan Terapi Nonfarmakologis/Nonobat-obatan yang Bisa Dilakukan Sehari-hari
Olahraga bagi Penderita Hipertensi

Olahraga bagi Penderita Hipertensi via http://4.bp.blogspot.com

Tidak semua penyakit melulu harus disembuhkan dengan obat. Perubahan gaya hidup dapat sangat menunjang terapi bahkan meningkatkan kualitas hidup. Seorang yang menderita hipertensi akan lebih bisa memiliki tekanan darah yang terkontrol dengan membatasi konsumsi garam selain meminum obat. Penderita kecing manis (diabetes mellitus) bisa mencapai kadar gula darah yang memuaskan apabila membarengi konsumsi obat antidiabetes dengan olah raga atau pembatasan konsumsi kolesterol. Orang yang menderita rematik akan terus mengalami nyeri sendi jika masih terus makan jeroan.

Begitu seterusnya.

Pengobatan umum seperti di atas sebaiknya tidak dianggap remeh. Banyak penelitian yang menunjukkan terapi farmakologis yang dibarengi dengan terapi umum lebih bisa meraih hasil yang memuaskan.

<>5. Memahami Peluang Kesembuhan
Dokter Mengedukasi Pasien

Dokter Mengedukasi Pasien via http://cdn.thyroid.com.au

Setiap penyakit memiliki peluang kesembuhan masing-masing. Istilah yang dalam dunia medis dikenal sebagai “prognosis” ini bisa berbeda-beda walau penyakitnya sama. Hal ini tergantung dari tingkat keparahan, seberapa cepat ia ditangani, peyulit yang ada, dan respon terhadap pengobatan yang berbeda-beda tiap orang. Ada 3 komponen untuk prognosis, yaitu peluang untuk hidup, peluang fungsi suatu organ untuk berfungsi normal, dan peluang suatu penyakit untuk berulang (pada penyakit kulit). Tiap komponen tersebut memiliki 3 peluang, yaitu baik, meragukan, dan buruk.

Ada penyakit yang memang tidak akan pernah sembuh. Penyakit itu akan terus ada. Pengobatan diberikan untuk mencegah penyulit yang dapat mengakibatkan kematian, pasien dapat beraktivitas, dan bisa melaksanakan fungsi dasarnya sebagia manusia (seperti makan, berjalan, ke kamar mandi) tanpa bantuan orang lain. Seorang dengan penyakit seperti hipertensi, kencing manis, dan gagal jantung akan terus mengonsumsi obat seumur hidup. Jika tidak, orang tersebut mengalami penyulit (komplikasi) yang berbahaya, mengganggu aktivitas fungsional, hingga kematian.

Tanyakanlah pada dokter mengenai prognosis dari penyakit yang sedang diderita. Untuk penyakit yang ringan dan dapat tertangani, umumnya prognosisnya baik jika pengobatan diikuti dengan disiplin. Jika seorang dalam kondisi gawat, dokter umumnya akan menyampaikan informasi kepada keluarga seberapa besar kemungkinannya untuk diselamatkan. Pada beberapa kondisi penyakit tertentu, dokter juga akan menjelaskan bahwa terapi yang diberikan hanyalah bersifat suportif. Sang penyakit belum ada yang bisa menyembuhkan dan suatu waktu pasien dapat mengalami perburukan hingga mengalami kondisi gawat.

Komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien dan keluarga pasien sangat dibutuhkan di sini.

<>6. Mencari Second Opinion dari Dokter Lain yang Sesuai Bidangnya
Seeking Second Opinion

Seeking Second Opinion via https://edc2.healthtap.com

Adalah hak pasien untuk menyampaikan ke dokter yang merawatnya bahwa ia mau mencari pendapat dokter lain. Ilmu kedokteran adalah seni. Tidak ada penyakit yang benar-benar memliki pengobatan yang baku atau saklek. Tiap dokter akan memiliki pertimbangannya masing-masing. Karena itu, tidak heran jika penyakit yang sama oleh tiap dokter bisa berbeda-beda pengobatannya.

Jika anda merasa ragu, atau misalkan merasa penyakit anda tidak sembuh juga padahal sudah terus berobat, carilah second opinion. Secara etika, jika kamu sedang dalam tanggung jawab perawatan oleh seorang dokter, dan mencari opini kedua dari dokter lain, maka dokter kedua tersebut hanya akan memberikan saran. Tanggung jawab pengobatan dan perawatan tetap ada pada dokter pertama. Kecuali, kamu sebagai pasien memutuskan untuk tidak lagi dirawat atau diobat oleh dokter pertama tersebut.

Second opinion juga bermanfaat ketika kamu merasa curiga ditipu oleh pelayanan kesehatan abal-abal. Beberapa tahun lalu sempat beredar klinik kandungan yang gampang sekali melakukan operasi kista. Maksud hati hanya hendak memeriksakan diri, tiba-tiba diminta untuk operasi kista dan menjalani terapi hingga jutaan rupiah. Jika muncul rasa curiga, carilah pendapat kedua ke dokter atau pelayanan kesehatan yang memang sudah jelas keberadaannya.

Hal yang perlu ditekankan ialah jika mencari pendapat dokter lain, tanyakanlah ke dokter yang memang sesuai bidangnya. Jika kamu menderita penyakit jantung, tanyakanlah ke dokter jantung. Jika menderita gangguan penglihatan, konsultasikanlah ke dokter mata. Jika anak yang sedang sakit, datanglah ke dokter anak. Dan seterusnya.

<>7. Mendiskusikan Temuan Kamu tentang Penyakit yang Sedang Diderita dari Suatu Sumber (misal: internet) dengan Dokter
Komunikasi Dokter dengan Pasien

Komunikasi Dokter dengan Pasien via http://www.fda.gov

Kini zaman begitu maju. Revolusi informasi bergerak begitu cepat. Segala sesuatu bisa dicari dan diketahui cukup dengan mengeluarkan gadget dari saku. Informasi mengenai kesehatan dan penyakit pun berseliweran di dunia maya. Orang awam pun sudah bisa mengetahui istilah-istilah penyakit darinya.

Perlu ditekankan di sini bahwa informasi dari internet tidak akan pernah bisa menggantikan posisi dokter. Sekalipun artikel tersebut memaparkan terapi yang ada, dokterlah pihak yang paling bisa menentukan pengobatan yang sesuai. Jika merasa temuan kamu berbeda dengan apa yang disampaikan dokter, maka tanyakanlah. Seseorang untuk menjadi dokter akan menjalani pendidikan ketat selama 5-6 tahun, tentu tidak bisa dibandingkan dengan orang yang hanya mencari informasi dari internet selama 5-6 menit.

Jika tengah menderita suatu gejala, silakan untuk searching tentangnya di dunia maya. Seorang pasien yang sudah tahu sekilas terlebih dahulu bahkan memahami penyakitnya, ketika berobat, akan memudahkan tugas dokter dalam memberikan pelayanan

<>8. Menolak Tindakan Pemeriksaan atau Pengobatan

Ini adalah hak dasar setiap pasien. Dokter akan menyarakan tindakan atau terapi demi kebaikan pasien. Ada berbagai macam pilihan terapi yang bisa dilakukan, dan di antara sekian pilihan tersebut, dokter akan memilih salah satu yang dianggap paling baik bagi pasien. Terkadang, pilihan yang paling disarankan dirasa paling berat, misal operasi

Memang ada berbagai pertimbangan ketika seseorang akan mendapat tindakan pengobatan. Ia bisa saja menolak untuk dirawat atau diobati atas dasar kesadarannya sendiri secara penuh. Sangat dianjurkan bagi pasien untuk mengikuti saran dari dokter, demi kebaikan pasien itu sendiri. Namun jika tetap menolak, itu sepenuhnya hak pasien. Dokter akan meminta persetujuan pasien secara tertulis bahwa pasien menolak diperiksa atau diterapi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sekarang sedang bekerja sebagai dokter PTT di RSU Bintuni, Papua Barat

CLOSE