Instagram Jadi Media Sosial Paling Buruk Bagi Kesehatan Mental

Popularitas Instagram di kancah media sosial memang tidak pernah ada habisnya. Pengguna Instagram di seluruh dunia per Juni 2020 telah mencapai lebih dari 900 juta orang. Bahkan di Indonesia, jumlah penggunanya sudah hampir tembus 100 juta orang per Juni 2021. Angka yang luar biasa, bukan? Tapi di balik popularitasnya, tersimpan sebuah fakta mengerikan yang mungkin tidak pernah kita sadari sebelumnya. Yaitu bahwa Instagram adalah media sosial yang membawa dampak terburuk bagi para pengguna, khususnya pada pengguna kelas berat.

Fakta ini ditemukan oleh sebuah lembaga penelitian asal Inggris bernama Royal Society for Public Health (RSPH) yang dilakukan pada tahun 2017 silam. RSPH melakukan penelitian kepada 1.429 responden dan kemudian ditemukan fakta bahwa Intagram membawa dampak yang lebih buruk dibandingkan dengan media sosial lain. Dampak buruk itu mempengaruhi kesehatan mental dan mampu menurunkan kualitas hidup seseorang. Wah serem banget. Apa aja ya?

1. Memicu depresi dan kecemasan

Photo by Vickie Intili from Pexels

Photo by Vickie Intili from Pexels via https://www.pexels.com

Penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama Instagram, dapat membawa kamu pada gangguan depresi maupun kecemasan. Kenapa? Karena kamu akan terus-terusan terpapar realita semu yang belum tentu benar seperti yang kelihatannya.

Apakah mungkin tayangan 15 detik di Insta Story mampu menggambarkan keseluruhan hidup seseorang? Jawabannya pasti tidak. Hal ini karena orang cenderung hanya akan menampilkan sisi menyenangkan di hidupnya di media sosial.

Depresi dan kecemasan bisa membawa pengaruh luar biasa bagi kehidupanmu. Kamu akan merasa kewalahan karena memikirkan segala sesuatu dan menyimpan kekhawatiran yang berlebih.

Saat mengalami gangguan salah satu atau kedua hal tersebut, kualitas hidupmu bisa merosot. Kamu jadi cenderung memilih untuk menyendiri, menghindari interaksi dengan orang lain, bahkan bisa menurunkan produktivitas keseharian kamu.

2. Mengganggu kualitas tidur

Photo by cottonbro from Pexels

Photo by cottonbro from Pexels via https://www.pexels.com

Apa kamu suka scrolling Instagram sampai tengah malam atau bahkan dini hari? Hati-hati, itu tandanya kamu sudah mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur tentu akan memperburuk kualitas tidurmu. Kualitas tidur sangat berhubungan dengan tingkat kesehatan fisik maupun mental.

Kalau kualitas tidur kamu kurang baik, maka kesehatan fisik dan mental kamu akan rentan terganggu. Sebab, tidur akan membantu otak dan tubuh kita untuk mempersiapkan diri untuk melakukan segala aktivitas selama kita bangun, serta untuk mengistirahatkannya setelah lelah bekerja sepanjang hari.

Sementara, kurang tidur ataupun memiliki tidur yang kurang berkualitas bisa mempengaruhi banyak aspek. Kamu rentan terjebak dalam siklus yang tidak sehat. Siklus yang dimaksud adalah seperti ini: Kamu kurang tidur lalu kamu akan mengalami kondisi kelelahan. Karena merasa lelah, kamu jadi kesulitan untuk menjalani hari dengan baik. Setelah itu, kamu merasa gagal atau tidak berharga karena harimu terlewatkan begitu saja, lalu kamu jadi merasa stres lantaran terus memikirkan hal itu. Kamu kesulitan tidur di malam hari karena pikiranmu terganggu dan kamu kemudian merasa semakin lelah keesokan harinya.

3. Kepercayaan dirimu menurun

Photo by Ivan Samkov from Pexels

Photo by Ivan Samkov from Pexels via https://www.pexels.com

Apa selama ini kamu sudah merasa cukup baik dengan penampilan kamu? Kalau sudah, wah selamat, ya! Artinya kamu sudah punya kepercayaan diri yang bagus. Tapi kalau belum, bisa jadi penyebabnya karena kamu membandingkan penampilan kamu dengan orang lain yang kamu lihat di Instagram.

Hal ini bisa terjadi karena kamu terpengaruh oleh tampilan visual menarik di Instagram yang memperlihatkan dan melanggengkan standard kecantikan, bentuk tubuh ideal, serta representasi gaya hidup sehat.

Tahukah kamu bahwa sebanyak 7 dari 10 pengguna juga dikabarkan memandang rendah tentang tubuh mereka sendiri sebagai akibat dari penggunaan Instagram? Semoga kamu tidak termasuk 7 dari 10 orang itu, ya!

4. Berperilaku membanding-bandingkan

Photo by Budgeron Bach from Pexels

Photo by Budgeron Bach from Pexels via https://www.pexels.com

Aduh wajah dia kok mulus banget ya, wajahku jerawatan.

Dia udah sukses, kok aku nggak bisa ya?

Dia bisa liburan ke situ dan aku cuma diem di rumah aja.

Nah, apakah pikiran-pikiran semacam itu pernah terbesit di pikiran kamu? Kalau pikiran seperti itu sampai muncul, artinya kamu sudah terperangkap dalam realita semu, yang kenyataannya belum tentu seperti yang kamu lihat di media sosial.

Tidak masalah kok kalau wajahmu jerawatan, itu sangat normal. Perihal kesuksesan, setiap orang punya standard dan porsi yang beda, punya lintasan, garis start, dan garis finish yang berbeda juga. Daripada cuma berdiam diri dan sibuk melihat orang lain yang sudah mencapai garis finish-nya, lebih baik kita mulai berlari saja di lintasan kita sendiri.

Kita tidak sedang berlomba dengan orang lain. Kita hanya sedang berlomba dengan diri kita sendiri. Serta liburan di rumah juga tidak ada salahnya. Berkumpul dengan keluarga juga bisa menjadi kemewahan tersendiri.

5. Menimbulkan efek FOMO

Photo by SHVETS production from Pexels

Photo by SHVETS production from Pexels via https://www.pexels.com

FOMO adalah singkatan dari fear of missing out. Kalau diartikan, FOMO berarti adanya perasaan takut tertinggal dari orang lain. FOMO bisa kamu rasakan ketika kamu melihat orang lain bisa meraih hal yang membanggakan atau melakukan hal menyenangkan yang tidak bisa kamu lakukan.

Mereka bisa melakukan semua hal itu meskipun tanpa ada kamu di sana. Kalau sudah mengalami FOMO, kamu jadi tidak mood menjalani hari, bahkan kamu merasa tidak puas dengan hidup yang kamu miliki. Kamu juga jadi semakin ingin ikut-ikutan orang lain karena kamu tidak ingin merasa ketinggalan.

Semua hal di atas bisa kamu alami kalau kamu menggunakan media sosial, terutama Instagram, secara berlebihan, yaitu lebih dari dua jam setiap hari. Melihat konten orang lain yang sedang menikmati waktu liburan, nongkrong bersama teman-teman, atau melakukan hal menyenyangkan lainnya secara terus-menerus akan membuat kamu merasa tertinggal. Kamu akan merasa hidupmu tidak bahagia, tidak seperti kehidupan orang lain. Melihat konten orang lain yang memamerkan prestasi ataupun harta benda juga punya efek yang sama.

Jadi daripada waktu kita habis untuk bermain Instagram, lebih baik kita gunakan untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Mengembangkan diri, me time, mencoba hal baru, atau main sama kucing mungkin? Ada begitu banyak pilihan kegiatan menyenangkan yang bisa kamu lakukan daripada sekedar berselancar di Instagram.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswa tingkat akhir yang lagi skripsian. Suka berbagi informasi seputar kesehatan mental dan komunikasi interpersonal, serta hal-hal lain yang masih relevan. Lebih suka menuangkan isi kepala ke dalam tulisan karena lebih enak aja gitu.